Walaupun diberikan hukuman tetap saja, kelakuan dia sama. Benar-benar enggak ada perubahan sama sekali, meski pada akhirnya tahu hukuman bakal sirna. Apabila dalam benaknya terdapat sedikit mau ada perubahan. Walaupun sungguh berlebihan setidaknya, ada sedikit pun mempunyai niat ingin berubah.
Heh.... selama berkumpul bersamanya cenderung menemukan pemikiran kurang harmonis. Namun, aku sempat sadar ketika ada pemberitahuan dari temanku. Dari situlah membuatku makin yakin, bila dia dapat berubah menjadi orang lebih baik dari sebelumnya. Walau ada beberapa pendapat bahwa dia hanya terpaksa, tapi menurutku bagus dong.
Jadi, aku sebagai temannya bisa memahami kenapa dia berniat ingin berubah? Nah, makanya kenapa sering kali salah paham? Gara-gara enggak memahami konteks yang aku maksud. Untungnya, aku tak ada niat ingin berdebat dengannya selama satu jam. Dari permasalahan terdahulu sampai sekarang, benar-benar di bahas.
Selama berunding bersama dia secara tiba-tiba, bahas soal masalah yang belum pernah terselesaikan. Pada awalnya sih, hanya berikan senyuman. Agar dia jangan pernah membahas soal masalah sudah terlalu lama, apalagi orang bersangkutan berada di sini.
Takutnya, malah menimbulkan masalah baru. Itulah penyebab terjadi perubahan sikap dalam dirinya, walau sempat kaget mendengar dari temannya. Sayang sekali ia enggak mampu berikan penjelasan kepadaku, apa mungkin ada sedikit desakan dari orang lain? Please.... untuk kali ini aku perlu tahu kenapa mau berubah? Alasannya kenapa?
Walaupun cukup bingung harus mengatakan apa padanya? Tapi, seiring berjalan waktu ada pertimbangan membicarakan mengenai perubahan temanku bakal bertahan berlama lama. Kalaupun hanya sebentar, lebih baik jangan deh daripada nanti mendapatkan sorotan dari netizen apabila post ke sosial media miliknya.
Aku enggak mau dia tertekan setelah lihat seluruh komentar berujung negatif, begitu pun denganku dari dulu benar-benar teliti mau post foto maupun video apakah layak enggak? Terus, tanggapan netizen bakal seperti apa? itu perlu diperhatikan sama dia. Misalkan, sudah yakin ya silakan saja.
Asal apabila terkena masalah jangan pernah bilang padaku, karena sudah diberikan peringatan heh.... dia sangat bersikeras ingin upload video tersebut, hingga akhirnya sadar bahwa netizen Indonesia sungguh membuatnya kena mental.
"Loe kenapa kemarin hapus video? Katanya, mau upload."
"Benar kata loe netizen Indonesia paling benar, sampai-sampai gue kena mental setelah liat isi komentar."
"Makanya, loe harus dengerin gue bicara apa? ini malah bersikeras ingin upload video tersebut."
"Iya, gue menyesal Jar!"
"Ia, sudah lain kali kalau mau upload sesuatu harus di pikirin mantang-mantang. Agar tidak salah upload lagi,"
"Oke, siap Jar!"
"Siap!"
Tak bisa pungkiri pada waktu itu, memang aku merasa terganggu oleh kehadiran sekumpulan musuhku ketika masih duduk di bangku SMA. Baru ketemu lagi sama mereka walaupun agak gugup harus bilang apa ke mereka? Terus, sahabatku enggak tahu apa-apa terkena imbasnya.
Setelah sampai di Sekolah Adikku mereka sudah ada dekat gerbang Sekolah! Pada awalnya, aku punya ide untuk bisa masuk ke Sekolah. Setelah di pikir-pikir kembali kemungkinan sih, mereka bakal mengetahui mobil yang dikendarai adalah Fajar Nugraha. Mereka akan memasak aku untuk keluar dari mobil!
Terus terang ya, sebenarnya malas ketemu sama mereka. Berhubung ada niat ingin menghabiskan waktu bersama Adikku tercinta sekaligus, mempertemukan sahabatku padanya. Karena, Adikku setiap malam selalu tanya sahabatku kenapa jarang ke rumah? Walaupun aku sudah berikan seribu alasan tetap saja, dia begitu rindu sama sahabatku.
Berbeda ketika aku mempertemukan Adikku dengan mantanku! Reaksi dia sungguh membuatku bertanya-tanya, "Adikku kenapa kurang akrab sama Dinaldha? Apa mungkin belum sepenuhnya memahami karakter masing-masing? Aku perlu berpikir positive thinking." ucap dalam hatiku masih berusaha tersenyum.
Ketika itu memang kurang paham maksud Adikku mengatakan demikian apa? sehingga terjadilah kurang setuju apabila aku berhubungan dengan mantanku. Dan, dugaanku benar apa yang dikatakan oleh Adikku kejadian. Pada akhirnya, ketahuan mantanku masih berjalan berdua di salah satu Mall terbesar di Kota Jakarta.
Walaupun sudah berulang kali meminta padanya, untuk tinggalkan mantan terindahnya. Heh.... tetap saja, ketemu apalagi alasan yang diberikan olehnya cenderung membuatku berpikir kedua kalinya. Dan, satu hal yang buatku prihatin masih berikan kasih sayang padaku.
Padahal pada waktu itu, kita berdua sudah sepakat untuk mengakhiri hubungan. Namun, aku belum menghapus foto berdua bersamanya di sosial media. Seperti Instagram, dan Facebook. Mungkin semua pengikut aku berpikiran, "Ini Fajar, kok belum menghapus foto mantannya? Apa perasaan kita ya? Bahwa mereka belum putus."
Namanya seorang lelaki susah move on apabila mengalami sebuah cinta pertama! Pasti dari temanku pernah merasakan. Apabila ada yang jawab, "Tunggu! gue nggak pernah tuh, mengalami seperti loe." Dia belum pernah karena, orangnya tertutup banget. Begitu mendengar secara jelas bahkan, ingin berikan nasihat padanya.
Heh..... ke buru ada panggilan dari seseorang yang bernama Rika, mungkin teman sekelasku pasti kenal padanya. Karena, pernah menjalin hubungan bersama sahabatku. Walau hanya beberapa bulan tapi, sekarang masih menjalin tali silaturahmi. Aku sempat tanya ke sahabatku kenapa bisa putus?
"Loe ketika menjalin hubungan sama Rika, pernah berantem nggak?"
"Tumben, Jar. Tanya soal hubungan gue dengan, Rika?"
"Ia, karena akhir-akhir ini loe jarang mempertemukan gue sama Rika. Sebenarnya, ada apa ya?"
"Kepo!"
"Gue serius!"
"Oke, nanti gue jelasin ke loe. Asalkan, jangan kasih tau ke yang lain."
"Oke," ucap Fajar sambil berikan tangan kanannya ke arah sahabatku.
Walaupun begitu tetap saja, keesok harinya ada kabar di mading Sekolah. Bahwa sahabatku menjalin hubungan sama Rika. Padahal aku enggak kasih tahu soal hubungannya, tapi kok bisa ya informasi mengenai hubungan sahabatku terbongkar? Apa jangan-jangan selama kita bicara ada orang dibelakang? Sehingga tahu apa yang dibicarakan oleh kita.
Ini ada kemungkinan sih, walau enggak ada bukti. Setidaknya, aku maupun sahabatku berhak mencari tahu. Kenapa bisa terbongkar? Padahal aku sudah berusaha menutupi hubungan kalian berdua.
Hah..... sayang sekali selama seminggu tidak menemukan bukti sama sekali, terus kita kebingungan harus cari tahu ke mana lagi? Semua siswa-siswi enggak mengakui bahwa mereka yang beritahu melalui mading hubungan sahabatku dengan Rika. Terkadang agak menyesal aku enggak bisa berbuat apa-apa lagi!
Tetapi, sahabatku benar-benar sabar menghadapi masalah ini. Apa mungkin selama ini ada orang yang enggak suka sama sahabatku? Mau tanya soal itu heh.... aku sudah berpikiran negatif takutnya, ia percaya apa yang aku katakan nanti. Jadi, kemungkinan perlu bersabar untuk mencari pelakunya siapa?
"Loe nggak apa-apa soal hubungannya terbongkar?"
"Nggak apa-apa, Jar. Tidak usah risau nanti juga bakal ketemu siapa pelakunya?"
"Tapi, gue udah janji sama loe."
"Udah ya, jangan terlalu memikirkan perjanjian kita berdua." ucap sahabatku berikan senyuman padaku.