iori mengatakan bahwa aku harus mampir tetapi aku masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa iori yang sekarang sangat berbeda dengan iori yang dulu. aku juga terkejut nenek bertindak seperti biasa, aku kira orang-orang tua yang paling anti dengan hal-hal yang seperti itu. mungkin hanya orang religius yang tidak suka dengan itu.
hpku berdering, iori mengirim sebuah pesan kepadaku. 'ren-chon, nanti mau makan malam ke rumah? orang tua ku merayakan kelahiran sapinya dengan memasak yakiniku loh!(* ^ ω ^) ' katanya. sudah lama sekali aku tidak melihat emoji seperti itu, dan membuatku sedikit merasa cringe. lalu dia mengirim pesan lagi yang berisi 'oh, jangan lupa ajak nenekmu juga!'
aku lalu hanya membalasnya dengan 'ok'.
***
(sore hari, di depan rumah iori)
aku tadi mengajak nenek tetapi dia bilang sudah ada janjian dengan tetangga. aku sudah lama tidak ke rumah iori, dari luar rumahnya masih terlihat sama seperti dahulu. rumahnya terlihat luas jika kamu hanya pernah tinggal di kota, namun di desa rumah yang luas adalah hal yang biasa.
"ren-chon! nyanpasu!" aku menoleh kebelakang, ternyata itu iori. dia memakai kaos putih polos dan shorts, ia juga mengikat rambutnya kebelakang. dia sepertinya pulang dari belanja.
rambut pirangnya yang terkena cahaya senja dan matanya berkilauan terlihat sangat indah hingga aku lupa untuk sekian detik bahwa dia mempunyai batang, untung saja aku sadar. "i-iori, mau kubantu bawa belanjaanmu?" ucapku dengan berusaha memalingkan mataku darinya.
"ah, gausah! udah di depan rumah juga." balasnya dengan tersenyum.
"iya juga." kataku dengan menggaruk kepalaku. aku harus ingat bahwa di dalam celana dalamnya masih ada pedang, yang rumornya dulu waktu aku masih disini katanya diatas rata-rata.
aku dan iori masuk ke rumahnya, lalu aku bertanya "orang tuamu kemana?" kepada iori karena di dalamnya tampak sepi.
"mereka di halaman belakang menyiapkan untuk nanti." katanya.
aku dan iori berjalan ke halaman belakang, disana ayah iori sedang menyiapkan alat pemanggangnya sedangkan ibu iori duduk di teras hanya melihat.
"bu, ini belanjaannya." kata iori dengan menunjukkan kantong plastik yang berisi daging dan sayuran, yang mungkin untuk makan malam nanti.
"oh ren! lama ga ketemu!" kata ibu iori, lalu ayah iori juga menyapaku dengan melambaikan tangannya. lalu ibu iori mengambil belanjaannya dan pergi ke dapur, dan aku dengan iori duduk di teras.