musim panas kali ini aku berlibur ke rumah nenek, musim panas 2 tahun lalu aku juga kesana, saat masih belum ada lockdown karena itu, untung saja sekarang sudah tidak ada lockdown jadi aku bisa kesini lagi. aku selalu merasa ingin kembali kesana menjauh dari keramaian kota sesekali. aku dulu tinggal disana hingga aku lulus SD karena orang tuaku harus pindah karena pekerjaannya.
dari perjalanannya di kereta saja aku bisa merasakan udara pedesaan yang segar, dan pemandangan pegunungannya yang indah.
aku disana biasanya bermain atau sekedar jalan-jalan bersama teman masa kecilku yang bernama iori. ia orangnya atletik dan menjadi atlet unggulan di klub lari. dia juga sangat bangga dengan tubuhnya yang atletik. dia juga terkenal akan kejantanannya, dari perempuan hingga laki-laki di sekolah mengaguminya. walaupun aku terkadang melihatnya sebagai cowok cantik sih, karena rambut pirangnya dan penampilannya yang mengingatkanku pada suatu karakter anime tentang diving.
***
sampai di rumah nenek.
"nek, aku pulang!" ucapku saat memasuki rumah nenek. rumah ini terlihat sama seperti 2 tahun lalu, yang tentu saja bukan hal yang buruk.
nenekku tak lama kemudian keluar dari ruang tengah, dia masih terlihat sehat dan seperti tidak menua. lalu nenekku yang sadar bahwa itu adalah aku langsung berjalan lebih cepat dan memelukku. aku merindukan pelukan ini yang sudah tidak kurasakan selama beberapa tahun. lalu ia melepas pelukannya dan berkata "ren, kamu pasti lelah, kamu istirahat di ruang tengah sana, nenek akan buatkan makan siang untukmu."
"terimakasih, nek." balasku, dia terlihat bahagia melihat cucunya masih mengunjunginya. nenekku pergi ke dapur untuk memasak, sedangkan ke ruang tengah berbaring di lantai keramik yang dingin. 'lebih baik aku chat iori bahwa aku sudah pulang' begitu batinku, aku penasaran bagaimana kehidupan dia dua tahun ini aku mengirim pesan kepada dia bahwa aku pulang dan dia menjawab dengan gif sebuah karakter anime mengacungkan jempolnya entah kenapa. setelah itu aku lanjut berbaring dan menatap langit-langit.
beberapa saat kemudian ada yang membuka pintu depan dan berjalan menuju ruang tengah, lalu ada seseorang yang memanggilku.
"ren-chon! bagaimana kabarmu?!" kudengar suara seseorang yang familiar tapi entah kenapa terasa seperti berbeda.
aku menoleh ke pintu ruang tengah, dan melihat seorang gadis dengan rambut pirang panjang yang indah, serta gaun pendek berwarna pink yang imut. "kamu siapa?" tanyaku kebingungan, aku tidak pernah ingat punya teman perempuan yang terlihat seperti dia, dan kenapa dia memanggilku ren-chon?
"kamu masa lupa temanmu sendiri, iori loh iori!"
aku mengucek mataku, mencubit pipiku, menabok pahaku setelah ia mengatakan itu. aku pasti ketiduran dan sekarang bermimpi, tetapi aku bisa merasakan tadi semua. "kamu ga apa apa kan?"
"maksudnya?" tanya dia dengan kebingungan. setelah kulihat sekali lagi, aku bisa melihat bahwa itu wajah yang sama dengan orang yang menjadi ace klub lari, hanya lebih feminim. aku sekaligus terkejut dan takut.
"uh, gajadi. aku mau ke toilet bentar." aku tidak kuat melihatnya dan kabur ke toilet. ada apa 2 tahun ini hingga dia berubah menjadi seperti itu? pandemi memang tidak enak, tetapi aku tidak menyangka bisa merubah seseorang hingga menjadi femboy. dunia memang mengerikan.
setelah itu aku kembali ke ruang tengah, dia sepertinya khawatir denganku. "ren-chon, kamu tidak apa-apa?" tanya dia. "sebaiknya kamu istirahat dulu aja, pasti lelah perjalanan jauh." tambahnya. dia terlihat seperti seorang gadis yang khawatir pacarnya sakit, bukan berarti aku mau jadi pacarnya.
lalu nenekku yang selesai masak membawa makanannya ke ruang tengah, "iori juga disini, apakah kamu mau kubuatkan makanan juga?" ucap nenekku menyambut iori dan menawarkannya makan siang.
"ah, gausah nek! saya tadi sudah makan dirumah." tolak iori sembari melambaikan tangannya dan tersenyum. entah kenapa semakin lama aku melihatnya semakin aku merasa bahwa dia adalah perempuan asli.
setelah itu nenekku menaruh makanannya di meja dan pergi ke belakang. dia membuatkanku somen serta jus jeruk. aku tidak langsung memakannya karena aku merasa agak tidak enak makan sendirian sedangkan temanku hanya melihat.
"ren, cepetan makan biar energimu balik!" kata iori agar aku segera memakannya, namun aku masih merasa tidak enak dengannya yang hanya melihat makananku. lalu ia mengambil sumpitnya dan mengambil somen dari mangkok dan mengarahkannya kepadaku. "atau mau aku suapin?" katanya.
lalu aku mengambil sumpitnya dari tangannya dan memakan somennya sendiri. 'aku tidak mau disuapi oleh seorang femboy' batinku. untung saja rasa somennya tidak tercemari oleh pikiranku yang masih mempertanyakan kenapa dia bisa menjadi seperti ini, apa yang terjadi 2 tahun ini?
lalu hp dia berdering, setelah melihat hpnya dia berjalan keluar ruangan dan mengangkat panggilannya. setelah menjawabnya dia kembali ke ruangan dan berkata, "maaf ren, orang tuaku memanggilku, katanya salah satu sapi di rumah melahirkan."
"selamat ya."
"nanti kamu mampir ke rumah! orang tuaku juga ingin bertemu denganmu!" setelah mengatakan itu dia tersenyum dan melambaikan tangannya kepadaku. aku tidak tahu apa yang ingin kukatakan lagi dan hanya mengangguk.