Meskipun saat ini, tidak begitu tergantung terhadap sosok perempuan yang sudah membuatku kecewa. Bahkan, sekalipun aku berusaha membujuk dia pasti tak 'kan di respon. Percaya saja apa yang aku katakan barusan! Bila kurang paham ya, sudah lupakan saja. Tidak usah percaya sama hal-hal begituan.
Berharap sih, suatu saat nanti kalian semua percaya. Untuk sekarang mungkin teman kantorku terlalu percaya mengenai informasi entah dari mana asal mulanya informasi tersebut? Padahal aku tidak pernah sekalipun melakukan hal bodoh! Termasuk ada yang mengganjal ketika mengetahui informasi tersebut enggak begitu benar.
Tapi, anehnya kenapa setiap melihat informasi sampai saat ini berkembang pesat? Padahal kejadian pun tidak tahu. Hah.... pokoknya media sekarang benar-benar kejam, aku pun tak bisa berkutik sama sekali. Meski pada akhirnya, dengan terpaksa aku harus berbohong kepada mereka.
Berhubung hatiku saat ini, masih terasa sekali sakit hatinya. Bukan berarti aku enggak semangat menjalani kehidupan! Terkadang hidup memang seperti ini. Tanpa adanya, pemberitahuan seolah-olah itu yang melakukan adalah aku. Padahal bukan aku melainkan orang lain. Please..... jangan mengada-ngada kalau berikan informasi kepada orang lain.
Apalagi masyarakat malah percaya apa yang sudah tersebar ke mana-mana? Terus, aku hanya bisa mencari informasi tersebut sesuai fakta atau enggak? Kadang risih apabila mendapatkan pertanyaan yang buatku sendiri tidak tahu apa-apa, "Jar, apakah informasi ini benar atau nggak sih? Kok, kamu bisa berbuat seperti itu?"
Nah, makanya setiap melewati gerbang komplek selalu saja dapat pertanyaan tersebut. Walaupun aku hanya bisa tersenyum, dan berusaha tegar apabila mereka mengatakan aku seorang lelaki tidak tahu diri. Hah.... pokoknya hidupku benar-benar seakan-akan banyak cobaan, padahal dulu enggak seperti ini. Merasakan kebahagiaan bersama teman-teman, orang tuaku, dan Adikku tercinta.
Tapi, kali ini aku sungguh kecewa sama pihak-pihak yang sudah berikan informasi bohong. Kalaupun ketemu juga tak, kan biarkan memberikan informasi yang lain. Bisa-bisa nanti reputasi aku di kantor bakal hancur! Apalagi sekarang ada mantanku. Makin runyam berikan jelaskan kepadanya akan seperti apa?
"Jar, nanti pulang sama Dinaldha atau sama aku?"
"Heh?"
"Lah, kok bilangnya heh? Ayolah! Jawab secara tegas dong, pulang sama siapa?" tanya Dinaldha tanpa berikan senyuman sama sekali.
"Kan, pulang kantor nggak sekarang."
"Lah, bukannya sekarang harus jemput adikmu ya?"
"Emang Fajar, punya adik?" tanya Dinaldha benar-benar heran, dan bingung.
Karena, dulu enggak begitu tahu bahwa aku punya Adik. Sedangkan, satunya lagi tahu mungkin takutnya mendapatkan hinaan atau semacam tidak mendapatkan restu. Dan, anehnya kenapa Adikku begitu tahu soal hubunganku dengan Dinaldha?
Padahal aku belum pernah memperkenalkan ke Dinaldha, persoalannya adalah aku benar-benar sibuk mengurus pekerjaan di kantor. Ya, sudahlah namanya sudah terlanjur. Seharusnya, kekasihku enggak perlulah kaget. Kalau memang mengenali aku orangnya seperti apa?
Ya, setelah bicara bahwa aku memang pelupa. Kecuali, dengan instiatif langsung menyuruh Dinaldha menunggu di tempat biasa. Nah, setelah itu aku mau mengajak Adikku untuk menemui kekasihku. Ingin sekali melakukan seperti itu sayangnya, aku tak bisa menemukan waktu yang pas, dan tepat.
Selalu saja terbentur oleh jadwal meeting bersama klien! Apabila aku salah ya, maafkan kesalahanku selama ini. Jangan membuatmu sampai membenciku karena, satu permasalahan sepele. Padahal masalah kita tidak begitu berat, bahkan setiap ada pertemuan tidak pernah membahas berkaitan hubungan kita.
Setelah pukul 17.30 malam, sebelum mendengar suara azan di Masjid. Perasaanku mulai tidak karuan setelah pulang nanti ada apa? apalagi masih ada kekhawatiran yang tak bisa di jelaskan olehku. Apa karena, ada sesuatu yang terjadi di Sekolah Adikku? Wah.... benar-benar membuatku harus secepatnya ke sana.
"Jar, mau ke mana? Kok, buru-buru sih. Pertanyaanku gimana?"
"Nanti aja deh, jawabnya. Soalnya, aku buru-buru."
"Buru-buru ke mana dulu?"
"Kamu ya, terlalu kepo sama urusanku."
"Karena, aku perlu tau Jar?"
"Oke, oke, oke aku bakal jelasin sama kamu. Asalkan, jangan bawel ya selama perjalanan ke Sekolah!"
"Oke, siap!"
"Terus, aku gimana Jar?" tanya Dinaldha merasa enggak dianggap keberadaannya di sini.
"Maaf, sayang aku nggak bisa mengajak kamu ikut denganku."
"Pasti kamu punya alasan ya, kan?"
"Iya, aku alasan. Tapi, nggak sekarang."
"Oke, hati-hati di jalan."
"Siap, sayang!" ujar Fajar langsung pegang temanku meninggalkan Dinaldha di kantin.
Terkadang kasihan loh, melihat Dinaldha seperti ada yang harus beritahu kepadaku. Namun, aku seolah-olah ingin berikan pelajaran padanya. Bahwa setiap lelaki punya perasaan, dan seharusnya bisa jaga perasaan tersebut.
Aku malah ingin hubungan kali ini, kita sama-sama memperbaiki apa yang sudah terjadi selama 3 tahun. Walaupun kejujuran dalam diri kamu sudah hilang tapi, aku punya firasat sangat kuat. Perubahan Dinaldha karena, ulah mantan terindahnya.
Bukan bermaksud ingin menunduh atau apalah tapi, kali ini aku lihat kamu sangat berbeda ketika pertama kali. Makanya, setelah Dinaldha bilang seperti itu aku langsung berpikiran sebentar lagi ia akan ketemu mantannya. Dan, perkataan dari teman sekantorku ada benarnya.
Ya, sudahlah daripada banyak pikiran enggak jelas. Lebih baik berangkat bersama sahabatku! Karena, Adikku tercinta sudah kangen padanya. Setiap hari tanya terus, aku harus jawab apa? hah..... sayang sekali aku sudah melakukan satu kebohongan tapi, ini juga demi kebaikan bersama.
Berharap jangan sampai terulang kembali kejadian di masa lalu kita! Berusaha intropeksi supaya hubungan kita tetap berlanjut sampai pernikahan nanti. Oh, ya Dinaldha enggak tahu bahwa aku sudah mengumpulkan uang dari hasil pekerjaanku. Untuk bisa melangsungkan melamar, dan menentukan jadwal pernikahan kita berdua.
Setelah lihat kelakuan sekarang membuatku makin ragu padanya, dan tak bisa di jelaskan oleh kata-kata. Perlihatanku sudah mulai kesal padanya! Padahal sudah aku bilang, "Sayang kalau bisa nih, kamu nggak boleh ketemu sama mantanmu." Terus, ia menjawab seolah-olah sudah melanggar perjanjian hubungan kita.
"Lah, kenapa sayang? Emang aku sudah melakukan kesalahan?"
"Iya, kamu udah lakukan kesalahan." ucap dalam hatiku langsung berikan ekspresi dingin padanya.
"Hah? Ini nih, aku udah berikan pertanyaan. Heh? Kamu hanya diam seribu bahasa."
"Bukan diem tapi, lagi mikir aja."
"Alah ....palingan alasan dari kamu, agar tidak terkena amarah dari kekasihnya ya 'kan?"
"Hahahah ....makanya, kalau pasangan di dengerin bukan di keluarkan dari telinga sebelah kanan keluar sebelah kiri. Jadi, pesan dari pasangan enggak benar-benar tersampaikan." ucap Fajar langsung to the point.
Heh..... Dinaldha enggak bisa berikan kalimat lagi, dan berusaha mengalihkan pembicaraan. Makanya, kalau tidak tahu apa arti pemberitahuan yang sangat penting. Enggak usah sok tahu terus, berikan alasan yang menurutku tidak masuk akal! Mungkin kebanyakan orang bakal percaya sedangkan, aku enggak akan percaya lagi.
Karena, sudah menyakiti hatiku sebanyak sepuluh kali.