Chereads / Sup Hangat / Chapter 12 - dia menungguku disana

Chapter 12 - dia menungguku disana

untung demam kemarin tidak parah, sekarang aku bisa masuk sekolah lagi. ibuku bilang untuk tidak ke sekolah dulu karena aku baru saja sembuh, tetapi aku tetap berangkat ke sekolah karena walaupun kedua orang tuaku dirumah, tetapi tidak ada teman itu membosankan.

saat aku masuk kelas, ketua kelas datang kepadaku dan bertanya "ren, sudah sembuh? aku tadi sebenarnya ingin membawa ini ke rumahmu kalau kamu masih tidak masuk, tetapi udah masuk ya nih." dia memberikan kantung plastik yang berisi sosis, entah kenapa dari sekian banyaknya makanan dia memilih sosis untuk diberikan kepadaku, tetapi biarin ah lagian niatnya baik juga. "apakah kamu sakit karena kangen pacarmu, lalu saat dia menjenguk kamu langsung sembuh, ren?" kata ketua kelas dengan nada yang sedikit mengejek, aku tidak tahu bagaimana dia bisa sampai kesana.

"ketua kelas, apa kamu mau sosis mu ku goreng juga nanti?" kataku.

dia mengangkat kedua tangannya dan menggelengkan kepalanya, sembari menjauh dariku. dia memang baik tetapi kebiasaannya seperti tadi sering membuatku kesal.

aku menaruh sosis dari ketua kelas tadi di kulkas kelas, lalu duduk di bangku ku. ciri sepertinya sedang memahat sesuatu, aku baru tahu di kelas boleh memahat. dia sepertinya sedang fokus dengan kegiatannya, aku tidak ingin mengganggunya. aku hanya melamun untuk menunggu kelas dimulai.

"oh, ren kamu masih hidup?" tanya ciri.

"ya iyalah." jawabku.

"jadi bagaimana, bisa bolos sehari, enak?" kata ciri yang wajahnya semakin mendekat. kedua tangannya berada di belakang badannya, seperti menyembunyikan sesuatu.

"ga enak, aku seharian terbaring di kamar padahal sudah sembuh pas siang." kemarin ibuku memaksaku untuk tetap berada di kasur hingga makan malam karena kata dia aku masih belum sembuh total.

ciri mengeluarkan tangannya dan menunjukkan sesuatu yang ia pegang. "untukmu." katanya. di tangannya ada sebuah kayu yang dibentuk menjadi seperti jantung, di bagian atasnya ada beberapa bunga mawar. ini mengingatkanku dengan mimpi aneh kemarin, dimana ada seorang gadis yang memberikan jantungnya kepadaku.

aku menatapnya untuk beberapa saat, "ren, kenapa?" tanya ciri.

"oh, ngga. aku hanya mengagumi keindahannya." jawabku.

jika kuingat-ingat lagi, gadis di mimpiku kemarin mirip dengan ciri. tetapi aku tidak dapat melihat wajahnya kemarin, jadi aku tidak yakin jika itu memang benar dia. tetapi jika itu memang dia, kenapa ciri? apakah aku ada hubungan spesial dengannya? tetapi masih besar kemungkinan hanya karena dia duduk di sebelahku jadi aku ingat dengannya dan terbawa ke dalam mimpiku. dan mungkin saja itu semua terjadi karena aku sedang demam.

"makasih." kataku, aku lalu mengambilnya dari tangan ciri. "ciri, nanti mau pulang bareng?" tanyaku ke ciri, ini pertama kali aku yang mengajak pulang bersama, biasanya ciri yang mengajakku. entah kenapa aku merasa ingin menghabiskan waktu yang lebih dengannya, padahal kita hanya kebetulan duduk bersebelahan lalu bisa 'berteman' jika kalian bisa memanggilnya seperti itu.

"oh, tumben. nanti tunggu aku selesai piket." jawabnya, dia terlihat biasa saja, sepertinya dia tidak terlalu peduli dengan hal ini, yang wajar saja karena kita sudah sering pulang bersama.