Chereads / KENANGAN BERSAMAMU DI YOGYAKARTA / Chapter 10 - Chapter 10 Bapak Manager Genit

Chapter 10 - Chapter 10 Bapak Manager Genit

Terkadang ketika berlari ke tempat ia bekerja, benar-benar mulai berpikir sejenak. Sekiranya, terlambat 'kan bisa lihat jam tangan. Sekarang sudah pukul jam berapa? Ini malah meninggalkanku di dalam mobil. Kalaupun sudah terlambat pasti aku bakal terkena, padahal sekarang masih pukul 06.45 loh.

Sedangkan, masuk kerja pukul 07.00 pagi. Masih ada waktu untuk bicara denganku, tolonglah dengarkan apa yang aku bicarakan barusan. Jangan sampai membuatmu tidak mau untuk berteman denganku lagi! Sebenarnya, firasat seperti ini sudah ada dari kemarin. Hanya saja, aku belum berani mengatakan secara jujur.

Namun, tak bisa pungkiri sosok seperti dia bakal banyak yang suka melebihi dari satu orang. Kalaupun aku masih sebatas teman kerja setidaknya, jangan sampai terlihat oleh pasanganku. Yang ada malah semakin terpesona bersama mantan terindahnya!

Sayang sekali aku tidak bermaksud ingin berpaling darimu hanya saja, dia selalu mengingat mantannya. Membuatku makin cemburu bahkan, sampai menelepon salah satu teman paling dekat dengannya. Kalaupun suatu hari nanti, ketahuan olehnya mungkin aku bakal berikan sedikit alasan yang masuk akal.

Agar dirinya tidak selalu berpikiran negatif terus kepadaku! Sebenarnya, sudah bosan bahkan sampai harus mengikuti dari belakang. Kan, terlalu berlebihan menurutku. Misalkan, ada orang mengatakan aku lebay sekali. Ya, itu sih terserah orang yang sudah mengatakan demikian. Setidaknya, jangan ada balas dendam satu sama lain.

Mungkin aku butuh sekali perjuangan bersamanya, sekiranya ada kesibukan bersama orang lain. Ya, sebaiknya bilang ke pasangan selama ini sudah berbohong. Ini malah terlalu cuek ketika ketemu di salah satu Mall terbesar di Yogyakarta. Benar-benar enggak kenal kepadaku! Membuatku sempat berpikir, "Dia serius nggak kenal sama aku?"

Sedangkan, teman sebelahnya tahu bahwa aku adalah pacarnya. Dan, anehnya sampai saat ini belum terbongkar kelakuan aslinya seperti apa. Mudah-mudahan saja, selama seminggu dia merasakan rindu kepadaku. Lalu, menelepon aku selama berjam-jam juga enggak masalah. Karena, saat ini memang lagi kangen padanya.

Hah.... tak berselang ada kendaraan motor melintasi kendaraanku, baru sadar sekitar sepuluh menit. Sayang sekali aku tak bisa keluar dari mobil, karena pasanganku lagi bersama lelaki lain.

"Sumpah ya, dia masih aja bersama mantannya. Sedangkan, harus merasakan sakit hati. Kalaupun aku keluar dari mobil yang ada malah terpancing perkataan dari mantannya, jadi aku harus melakukan apa?" ucap dalam hatiku sambil pukul kaca mobil.

"Jar, ngapain sih masih di mobil? Bukannya, masuk ke kantor malah diem sambil liat pasangan turun dari motor segala. Ya, ampun dah punya teman sekantor harus di ingatkan setiap hari." ucap perempuan langsung geleng-geleng kepala.

"Mbak, Fajarnya sampai sekarang kok belum ada ya?"

"Sebenarnya, sudah ada tapi ...."

"Tapi, kenapa mbak?"

"Liat sama bapak ke arah mobil sedan sebenarnya, Fajar sudah datang pak."

"Saya bakal samper biar kasih hukuman sudah tau sekarang ada meeting bersama klien!" ujar bapak manager langsung menghampiriku.

Wah.... tega sekali sudah menyakiti hatiku selama berhari-hari, bukan itu saja masih ada kelakuan menurutku kurang pantas. Termasuk pakaian yang sekarang ia pakai, menurutku sudah sulit untuk kembali ke sedia kala. Kalaupun mendapatkan teguran dariku nih, pasti tak 'kan mendengarkan apa yang aku bicarakan.

Jadi, serba salah kalau misalkan dekat bersamanya. Hah.... sayang sekali aku benar-benar sudah kecewa padanya! Padahal aku sudah menahan ingin mengatakan yang sebenarnya tapi, semenjak ia mengatakan padaku terkait hati sesungguhnya. Ya, sudah aku pun merasa sepatutnya saling percaya.

Kalau keadaan lagi tidak memungkinkan baru deh, mau berikan alasan tidak masuk akal sekali pun. Aku bakal percaya! Asalkan, dalam dirinya jangan mengulangi kesalahan sampai berulang kali. Yang ada malah membuatku sudah merasa tidak di pedulikan lagi, tapi satu hal sampai saat ini masih sayang kepadanya.

Walaupun dari lubuk hatiku, "Kalau nggak ada cowoknya sudah pasti bakal di samper, biar bagaimanapun dia itu pasanganku. Kecuali, masih sebatas teman doang. Ya, aku pun bakal cuek padanya. Tanpa peduli dia sekarang lagi bersama siapa?" baru juga rehat sebentar di dalam mobil heh... bapak manager sudah ada lalu, mengetuk kaca cukup keras.

"Fajar, ngapain sih di dalam mobil?"

"Yah, duduklah pak masa lagi berdiri. Ada-ada aja deh, tanyanya."

"Bapak lagi serius Fajar, nggak lagi bercanda. Pokoknya sekarang Fajar, keluar dari mobil!"

"Nggak mau pak!"

"Lah, nggak mau alasannya kenapa? Awas aja kalau alasannya masih memikirkan pasangan penuh dengan drama!"

"Tenang aja, pasangan sebelumnya sudah putus. Sekarang sudah memiliki pasangan baru," ucap Fajar begitu pede bicaranya.

"Hahahaha .... hahahaha ....,"

"Kenapa ketawa pak?"

"Masih pakai uang lalu, minta perempuan untuk jadi pacar pura-pura. Hello, Fajar saya pun pernah muda."

"Saya nggak tanya pak!"

"Ihhhh .... dasar nyebelin banget punya karyawan seperti anda,"

"Pak, Jar ayo! Sebentar lagi ada meeting sama klien." ucap perempuan masih tidak mau ikut campur urusan kita berdua.

"Baiklah," ucap bapak manager langsung lihat ke arah temanku.

"Jangan genit pak, nanti ketahuan sama istri bapak." kataku dengan spontan bilang seperti itu.

Setelah sekian lama aku tak pernah berantem sama bapak manager terakhir tuh, sudah terlalu lama gara-gara terlambat masuk kerja. Gara-gara bangun terlalu siang! Ya, sudah minta izin heh..... malah pihak Kantornya enggak percaya jadi, dengan terpaksa harus masuk. Lalu, ketemu sama bapak manager satu ini paling genit. Apabila ketemu perempuan cantik.

Sedangkan, istrinya enggak kasih perhatian. Wah.... pokoknya temanku jangan sampai suka padanya! Apa pun alasannya. Aku bakal melindungi sampai napas ini berhenti, dan misalkan ada pasanganku. Paling pesan WhatsApp dariku enggak bakal ada balasan dari pasanganku!

Seiring berjalan selama meeting konsentrasi mulai tidak karuan, ketika ada pertanyaan dari klien malah jawabnya enggak nyambung. Wah.... ini sih, gara-gara sosok lelaki bersama pasanganku itu siapa? Padahal bulan lalu, bukan lelaki itu. Dasar playgirl! Aku kira bakal setia bersamaku. Heh.... ternyata, malah berselingkuh dari belakangku.

Sampai sekarang wajah dia masih ingat! Setiap bersamanya selalu saja ada alasan yang membuatku curiga. Dan, satu hal yang buatku sendiri merasa pasanganku yang sekarang banyak berubah. Dari dulu aku pernah merasakan betapa berat, menerima cinta dari seorang perempuan seperti dia.

Kalaupun soal, ucapan selalu terdengar jelas bahwa dirinya sangat tulus sama aku. Baru juga, dibilang sosok perempuan melintas lalu menegur kita lagi bicara. Sayang banget aku sama sekali tidak sanggup untuk bertatapan dengannya, "Mas, kenapa wajahnya di tutupi pakai buku?"

"Fajar, tuh di tanya? Jawab!"

"Hah? Fajar?" tanya Dinaldha dengan berikan ekspresi bingung.

"Iya, mbak Fajar!" ujar bapak manager sambil tersenyum.

"Jar, liat aku sekarang!"

"Maaf, Dinaldha untuk sekarang jangan ketemu dulu."

"Kenapa, Jar?" tanya Dinaldha masih keadaan bingung.