Chereads / Sup Hangat / Chapter 9 - aku tidak mengerti apa yang ia pikirkan

Chapter 9 - aku tidak mengerti apa yang ia pikirkan

ciri mengajakku pulang bersama lagi, aku harap dia tidak berbicara soal hal-hal aneh seperti dulu, bukannya aku tidak suka berbicara dengannya, karena aku masih mau diajak pulang bareng dia, tetapi otak kentangku tidak mampu berpikir setinggi itu.

selama kita ngobrol aku tidak pernah dengar dia berbicara soal dirinya sendiri, entah kenapa. aku tahu orang tertutup itu ada, dan aku juga mengerti kenapa mereka begitu, tetapi aku hanya merasa bahwa dia tidak pernah mengatakan apapun tentang dirinya sendiri, keluarganya, atau temannya yang membuatku penasaran.

sekarang aku berjalan dengan ciri, kita tidak berbicara apapun dari sekolah hingga sekarang, dan entah ciri membaca pikiranku atau hanya kebetulan saja, ciri berjalan lebih cepat dan berputar arah, menghadap kepadaku dan berkata,"ren, bagaimana penampilan ku menurutmu?"

aku tidak pernah memerhatikan penampilannya selama ini, karena aku juga tidak terlalu peduli dengan penampilan seseorang. dia memiliki rambut hitam lurus yang panjang dan poni yang menutupi sebagian mata kirinya. matanya yang berwarna coklat selalu terlihat seperti orang yang mengantuk, kurang tidur atau mata ikan mati, namun tidak ada lingkaran hitam di sekitar matanya.

dia kurus dan memiliki tinggi badan yang menurutku rata-rata, dan dada yang juga rata. aku tidak pernah melihatnya memakai pakaian selain seragam sekolah, namun untuk sekarang dia terlihat seperti seorang karakter perempuan di sebuah anime yang biasanya tertutup dan sendirian tetapi banyak fansnya yang suka karena itu juga.

aku ingin mengatakan biasa saja tetapi aku tahu para perempuan sensitif akan penampilan mereka, jika aku tidak mengatakan dia cantik biasanya mereka akan ngambek atau semacamnya, yang sangat merepotkan, walau ciri tidak bisa dimasukkan ke golongan yang biasa.

"kamu cantik kok." ucapku dengan mengalihkan perhatianku ke arah lain karena aku tidak bisa mengatakan itu dengan menatapnya.

lalu dia berjalan ke sampingku, dan menatapku, dan berkata "beneran?"

aku mengangguk dan berusaha mengalihkan perhatianku ke tempat lain lagi. lalu dia memegang kepalaku dan memaksa diriku menatap matanya.

"lebih cantik dari trap di kampung halamanmu itu?"

aku mengangguk, lalu ia melepaskan kepalaku dan kembali berjalan lagi.

"syukurlah kamu masih normal." katanya sembari melanjutkan berjalan sedangkan aku hanya berdiri di sana.

kenapa dia bisa tahu banyak tentang hal-hal yang aku sendiri tidak pernah menceritakannya ke orang lain? setelah libur musim dingin beberapa bulan lalu juga dia bisa tahu bagaimana liburan musim dinginku. apakah dia seorang cenayang atau semacamnya?

aku mengejar ciri yang sudah berjalan cukup jauh, lalu bertanya kepadanya, "darimana kamu tahu?" karena aku yakin tidak ada yang berasal dari kampung halaman ku di kelas dan aku juga tidak pernah mengatakannya ke orang lain.

"oh, beneran ya? padahal aku cuma asal ngomong." jawabnya, lalu ia tertawa. "ternyata salah satu teman kelasku itu seorang homo." lalu melanjutkan tawanya.

wajahku memerah, aku sangat malu. sekarang dia tahu bahwa aku berpacaran dengan seorang perempuan berbatang.

lalu kita berdua terus berjalan dengan ciri yang berusaha menahan tawanya sepanjang perjalanan dan aku yang malu karena rahasia tabu ku telah diketahui orang lain.

lalu kita tiba di persimpangan, rumahku dan rumah ciri berbeda arah, jadi ini tempat kita berpisah jalan. lalu saat ia berjalan beberapa langkah menuju rumahnya, dia berbalik arah dan berkata "tenang aja, aku ga akan nyebarin ke orang lain kalau kamu punya pacar femboy."

aku harap dia tidak berbohong soal itu.