Chereads / Devara / Chapter 14 - Special Gift

Chapter 14 - Special Gift

Ara masuk kedalam cafe dan menemukan Efa yang duduk di meja paling pojok.

" Sorry, lama ya Fa "

" Enggak kok. Lo mau langsung pesen atau gimana? "

" Iya deh gue pesen dulu "

Setelah membawa pesanan nya mereka mulai ngobrol.

" Gue mau ngomong sesuatu tapi cukup gue dan lo aja yang tau untuk saat ini " Efa memulai pembicaraan.

" Gue... Gue pacaran Ra " seketika Ara tersedak minuman. Berita ini mengejutkan karena sejauh mata memandang Ara atau pun yang lain tidak pernah melihat Efa dekat dengan laki-laki manapun. Selain geng mereka.

" Sejak kapan? Wah... Parah si Fa lo baru kasih tau gue sekarang " Efa tersenyum.

" Sebenarnya gue udah kenal dia 3 bulan lalu kita kenalan di sosmed. Karena saat itu status kita belum jelas jadi gue gak bilang apapun ke kalian. Dan saat foto yang lo ambil itu tepat hari jadian gue sama dia. Dan malam ketika Dev undang ke pesta nya dia ngajak gue untuk makan malam di luar juga.

Dan gue ajak lo kesini juga mau kenalin langsung pacar gue ke lo. Gue minta pendapat lo tentang dia dan... Menurut lo apa anak-anak juga akan welcome ke dia? "

" Fa, gue sama anak-anak gak mempermasalahkan kaya gimana pasangan lo. Dari dulu kan lo juga tau gak ada kriteria khusus untuk kami nerima pasangan satu sama lain kan?

Cuma satu, lo cinta sama dia begitupun sebaliknya. Dan yang terpenting dia gak nyakitin salah satu dari kita itu yang penting Fa, kalau emang pacar lo baik kita terima kita welcome " jawab Ara penuh kasih sayang.

Terpancar dari sorotan mata Ara yang menenangkan.

" Terus dimana dia? " Tanya Ara.

" Masih dijalan sebentar lagi sampe "

Selama 5 menit menunggu laki-laki itu belum sampai juga. Ara pun berpamitan sebentar ke toilet. Sedangkan di luar Efa cemas kenapa laki-laki ini belum juga sampai.

" Hei... Maaf telat " suara itu membuat Efa mengangkat wajahnya dan tersenyum karena sosok laki-laki yang berdiri di hadapannya.

" Macet di jalan? " Tanya Efa.

" Ya. Temen kamu jadi datang? " Tanya Laki-laki itu sambil melirik tas di hadapan mereka.

" Iya, dia lagi ke toilet sebentar. Mau pesan makanan atau minuman? "

" Aku aja yang pesan tunggu ya "

Pacar Efa pamit untuk memesan minuman dan makanan. Dan saat itu juga Ara keluar dari kamar mandi.

" Fa, pacar lo udah di mana? " Tanya Ara.

" Udah dateng, tapi lagi pesen dulu " Ara mengangguk paham lalu menunggu lagi. Namun, notifikasi masuk kedalam ponselnya. Ternyata yang mengirim pesan adalah Dev.

Tidak lama datanglah pacar Efa.

" Ra, kenalin Deon. Ini sahabat aku Ara " Ara pun bangun dan membalas juluran tangan Deon.

Deon laki-laki tinggi kulitnya tidak terlalu putih, rambutnya hitam, matanya berwarna coklat.

" Deon "

" Ara "

Mereka duduk bersama. Keadaan canggung sebentar. Namun, Ara membuka suara untuk mencairkan suasana.

" So... Ketemu Efa dimana? " Efa memasang wajah bingung. Padahal tadi sudah di jelaskan tapi Ara berbicara lewat mata seakan-akan berkata it's okay.

" Sosial media. Gue follow dia terus gak lama gue beraniin diri untuk chat dia "

" Oh.. sekolah dimana? "

" Gue udah kuliah " Ara sedikit terkejut.

" Oh?! Yaampun sorry, dari penampilan masih keliatan kaya anak sekolah soal nya, hehehe " Ara mengamati penampilan Deon dari atas sampai bawah.

" Permisi, mas ini pesanan nya "

" Oh, iya terimakasih "

" Usia kita beda 3 tahun Ra " ucap Efa.

" Ah, gak terlalu jauh itu mah. Kadang pasangan yang usia nya beda bisa lebih balance "

" Udah punya pasangan juga? " Tanya Deon tiba-tiba. Ara sedikit kurang nyaman ketika orang yang baru dikenal langsung bertanya masalah pribadinya.

" Em... Ya " Jawab Ara singkat dan padat.

" Dia mah bukan pacaran lagi tapi udah tunangan " Ara langsung melotot ke arah Efa.

" Wah... Kalian masih SMA kan? Kelas 11 akhir? Hebat banget udah tunangan. Pasangan nya lebih dewasa? " Ketika Efa melirik Ara untuk menjawab Ara menggeleng.

" Ya... Udah takdir nya gitu " jawab Ara mulai tidak suka dengan obrolan mereka. Sepertinya ini saat yang tepat untuk minta jemput Dev.

" Em... Sorry, gue permisi sebentar mau telfon "

" Oh ya silahkan "

Ara berjalan keluar cafe dan langsung menelfon Dev.

" Ayo Dev... Angkat selametin gue dari sini " beberapa saat panggilan nya pun di angkat.

" Hallo? "

" Dev, lo udah rapih? "

" Udah "

" Jemput gue sekarang ya. Sekarang banget di tempat yang gue kirim alamatnya "

Dev yang disana merasa Ara terburu-buru dari nada suara nya.

" Are you okay Ra? Kamu masih sama Efa kan? "

" Iya. Gue baik-baik aja, cuma... Suasana cafe nya aja yang gak bikin gue betah "

" Yaudah. Aku jalan sekarang, tunggu ya "

" Iya, dah... "

Sambungan telfon terputus Ara kembali masuk kedalam. Ia berusaha menenangkan diri nya dan kembali ngobrol dengan mereka.

20 menit kemudian ponsel Ara mendapat notifikasi dari Dev. Dia bilang sudah dekat dari cafe.

" Eum... Fa, Deon gue harus cabut duluan deh ada janji lain lagi soalnya "

" Oh iya gak apa-apa Ra. Makasih udah temenin gue " ucap Efa.

" Naik apa Ra? " tanya Deon.

" Di jemput. Gue duluan ya, bye... "

Ara langsung pergi dari hadapan mereka dan memilih menunggu Dev di depan toko buku samping cafe. Dari kejauhan Ara melihat mobil Dev yang mendekat ia pun menelfon Dev.

" Hallo, Ra aku udah di depan cafe "

" Gue di depan toko buku nya Dev. Liat gak? " Ara melambaikan tangan nya.

" Oh... Perempuan cantik yang pake rok jelas aku liat "

" Ish! Bisa-bisa nya ya lo gombal "

Tut...

Ara mematikan ponsel secara sepihak. Lalu langsung masuk kedalam mobil.

" Loh, Efa nya mana? " Tanya Dev karena Ara seorang diri.

" Udah balik duluan "

" Oh... Okay, So... Aku mau ajak kamu ke suatu tempat. Can we go? "

" Yes... "

Jawab Ara dengan senyum mengembang. Selama perjalanan mereka bernyanyi bersama mengikuti lagu yang diputar dari radio mobil.

Langit malam ini begitu indah rasanya sayang jika harus menutup jendela.

" Dev gue buka kaca mobil boleh? "

" Tentu "

Ara membuka sedikit kaca mobil untuk melihat ke langit. Melihat pemandangan malam hari adalah hal yang sangat Ara sukai.

Karena malam hari jauh lebih indah dan berwarna. Angin malam terasa berbeda, seakan-akan menyapu lembut hati nya.

Mobil Dev memasuki sebuah gedung yang terdapat supermarket di dalam nya dan beberapa toko pakaian serta restoran.

" Tempat apa ini? " Tanya Ara ketika keluar dari mobil.

" Ya... Bisa di bilang Mall " Mereka masuk kedalam sama-sama dengan posisi tangan Dev yang menggenggan tangan Ara.

Karena dinding lift nya terbuat dari kaca semua Ara bisa melihat isi keseluruhan mall. Sampailah mereka di lantai paling atas. Yaitu Rooftoof.

" Selamat datang " sapa pelayan yang menyambut mereka.

" Malam, saya yang sudah reservasi mbak "

" Silahkan masuk mas "

Mereka pun masuk dan betapa bahagia nya wajah Ara ketika melihat pemandangan yang ada di depan matanya.

Pemandangan malam kota jakarta. City light, terlihat jelas di kedua matanya. Angin malam yang tidak begitu kencang menyambut kehadiran mereka.

" This is my promise. My gift " ucap Dev disamping nya. Ara menoleh dan baru tersadar kalau hanya ada mereka disana.

" Jangan bilang... Lo sewa tempat ini? " Dev mengangguk.

" Aku hanya ingin memberikan kamu ketenangan saat memandangi hal yang kamu suka " ucap Dev sambil melihat pemandangan di depannya.

Semuanya terlalu sempurna jika hanya untuk hadiah karena Ara berhasil menyelesaikan remedial matematika. Apakah ada hal lain yang membuat Dev melakukan ini semua?

Dev melihat ke arah pelayan memberikan isyarat untuk membawakan mereka makanan yang sudah di pesannya. Ke dua nya kini telah duduk berdampingan menghadap pemandangan malam.

Untung Ara memakai cardigan kalau tidak bisa masuk angin karena hanya memakai crop top tanpa lengan.

" Dev... Kalau ini hadiah karena gue ngerjain remedial mtk ini... Terlalu berlebihan. Kapan lo urus ini? Sedangkan kerjaan lo juga banyak kan sebagai ketua pelaksanaan acara kelulusan? "

" Sesibuk apapun aku akan mencari cara bagaimana aku menemukan kebahagiaan aku lagi. Dan kamu adalah kebahagiaan aku jadi tidak ada alasan untuk tidak melakukan nya " Ara menatap kedua bola mata Dev.

Laki-laki di depannya ini benar-benar tulus. Tatapan nya menenangkan. Namun, semakin lama ia menatap mata itu Ara menemukan sesuatu yang menjanggal.

"  Is there anything else you want to say? " Tanya Ara. Dev langsung memutuskan tatapan nya dari Ara ke arah lain.

" Y... Yeah, i have something for you " Dev pergi ke meja barista dan mengambil sebuah paper bag berukuran sedang serta buket bunga yang ia siapkan untuk Ara.

" For you... " Ara menerima kedua hadiah tersebut. Membuka kotak yang ada didalam paper bag. Ternyata sebuah Snowglobe karakter dari sebuah film Disney yaitu Brave.

" Aku memesan nya ketika tau barang itu akan di pasarkan. Aku membeli itu karena she's like you. Strong, stubborn, of course brave like the title, smart and... Beautiful. And the flower that's your favourite " bunga yang diberikan Dev untuk Ara adalah bunga matahari.

Ara tersenyum dan bahagia menerima semua hadiah itu.

" I... Ya, this perfect. I... I'm so happy but... Hati gue ngerasa ada hal lain. Apa yang lo sembunyiin Dev? Jujur sama gue "

Dev menatap Ara nanar. Berita ini mungkin sangat mengejutkan dan mungkin Ara juga tidak akan suka mendengar nya.

Dev Gift