Chereads / Sup Hangat / Chapter 11 - fever dream

Chapter 11 - fever dream

aku demam setelah kemah kemarin, karena aku lupa memakai kantung tidur saat tidur di malam hari. aku waktu itu terlalu lelah dan kekenyangan setelah memancing ikan yang sangat besar di danau. aku dan ayahku memasak semuanya menjadi sashimi dan sebagian dipanggang, aku makan terlalu banyak hingga kekenyangan dan saat aku masuk di tenda aku langsung berbaring tanpa mengenakan kantung tidur.

sekarang aku terbaring di ranjang, badan ku terasa seperti sebuah buku yang telah terkena hujan, lemas dan basah karena keringat. tetapi untung saja karena kedua orang tuaku mendapatkan shift malam lagi, mereka bisa menjaga ku di rumah.

ibuku masuk ke kamar, ia membawa sesuatu di mangkok dan gelas. "ren, ini sarapan untukmu, apa mau ibu suapin?" tanya ibu sembari menaruh sarapan ku di meja lalu duduk di sebelahku.

"ah, aku bisa sendiri. terimakasih bu." jawabku. aku bersyukur mereka bisa merawatku saat aku sakit dan mereka tidak ada beban meninggalkan pekerjaan mereka karena mereka bekerja saat malam hari.

ibu yang menatapku terbaring lemas mengelus kepalaku dan berkata "semoga kamu cepat sembuh." elusannya sangat lembut dan enak, mungkin ini yang dirasakan kucing saat dielus majikannya. "kalau ada apa-apa kamu panggil ibu ya?" katanya, setelah itu ia menghentikan elusannya dan keluar dari kamar. aku ingin merasakannya lagi.

lebih baik aku makan lalu langsung tidur agar aku cepat-cepat sembuh dan ibu tidak khawatir. aku berusaha bangun dari tidur ku, badan ku terasa seperti sebuah batang yang tidak kuat berdiri lagi karena kelelahan.

di dalam mangkok yang dibawa ibu tadi ada bubur yang terlihat enak, dan di gelas ada teh hangat. aku memakan buburnya pelan-pelan, yang aku kira enak tadi tidak terasa apa-apa karena badanku masih sakit, tetapi setidaknya perutku penuh. setelah itu aku meminum tehnya, dan rasanya seperti teh.

setelah menghabiskannya semua, aku kembali berbaring dan menatap langit-langit kamar ku hingga aku ketiduran.

***

di sekitar ku banyak kios, semua orang disini memakai yukata, banyak sekali lentera yang menerangi tempat ini. aku merasa seperti tidak asing dengan tempat ini.

seseorang memegang tanganku dan menuntun ku entah kemana. aku hanya dapat melihat tangannya tetapi tangannya seperti tangan seseorang yang ku kenal, semua ini seperti sebuah dejavu, dia terus membawa ku menaiki tangga ke kuil yang berada di ujung, tetapi tangga ini seperti tiada habisnya, aku tidak semakin dekat dengan kuilnya.

aku tidak tahu sudah berapa lama aku menaiki tangga ini, tetapi akhirnya aku telah sampai di kuil itu, sekarang musim panas tetapi bunga sakura bermekaran, dan ada banyak sekali angsa yang sepertinya bersama pasangannya, mereka semua seperti menyambut kita berdua.

disana ada pintu yang terbuka, aku tidak bisa melihat apapun selain cahaya putih keluar dari pintunya. tangan itu membawa ku memasuki pintunya. aku menutup mataku karena silau.

sepertinya aku sudah di dalam, aku membuka mata ku, dimana aku? aku melihat sekitar sepertinya ini di ruang kelas, satu ruangan disiram oleh cahaya senja, dan angin dari luar membuat tirai jendela beterbangan karena semua jendela terbuka.

di depanku berdiri seorang gadis berambut hitam panjang yang memegang tanganku, dia mengenakan seragam dari sekolahku, aku tidak dapat melihat wajahnya. dia hanya diam disana dengan tangan kirinya memegang tangan kananku.

lalu ia mengangkat tangan kanannya hingga setinggi dada, lalu menusukkan tangannya ke dalam dadanya. darahnya berceceran kemana-mana, hingga seluruh lantai berubah menjadi merah. setelah itu ia menarik sesuatu dari dadanya yang masih mengalir deras darahnya seperti air terjun.

dia menodongkan tangannya, seperti memberikan ku sesuatu. di tangannya yang merah ada jantungnya. lalu ia melepas tanganku dan menaruh jantung itu di telapak tanganku. tangannya menggapai leherku lalu merangkulku, ia mendekatkan wajahnya, seperti ingin mencium ku. aku tidak bisa bergerak, wajahnya semakin mendekat dan semakin mendekat, lalu tanpa kusadari di tanganku hanya tersisa jantung dan seragam sekolah. kemana dia?

tak lama kemudian semuanya runtuh, dan aku jatuh ke kegelapan yang tak terbatas.

lalu aku terbangun, tadi adalah mimpi yang aneh. aku mengambil termometer yang ada di ketiakku sejak tadi, suhu ku sudah kembali normal, aku menengok jam sekarang masih jam 10 pagi.