Sebenarnya malam ini Ara memiliki janji dengan Louis untuk membahas pertandingan yang akan segera di laksanakan. Namun, karena bodyguard kakeknya masih terus mengikuti Ara mereka putuskan untuk tidak bertemu dan membahasnya melalui telfon.
" Kondisi lo gimana? " Kabar Ara kecelakaan sudah terdengar di telinga Louis.
" Ya... Masih seperti kemarin. But, don't worry. Fokus sama pembahasan kita aja "
" Oke... gue punya dua saran untuk identitas lo. Pertama, kalau lo mau sembunyikan identitas asli, gue akan buat KTP palsu untuk lo pakai identitas orang lain "
" Maksudnya? "
" I have secret data. Gue akan pakai data orang lain untuk lo tapi tetap dengan wajah lo. Kedua, lo tetap pakai identitas asli lo, latar belakang keluarga lo dan gue buat mereka keep silent kepada publik tentang identitas lo gimana? "
" Gue pake identitas asli " setelah berfikir panjang selama beberapa hari Ara mengambil keputusan tersebut. Ia tahu bahwa pilihan ini akan dipertanyakan oleh Louis.
Bagaimanapun juga pertarungan ini adalah antara dia dan seseorang yang menyebabkan kematian kakak nya. Ia bertarung membawa nama mendiang kakaknya.
" Are you seriously? "
" Ya. Gak ada alasan untuk menutupi identitas sebagai adik kandung Reynold Alton "
Di sebrang sana Louis tersenyum.
" That's my girl. Oke, kalau begitu tim kita akan masuk ke perlombaan ini.
The war has begun... "
" Ya. Finally "
Ara melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengirimkan hadiah dari nya untuk seluruh warga sekolah.
" Bang, gue tutup telfon nya boleh? Ada yang harus gue lakuin "
" Sure. Kita berjuang bersama sampai mendapatkan kemenangan. Good night sweety "
" Good night... "
Sambungan telfon tertutup. Ara menuju room chat angkatannya dan mengirim video interogasi serta rekaman CCTV ketika kecelakaan itu terjadi. Selain ke grup angkatannya Ara juga mengirim video tersebut kepada kepala sekolah, beberapa guru serta grup kelompok yang terdapat anak kelas 10 dengan pesan ' Tolong sebarkan ke kelas kalian masing-masing '
Perlu di ketahui. Hasil penyelidikan yang dilakukan Topan mendapatkan hasil setelah dua hari. Pelaku yang hampir nyerempet mobil Gavin saat itu dan pelaku yang nyerempet motor Iki adalah suruhan Clara.
Mereka di perintahkan untuk membuat Ara celaka bahkan mati. Dan untuk mendapatkan sebab Clara melakukan ini semua adalah dengan menginterogasi kedua teman nya terutama Clara.
Dan Ara sudah mendapatkan semua jawaban nya hasil interogasi dia dengan kedua teman Clara beberapa menit lalu di rumah kontrakan kosong milik orang tua Iki.
Dan saat ini ia masih ada di tempat itu bersama Aldan, Gavin, Iki dan juga Danish. Setelah pesan itu tersebar langsung banyak pesan masuk kedalam ponselnya.
Semua tampak terkejut, ada yang langsung mengeluarkan sumpah serapah nya untuk Clara, dan mengatakan hal-hal buruk untuk Clara. Ia kembali masuk kedalam rumah dan melihat ekspresi Clara yang sudah sangat marah.
Namun, perempuan itu tidak bisa berbuat apapun karena tubuhnya di ikat tali. Ara mengambil kursi dan duduk di hadapan Clara.
" Sialan, kenapa lo kasih tau mereka semua hah?! "
Clara merasa posisinya sangat terancam. Bagaimana tidak tinggal hitungan hari ia melaksanakan kelulusan? Ia takut kejadian ini akan mempengaruhi kelulusannya.
" Maka nya kalau cari lawan itu yang setara. Minimal lo tau latar belakang lawan lo, ataupun kelemahan nya. Penjahat baru memang perlu belajar lagi, You're no match for me bitch! Lo berani cari masalah sama gue, gue tuntasin sampai selesai "
Ara memajukan badan nya sedikit kedepan lalu mengangkat lengan kirinya dan menunjuk cincin yang melingkar di jari manisnya sambil berkata.
" He's mine. Remember that " Ara memberikan senyuman jahat nya sebelum pergi meninggalkan rasa kesal, dan marah di lubuk hati Clara.
Apa kalian bisa menebak kenapa Clara ingin menyingkirkan Ara? Ya! Karena Dev. Sejak Dev masuk sekolah Clara sudah menargetkan Dev untuk di jadikan kekasih terlebih setelah kabar tersebar bahwa Dev adalah anak dari salah satu pemilik sekolah.
Obsesinya untuk memiliki Dev dan juga hartanya membuat ia penasaran tentang masalah pribadi Dev. Sampai di suatu hari ketika menjelang LDK ketika semua anggota OSIS maupun calon OSIS rapat tidak sengaja Clara melihat satu pesan masuk dari seseorang dengan kalimat penuh perhatian di tambah nama kontak nya ' My Queen '
Membuat Clara berfikir pemilik nomor tersebut memiliki hubungan khusus dengan Dev. Sehingga ketika malam LDK saat semua alat elektronik di kumpulkan Clara nekat memeriksa ponsel Dev yang tidak di beri sandi apapun.
Ia mencari nama kontak tersebut dan ketika melihat nomor nya dan terdapat beberapa grup yang bersangkutan dengan sekolah membuat Clara yakin perempuan itu berasal dari sekolah Pramah.
Sampai ia menemukan satu grup yaitu grup chat geng nya Ara disitulah Clara mengetahui bahwa Dev dan juga Ara memiliki hubungan khusus.
Rasa ingin menyakiti Ara sudah dimulai sejak malam itu. Dan satu bukti kuat lagi yang membuat Clara semakin marah dengan hubungan mereka adalah ketika Dev sedang melakukan presentasi mengenai program kerja yang akan ia lakukan Dev tidak sadar bahwa kalung yang selama ini ia masukan kedalam pakaian terlihat secara tidak sadar.
Kalung yang memiliki cincin sebagai liontin nya. Di situlah puncak kemarahan Clara hingga memutuskan untuk menyelakai Ara. Dan benar saja dugaan Clara mereka memiliki cincin yang sama ketika Ara menunjukkan nya di depan matanya.
Setelah selesai dengan Clara mereka semua berkumpul di rumah Shera.
" Gue pengen tau tu perempuan masih punya muka gak dateng ke acara kelulusan " celetuk Iki.
" Ada dua kemungkinan sih. Dateng atau gak dateng, perempuan sakit jiwa kaya gitu kadang udah gak punya malu " jawab Rhaka.
" Sstt... Udah-udah, jangan bicarain itu terus. Sepi banget ini suasana main gitar dong bang? " Shera ikut nimbrung. Ia mencolek Gavin memberikan isyarat.
" Tau nih a... Bang Gavin " sambung Danish ikut menggoda Gavin.
" Boleh aja. Lagu romantis atau sad nih? " Tanya Gavin. Iki langsung melempar kain lap meja ke wajah Gavin.
" Sama aja nyet "
" Dih! Biasa aja dong jing! "
" Sudah... Sudah, tante ada request nih "
" Lagu apa tante cantik... "
" Roman picisan, dari dewa 19 "
" Wadooohh "
" WADOOH "
Semua berteriak heboh. Lagu romantis yang sangat sesuai dengan suasana malam ini. Namun tidak baik untuk para jomblo atau yang di tinggal jauh oleh kekasihnya.
" Aduh... Tante kenapa harus lagu galau sih? " Protes Ara.
" Kenapa? Kangen ya sama Dev...? " Goda Shera balik.
" Bukan cuma Ara tan. Kita-kita yang jomblo ini juga jadi tersakiti dua kali... " Balas Danish dengan ekspresi yang sangat sedih.
" Ah.. udah gak apa-apa, kalo mau nangis. Nangis bareng-bareng aja disini ya kan sayang... " Shera mencolek dagu Topan, menyindir anak nya yang jomblo secara tidak langsung.
" Ayo... Musik... "
Gavin mulai memetik senar gitar dan bernyanyi.
" Tatap matamu bagai busur panah. Yang kau hempaskan ke jantung hati ku... "
" Meski kau simpan cintamu masih... Tetap nafasmu wangi hiasi suasana...
Saat ku kecup manis bibirmu... " Shera ikut bernyanyi.
" Cin...ta... Ku tak harus.... Miliki dirimu... Meski mengiris... Iris segala janji.... " Kaum jomblo pun mulai ikut bernyanyi dengan ekspresi kesedihan masing-masing.
Ketika ingin masuk ke lirik lagu selanjutnya Topan berdiri dan mengulurkan tangan untuk mengajak Ara berdansa.
Gavin yang melihat itu tidak langsung masuk ke lirik selanjutnya melainkan hanya memainkan melody dari lagu sambil menunggu Ara untuk berdiri. Ara menggeleng, namun Topan terus memaksa Ara berdansa dengan nya sampai akhirnya Topan menarik tangan Ara untuk berdiri.
" Are you kidding, bro? " Ucap Ara sambil terkekeh. Mereka sudah mengambil posisi untuk berdansa.
" Aku... Berdansa di ujung gelisah...
Di iringi syahdu lembut lakumu... "
Danish pun ingin ikut berdansa bersama Efa.
" Ka, ayo Ka " ajak Iki menarik tangan Rhaka untuk ikut berdansa.
" Dih. Apaan sih nyet "
" Ayo! "
" Kau sebar benih anggun jiwamu...
Namun kau tiada... Menuai buah cintaku... Yang ada hanya... "
" SEKUNTUM RINDU " Sorak Iki dan Rhaka.
" Cinta.... Ku tak harus... Miliki dirimu... Meski perih mengiris... Iris segala janji... "
" Don't be sad anymore. I just want to see your smile, sweetheart " ucap Topan di sela-sela tarian mereka.
" Malam-malam ku bagai, malam seribu bintang yang terbentang di angkasa bila kau disini... Tuk sekedar menemani tuk melintasi wangi yang s'lalu tersaji di satu sisi hati "
Tidak di pungkiri Ara merindukan Dev. Sudah beberapa hari tidak bertemu dan sudah beberapa hari Ara menepis rasa rindu nya kepada Dev sementara.
Mata nya berkaca-kaca ketika Topan terus menatap nya dengan teduh. Tatapan mata itu ingin sekali ia dapatkan dari dua laki-laki yang saat ini jauh dari nya.
" Dev.. Kamu mungkin berfikir aku egois karena tidak menghubungi kamu. Tapi percaya kalau aku tersiksa dengan sikap ku sendiri. Tapi, aku tidak bisa melihat orang yang aku cintai terluka oleh luka yang sama seperti laki-laki yang aku cintai lebih dulu dari kamu.
Bang Rey... Abang bahagia disana kan? Ara sedang berusaha mewujudkan mimpi abang. Tuhan... Ara kangen bang Rey, bisa pertemukan kami sebentar?
Ara capek banget. Dua kekasih Ara membawa pergi hati Ara. Keduanya jauh dari raga Ara sekarang, keduanya hanya meninggalkan rindu yang tidak bisa Ara hindari. Ara tidak punya banyak tenaga, ini terlalu berat. Ara tahu, Ara tidak sering mengunjungi rumah Tuhan tapi Ara selalu berdoa kepada Tuhan.
Ara tahu Tuhan baik, maka dari itu Ara yakin bang Rey pasti baik-baik disana. Yang sedang tidak baik Ara Tuhan... Ara mohon pertemukan Ara dengan abang di mimpi ". Batin nya di tengah tarian.