Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Pangeran Arsana

🇮🇩SiluetLazuardi_429
--
chs / week
--
NOT RATINGS
11.9k
Views
Synopsis
Sebuah keadaan yang membawa seorang pangeran melompat ke dunia lain penuh dengan mesin dan kemajuan teknologi. Pangeran Ansara yang terkenal bijaksana dan pandai dalam segala hal melompati dunia lain dan bertemu dengan gadis sebatang kara yang hidup penuh tekanan dan tujuan yang jelas. Apakah ada sebuah benang merah yang membuat mereka bertemu atau hanya sebatas ketidaksengajaan takdir saja?
VIEW MORE

Chapter 1 - Hilangnya Pangeran Aksara

Disebuah kerajaan yang berada cukup jauh dari peradaban manusia. Kemewahan, kemakmurah dan keadilan sangat dijunjung tinggi oleh Raja Aiden. Pemimpin yang jujur dan adil sangat dicintai rakyatnya, setiap tahun selalu mendapat kiriman gandum, rempah-rempah hingga batu mulia yang dihasilkan dari pertambangan. Tidak sedikit pula rakyat yang dengan senang hati mengirim perhiasan hanya untuk istrinya, Ratu Aster. Segala berkat yang dimiliki rakyat tentu diberikan dari keluarga kerajaan yang terkenal sangat loyal, seorang rakyat yang memiliki putra akan selalu dibimbing untuk menjadi prajurit kerajaan, untuk rayta yang memiliki putri tentu akan dibantu untuk menjadi pelayan di keluarga kerajaan. Tenaga yang tidak akan dibayar dengan cuma-cuma, 20 keping tembaga setara dengan 2 karung gandum dan 1 ekor angsa selalu diberikan ketika selesai mengikuti pelatihan yang diselenggarakan keluarga kerajaan. Namun, sangat tidak mungkin disetiap kerajaan ada sosok pembangkang dank eras kepala. Aksara, putra bungsu dari Raja Aiden dan Ratu Aster. Memiliki watak yang keras dan bertingkah seenaknya, berbeda dengan ayah, ibu serta ketiga kakaknya. Arsana, putra sulung sekaligus penerus kerajaan Bramala yang terkenal kebijaksanaannya serta sangat menyayangi adiknya, terlebih kepada Pangeran Aksara. Avana, putri kedua yang memiliki sikap anggun dan pandai dalam berdagang. Amarily, putri ketiga yang pintar memasak dan sangat ceria. Memiliki banyak teman, baik dari keluarga kerajaan lain maupun anak dari rakyat yang menjadi pelayan dikerajaan.

Semuanya berjalan seperti biasa, hingga suatu ketika Pangeran Aksa ingin pergi berburu dihutan. Seperti biasa, Pangeran Aksa bersiap-siap menggunakan pakaian berburu dan membawa beberapa bilah panah yang terbuat dari batang pohon pinus yang diserut runcing diujungnya. Namun, kali ini Pengeran Aksa ingin berburu tanpa ditemani kakak dan pengawal pribadinya.

"Aku ingin pergi sendiri, ayah" kata Pangeran Aksa memohon.

"Mengapa tidak mau bersama dengan Kak Arsa?" tanya Raja Aiden pada putra bungsunya.

"Aku malas dengan Kak Arsa, ketika aku mendapatkan hewan. Semua akan memuji Kak Arsa, padahal aku yang memanah hewan itu" jawab Pangeran Aksa cemberut.

Pangeran Arsana hanya tersenyum mendengar adiknya yang terlihat lucu saat marah kepadanya.

"Pergilah denganku, aku akan diam saja melihat hewan yang datang, lalu kau bisa memanahnya dan mengatakan pada semuanya kalau itu hasil buruan mu" rayu Arsana yang tidak mau kenapa-kenapa berburu sendiri.

"Tidak, aku tidak mau. Kemarin kakak berkata seperti itu, tapi semua pelayan bahkan ibunda memuji kakak" jawab Pangeran Aksa.

"Ibunda hanya memuji Kak Arsa karena berhasil mengajarimu memanah, nak" jawab halus Ratu Aster pada putra bungsu yang sangat dicintai seluruh kerajaan.

"Adik, dengarkan kata ibu dan ayah. Kalian berdua berburulah, lalu aku dan Amarily yang akan memasak dagingnya" rayu Avana ikut membantu kakak dan kedua orang tuanya.

"Benar, Aksa. Biar kami siapkan bumbunya, kalian pergilah berburu" jawab Amarily.

"Tidak! Aku bilang tidak ya tidak! Kalian semua tuli atau hanya ingin membuatku marah?! Hah?!" bentar Aksara yang mulai memanas.

"Aksa! Jaga sikapmu!" bentak Raja Aiden yang tersulut amarah pula.

"Sudah, ayah. Biar aku yang urus Aksara. Baiklah, silahkan kamu pergi berburu. Asalkan tidak melewati batas hutan hantu" jawab Arsana bijaksana.

"Baik, aku pergi" jawab Aksa sembari berjalan meninggalkan keluarganya.

"Tapi, Arsana" tanya Raja Aiden khawatir.

"Ayah, Aksa sudah besar dan ini saatnya kita percaya pada dirinya. Biar nanti beberaoa prajurit dan aku sendiri yang mengawasi Aksara dari kejauhan" jawab Arsana meyakinkan ayahnya.

Betul rupanya pandangan rakyat dan keluarga kerajaan tentang Pangeran Arsana yang terkenal akan kebijaksanaannya dalm membuat keputusan. Semua keluarga kerjaan menerima keputusan yang dibuat oleh Pangeran Arsana dan tanpa menunggu aba-aba, semua prajurit yang ditunjuk Pangeran Arsana segera mengikuti langkah pangeran menuju hutan tempat adik bungsunya berburu.

"Zzzzzaaaaassaasttttt" seru panah yang diarahkan ke sebuah rusa dibalik semak yang nampak oleh mata Pangeran Aksara yang bersembunyi disebuah pohon besar berdaun rindang.

"Yaayyyy, aku dapat!" seru Pangeran Aksara bahagia.

Pangeran Aksara yang kegirangan berlari menuju rusa yang telah lari membawa panah ditubuhnya. Rusa itu seperti tidak merasa kesakitan, dirinya berlari dengan membawa sebuah panah yang menancap ditubuhnya. Pangeran Aksara yang kesal memilik meninggalkan kuda yang ia tunggangi dan berlari masuk kedalam huta.Pangeran Arsana yang melihat adiknya masuk kedalam hutan memberi aba-aba kepada seluruh prajurit yang bersembunyi untuk mengejar adiknya. Begitu cepat Pangeran Aksara berlari hingga tak terlihat lagi oleh beberapa prajurit dan Pangeran Arsana yang mengikutinya.

"Lebih baik kita berpencar, aku kearah sana dan kalian kearah sana" kata Pangeran Arsana membagi kelompok dengan prejuritnya.

Semuanya berpencar mencari Pangeran Aksara yang hilang mengejar rusa. Sebagian prejurit mencari hingga menuju sungai yang sangat deras, sedangkan Pangeran Arsana dengan sebagian prajurit lainnya pergi kearah hutan terlarang. Pikirannya tak karuan, ia sangat khawatir dengan adiknya, dirinya bahkan sampai berjanji tidak akan memaafkan dirinya jika Pangeran Aksara tidak ditemukan.

"Jangan pangeran, disana berbahaya" kata seorang prajurit yang melarang Pangerang Arsana memasuki batas hutan terlarang.

"Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Aksara?" tanya Pangeran Arsana yang bertambah khawatir.

"Pangeran Aksara tidak akan masuk kesana. Dia cukup penakut untuk sampai ketempat itu" jawab prajurit itu lagi.

"Tapi dia mengejar rusa tangkapannya, ia bahkan membentak ayah untuk bisa pergi berburu sendirian" jawab Pangeran Arsana penuh khawatir.

"Ini salahku, ini salahku membiarkan Aksara pergi tanpaku. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri sampai bertemu dengan Aksara" kata Pangeran Arsana lagi.

"Tidak tuan, lebih baik kita kembali ke istana dan meminta bantuan kepada seluruh prajurit untuk masuk ke hutan terlarang" kata salah seorang prajurit lainnya.

Semuanya sepakat dan bersiap kembali ke istana untuk meminta bantuan kepada seluruh prajurit dan beberapa panglima kerajaan. Namun, ketika seluruh prajurit berjalan mendahului Pangeran Arsana untuk menjaganya, Pangeran Arsan berbalik arah dan mengendap-endap memasuki area hutan terlarang untuk mencari adik bungsunya, Pangeran Aksara.