*
*
Tamparan keras mendarat di pipi Abaddon. Abaddon tentu tidak merasakan sakit sama sekali. Tapi dia bertanya pada dirinya, kenapa ada seorang manusia yang dengan beraninya, menamparnya di kali pertama dia bertemu dengannya?
"Apa yang kamu lakukan?" Abaddon masih tersenyum. Suaranya juga masih terdengar normal dan sama sekali tidak menunjukkan perasaan apa pun.
Gadis itu menatap Abaddon. Kali ini wajahnya terlihat bingung dan resah. "…Kamu tidak mengingat siapa aku?"
Abaddon menarik satu alisnya ke atas. Memandang gadis itu lebih seksama. Sekarang dia dapat menyadari jika wajah gadis itu tidak asing untuknya. Tapi dia sama sekali tidak mengingat siapa gadis itu. Dan Abaddon berfikir apa mungkin gadis itu salah satu dari wanita yang dia pernah kencani? Tapi ini bahkan bukan negara yang sama dengan tempatnya tinggal baru-baru ini.
"Kamu tidak ingat?" gadis itu bertanya lagi.
"Maaf nona-"
"Kamu benar tidak ingat siapa aku?" Ucapnya lebih keras. Kini air mata mulai mengalir dari pelupuk mata gadis itu.
Abaddon tidak menjawabnya. Dia merasa sangat bosan dan ingin secepatnya pergi.
"…Aku Sakura. Kamu tahu? Aku salah satu idola yang pernah memenangkan pemilihan gadis remaja paling cantik beberapa tahun lalu." Dia menatap lekat Abaddon. Seakan masih ada yang ingin dia katakan padanya. "…Kamu benar tidak ingat?"
"Ah artis." Abaddon mengangguk dan tertawa kecil. Dia memang telah beberapa kali bertemu dengan artis. Dan banyak artis yang memang memiliki kepribadian yang sangat menjengkelkan. Dia mendekat pada wajah gadis itu. "Lalu apa permintaanmu? Lebih cantik? Lebih populer-"
Kalimat Abaddon terhenti saat gadis itu malah memeluknya.
Abaddon merasa ini semakin menjengkelkan. Tangannya terangkat ke atas saat pelukan itu datang. Seakan tangannya tidak tahu harus melakukan apa. "Hei-"