Chereads / KENANGAN BERSAMAMU DI YOGYAKARTA / Chapter 23 - Chapter 23 Guru BK Sangat Tegas

Chapter 23 - Chapter 23 Guru BK Sangat Tegas

Tak bisa pungkiri hidup kalian penuh dengan drama, apabila ada pertemuan sama bos. Seharusnya, enggak perlulah panik maupun gelisah ketika mendengar ucapan dariku kedatangan bos datang ke sini. Kalau seperti ini terus, kapan mau berkembang? Ayolah! Semangat. Meskipun tanpa kehadiranku untuk pantau kalian tapi, kan masih ada karyawan lain.

Semisalkan, stuck baru deh bilang kepadaku. Apa permasalahannya? Asalkan, ada kejujuran dari kalian. Jangan sampai membuat sesuatu berujung aku percaya sama kalian! Itu namanya jail dong. Padahal aku lagi serius heh.... malah kalian bercanda, itulah penyebab ketidakcocokan antara aku dengan kalian.

Meskipun tahu risiko semacam ini, cenderung mengeluarkan uneg-uneg yang tidak biasanya. Mungkin kebanyakan orang hanya bisa curhat kepada orang paling tepat, tapi menurutku itulah menyebabkan rahasia kalian bakal terjadi kebocoran. Mungkin butuh sekali beberapa hari ke depan, hanya saja aku kurang tahu pastinya kapan?

Jadi, mohon sekali selama melaksanakan presentasi bersama bos. Kalian enggak boleh melakukan sesuatu membuat beliau berpikiran aneh bahkan, bisa saja beliau akan mengeluarkan kalian dari perusahaan ini.

Ini bukan ancaman buat teman sekantorku! Hanya beritahu saja, berkaitan dengan risiko yang dapat membuat kalian malu. Kadang agak ragu apabila aku berikan nasihat ini, paling utama seorang lelaki hanya bisa mengeluh. Tanpa adanya, perjuangan dalam dirinya meski rada berat menyampaikan uneg-uneg dalam diriku.

Mungkin ada beberapa orang berikan pendapat hanya saja, tak bisa menjelaskan secara detail bahkan menilai sesuatu dengan waktu sekejap. Walaupun aku masih ada pertimbangan ketika meninggalkan kalian disini, dan satu hal yang harus di terapkan dalam diri kalian adalah berusaha sampai mendapatkan persetujuan dari bos.

Pikiran kurang optimis lebih baik di hilangkan saja! Percuma apabila kalian punya rasa optimis pada akhirnya, bos tidak berikan persetujuan dari hasil presentasi kalian. Mungkin aku hanya bisa berikan saran kepada kalian, itu pun memang mau mendengarkan saran dariku.

"Jar, jangan pergi!"

"Lah, kenapa kalian takut ketemu sama bos?"

"Bukan takut sih, tapi ....,"

"Tapi, kenapa?"

"Tapi, kan loe di sini yang sudah memahami culture perusahaan ini. Seharusnya, dampingi kita agar tidak grogi."

"Hahahaha .... lucu deh, kalian masa gara-gara gue sudah lama berada di sini. Bukan berarti bakal tinggalkan kalian, kan sudah tau gue mau menghabiskan bersama Adikku."

"Kan, bisa lain waktu. Untuk sekarang mah lebih baik bersama kita,"

"Aduh, ada-ada aja deh permintaan dari kalian. Gini ya, kalian 'kan udah dewasa gue tetap pantau kalian dari jarak jauh." ucap Fajar langsung berikan nasihat kepada kalian.

"Tapi, kan pasti bakal tanya Fajar mana? Nanti gue harus jawab apa?"

"Iya, tinggal jawab dengan sejujurnya. Ingat ya, jawabnya harus jujur! Tidak boleh bohong sama bos."

"Oke, kalau emang loe bakal pantau kita dari jarak jauh. Kita setuju!"

"Nah, gitu dong. Nggak boleh manja setelah jadi karyawan perusahaan ini,"

Walaupun ada beberapa memaksa aku harus berunding, setelah selesai menghabiskan waktu bersama Adikku tercinta. Meski setelah meninggalkan kantor, malah membuatku mulai berpikiran negatif. Takutnya, mereka sangat riskan setelah mengetahui bos kita sangat galak. Pasti akan mendapatkan pengaruh buruk masuk ke dalam diri mereka!

Begitu juga denganku setelah di angkat jadi karyawan tetap! Tahu enggak apa yang terjadi denganku? Beribu kali mendapatkan amarah dari bos. Aku kira selama bertugas mengerjakan pekerjaan dengan baik. Pasti mendapatkan pujian karena, sudah menyelesaikan dalam kurun waktu satu jam.

Sedangkan, karyawan lain masih berusaha menyelesaikan sangatlah lama. Heh..... tetap saja, aku terkena amarah sampai karyawan lain ketakutan apabila masuk ke ruangan bos. Pada akhirnya, setelah dapat amarah dari bos. Aku berusaha memberikan kontribusi mengerjakan pekerjaan dengan teliti, dan harus sesuai permintaan dari bos.

Sampai rela begadang demi menghasilkan pekerjaan sangat bagus di mata bos! Ternyata, bos langsung salut kepadaku. Meski karyawan lain, merasa iri padaku. Tenang saja, karyawan lain malah tertantang mengerjakan pekerjaan sepertiku.

Nah, mereka harus seperti itu. Ini malah belum mulai ketemu sama bos, sudah ketakutan duluan. Yang ada malah tidak akan berikan penilaian sempurna, cuma hanya beberapa orang saja. Jika, ada sesuatu membuat mereka tersinggung. Kalau itu aku tak bisa bantu, karena perjuangan mereka akan terlihat jelas selama bersama bos penuh dengan kekejaman.

"Jar, yakin mau tinggalkan kita?"

"Yakin!"

"Kenapa nggak selesai kita presentasi aja?"

"Ihhhhhh .....kan, gue udah bilang ke loe nggak ada waktu lagi."

"Kan, besok masih bisa Jar?"

"Kan, besok masih ada pekerjaan lain harus selesaikan. Tenang, jangan panik, dan nggak boleh gelisah. Dalam diri loe harus miliki rasa percaya diri! Jangan mudah menyerah begitu aja,"

"Nah, Fajar udah tau kelemahan kita. Makanya, gue minta loe tetap berada di sini."

"Jar, kapan kita berangkatnya? Nanti ke buru azan maghrib." ucap sahabatku langsung pegang pundakku sebelah kanan.

"Bentar lagi!" ujar Fajar langsung berikan respon padanya.

"Sahabat loe bener-bener dah, selalu ikut campur."

"Hello, kalian kali yang nggak mampu berikan presentasi di depan bos. Karena, masih ragu ketika sahabat gue nggak ada. Ya, kan?"

"Hah? Kita ragu tanpa adanya, Fajar. Ucapan loe membuat kita tersinggung atas pernyataan tak sesuai fakta,"

"Oh, ya? Lalu, kenapa memaksa sahabatku harus berada di sini?"

"Iya, karena sahabat loe adalah berpengalaman di perusahaan ini." ucap teman kantorku langsung mengatakan demikian.

"Bukannya, kalian udah saling kenal satu sama lain? Terus, melamar pekerjaan di perusahaan barengan ya? Lantas, barusana maksudnya gimana?"

Untungnya, aku sudah beritahu ke sahabatku. Jadi, mungkin mereka akan terkena mental. Setelah mengatakan demikian, tak bisa pungkiri kegelisahan selama ini bakal muncul lagi. Makanya, ucapan itu harus di pikirkan secara baik-baik. Jangan langsung to the point!

Sumpah lucu banget kalian tuh, di depan masuk ke dalam kantor. Wajahnya langsung panik seketika, dan aku malah menahan ketawa. Agar mereka tidak mengalami kena mental sebanyak dua kali! Cukup sekali itu sudah di wakilkan oleh sahabat masa kecilku.

Terus terang ya, selama lihat wajah mereka benar-benar mengingatkan kepada seorang perempuan. Bibirnya enggak bisa jaga perasaan temannya, sudah tahu temannya dapat memancing keributan. Heh..... melakukan hal bodoh dapat di panggil ke ruangan BK. Pada waktu itu, aku jadi sanksinya. Dan, menjelaskan apa yang terjadi?

"Jar, coba jelasin kenapa dua orang ini bisa berantem? Apa penyebabnya?"

"Jadi, gini bu selama nggak ada Guru. Dua orang melakukan sesuatu ucapan saling tersinggung satu sama lain, pada awalnya biasa-biasa aja. Tapi, setelah beribu macam ucapan akhirnya, terjadilah keributan. Padahal aku sudah berusaha memisahkan dua orang tapi, ya dalam diri mereka masih watak keras kepala."

"Oke, setelah mendengarkan penjelasan dari teman kalian. Pihak Sekolah memutuskan berikan hukuman berupa skor, nggak boleh ke Sekolah selama dua minggu." ucap Guru BK sangat tegas.