Chereads / Bunga Kertas / Chapter 13 - Stategi Awal

Chapter 13 - Stategi Awal

" Nia nanti sore kau datang ke alamat ini bersama Andra dan jangan lupa kau pakai penyamaranmu " Perintah Pak Steven tadi pagi selain itu Pak Steven juga menunjukkan foto orang yang harus aku temui dan apa yang harus ku lakukan. Ada dua orang yang harus kutemui dengan perlakuan yang berbeda. Awal bekerja dengan Pak steven, Nia ingat sekali perkataan Pak Steven bahwa setiap kali melkukan penyembuhan pasienharus didampingi dan harus minta izin Pak steven dahulu. Sehingga waktu mengalami penyembuhan Pak Steven sendiri yang menemani dan Nia juga melakukan penyamaran emak - emak berbadan subur. Setiap pasien selalu diseleksi juga oleh Pak Steven.

Ternyata pasien - pasien yang dulu disembuhkan Nia dengan pendampingan Pak Steven adalah kolega dari orang yang akan ditemui Nia nanti sore. Pak Steven memang sangat pandai dalam memikirkan stategi seperti laba - lab yang pandi membuat sarangnya penuh dengan perhitungan sehingga mangga masuk dalam perangkapnya.

Sekarang Nia harus pergi bersama Andra yang cogan dengan aku memakai penyamaran emak - emak subur muka penuh dengan flek. Bagaimana perasaanku saat ini sungguh tidak dapat terkatakan. Seharusnya aku tebar pesona menjadi buluk dan ketika jalan maka akan seperti tuan muda dan pembantunya.

" Ingat Nia kita menjalankan misi iniuntuk menyembuhkan Dharma, kau harus berhati - hati setiap langkahmu, jangan sampai samaranmu diketahui " perintah Pak Steven

" Iya Pak, Nia akan hati - hati " jawab Nia dengan bersungguh - sungguh

Nia pulang kerja lebih awal karena harus mempersiapkan menjalankan misi pertamanya. Dan juga kalau penyembuhan pasien yang harus menyentuh dan memijat pasiennya dilakukan malam - malam dikiranya pijat plus - plus emak- emak subur lagi.

Andra menjemput didepan rumah Nia, saat melihat Nia dalam metode penyamaran Andra langsung tertegun sesaat kemudian Andra berkata " samaran yang sempurna Nia, meski kau masih kelihatan cantik "

" pinter banget Pak Andra ngegombal atau jangan - jangan Pak andra seleranya emak - emak subur " canda kami mencairkan suasana.

Diperjalanan Andra menjelaskan bahwa yang akan kami temui adalah pengusaha kaya yang kejam, dibalik kekayaannya ada kekutan hitam yang mendukungnya. Saat ini pengusaha sakit dan perusahaannya bangkrut sehingga pendukung. Pendukung adalah orang yang memberikan kekuatan gelap kepada kliennya dan biasanya dia akan memilih tuannya untuk diabdikan selamanya selama kontrak disepakati dia akan setia kepada tuannya. Nia kita harus menemukan pendukungnya dahulu, jangan tertipu dengan penampilan. Jika kausudah yakin menemukan pendukung, kau harus bisa menemukan titik lemahnya. Aku akan selalu berada disampingmu.

Akhirnya kami sampai ketujuan, kami masuk melewati gerbang tinggi berwarna hitam memasuk taman dengan tanaman ceplok piring putih yang tertata rapi kemudian terdapat rumah besar etnik jawa yang terdiri dari limasan dan joglo kayu jati dan perabotan yang bernuansa coklat.

Saat kami masuk semakin terlihat nuansa kerajaan jawa jaman dulu. " Pak Andra apakah kita ini masih di ibukota ? " tanyaku Pak Andra untuk melepaskan ketegangan.

Kami diantar entah menuju kemana oleh pelayan berbaju kebaya dan sebelum masuk kami juga diperiksa penjaga di depan pintu masuk.

Nia mulai menajamkan semua panca inderanya untuk merasakan sumber energi negatif disekitar ruangan yang dia lewati. Nia pun mencium wangi bunga kantil sesaat yang semakin dekat dengan sumbernya bau tersebut semakin berubah menjadi bau anyir darah. Nia menyadari dibalik ruangan yang akan dibukakan oleh pelayan ada pendukung disana.

Saat pintu terbuka terlihat kamar yang mewah luas dan nyaman di tempat tidur terlihat seorang laki- laki usia sekitar 40-an terbaring lemah disana dengan peralatan pernafasan yang terpasang disana untuk menopang nafasnya. Orang yang memiliki bau anyir sedang duduk dipojok ruangan seorang laki- laki tua yang kelihatan keriputnnya, berambut putih, jenggot dan kumisnya pun berwarna putih, berbaju serba hitam memakai blangkon hitam dengan raut muka misterius dan kejam. Kemungkinan jika ada anak kecil melihat dia reflek alaminya akan menangis.

" Bapak kenapa duduk disana membuat saya kaget dan takut saja " Nia pura- pura kaget

" kau saja yang penakut mbok " jawabnya sambil melangkah melewati Nia.

Saat melewati Nia bau anyirpun semakin tajam bahkan nafasnya berbau anyir. Nia semakin yakin bapak ini pendukung. Nia mendekati dan meraih tangannya untuk memberi salam menghormatinya. " Maaf Pak saya yang salah tidak tau kalau ada orang berilmu disini mohon jangan perhitungan dengan orang kecil seperti saya " kata Nia sambil menggenggam tangannya.

Nia pun tahu kelemahan pendukung ini terletak di tumit kanan. Nia pun mengubah panggilan dari bapak menjadi Mbah untuk memperlihatkan hormatnya.

" Mbah.,,,,,,boleh saya menyentuh bapak yang diranjang untuk melakukan tugas dan tujuan saya kesini ? " , " jika mbah tidak percaya pada saya Njenengan pinarak didekat ranjang pasien saat saya melakukan proses penyembuhan, saya ini hanya punnya Ilmu yang dangkal jadi proses penyembuhan harus menyentuh pasien " kata Nia

Akhirnya mbah pendukung selalu berada disampingku saat menyentuh dan menyembuhkan tuannya. Pasien ini semasa sehatnya hidupnya dilakukan dengan melakukan kejahatan untuk membuat dirinya kaya. Orang ini suka merebut tanah, harta milik orang lain dengan bantuan pendukungnya. Mereka berdua melakukan berbagai siasat kejam untuk mencapai tujuannya.

Pendukung memberikan kekuatan pada tuannya untuk tahan terhadap segala pukulan dan senjata apapun yang mencoba untuk melukainya. Semakin hari kekuatannya semakin besar semakin jahat kelakuannya sampai menggerus hati nuraninya membuat tuannya sudah tidak bisa membedakan benar atau salah. Nia hanya memberikan jalan kecil untuk energi yang tersumbat di dadanya sehingga suplai energi keseluruh tubuhnya megalir. Nia hanya melakukan penyembuhan sedikit saja. Setelah proses penyembuhan selesai Nia terjatuh seakan pingsan dan ditolong Andra yang pura - pura tidak kuat menopang tubuhku pada saat itu aku bisa menyentuh tumit kanan pendukung. Dan tak lama kemudian tuannya bisa membuka matanya dan tangannyajuga bisa digerakkan. Dokter pribadinya dipanggil dan dinyatakan bahwa tuan sudah membaik melewati masa kriis. Nia melirik mbah pendukung dan melihat senyumnya sang sombong. Batin Nia kalian tidak tau semua penyakit, kutukan yang telah kalian lakukan pada orang lain akan datang pada kalian beserta dengan bunga - bungannya. Karma akan datang sebentar lagi.

" Mbah saya tidak bisa melakukan penyembuhan seluruh, tiga hari lagi kami akan kesini " kata Nia kepada mbah Pendukung

" lakukan menurutmu yang terbaik mbok " jawab mbah pendukung

Namun Nia tak akan kembali dalam tiga hari dan tujuh hari kemudian otaknya tidak berfungsi lagi sehingga tidak bisa melakukan apapun namun masih bisa mendengar dan melihat dunia disekitarnya berubah. Dia akan merasakan menjadi lemah yang tak bisa melakukan apapununtuk membela diri sehingga diperlakukan sewena - sena terhadap orang disekitarnya. seperti korban - korbanmu yang kau perlakukan dengan keji. Untuk Mbah pendukung, dia akan merasakan sakit diseluruh tubuhnya dan tidak bisa melakukan hal kecil apapun untuk hidup.

Nia tidak membuat keputusan ini melainkan alam yang memutuskan. Segala proses yang dilakukan Nia hanya mempercepat karma datang.

Kamipun berpamitan pulang.

Misi pertama sukses.

" Nia apakah kau baik - baik saja ?" tanya Andra saat perjalanan pulang

" iya baik - baik saja " jawab Nia

Nia memang merasakan tubuhnya fit dan baik - baik saja. mungkin jika ini terjadi sebelum latihan fisik intens selama sebulan ini mungkin Nia akan lemas kehilangan banyak energi.

" Nia, apa kau butuh sesuatu sebelum sampai rumah ? " tanya Andra

" tidak ...Nia tidak membutuhkan apa - apa tadi eyangjuga sudah masak jadi Nia harus makannya, kalau enggak nanti eyang sedih " jawab Nia

" ya....ga bisa lama - lama ni sama Nia "

" hem " jawab Nia sekenanya

" lho kok cuma hem ? " tanya Andra

" lha trus Nia harus bilang apa ? " senengnya menghabiskan waktu bersama Pak Andra " canda Nia

" UUUUUUuuuu imutnya " kata Andra sambil tangannya mengacak - acak rambut Nia

" lagi pula kita mau kemana dengan penampilan Nia seperti ini Pak " bela Nia

" oke sampai jumpa besok Nia, istirahat besok kita masih ada misi lagi " pamit andra ketika sampai di depan rumah Nia.

Sesampai di rumah Nia membersihkan diri, istirahat sebentar kemudian pergi ke rumah sakit untuk bercerita pengalaman hari ini dengan dek Dharmanya.