Chereads / Sup Hangat / Chapter 3 - angan-angan yang lewat begitu saja

Chapter 3 - angan-angan yang lewat begitu saja

hari ini adalah hari yang cerah, akhirnya aku sudah tidak takut akan membeku diluar. karena itu juga semua anak di kelas sekarang kembali seperti semula, seakan bahwa kepribadian mereka ikut membeku saat cuaca dingin.

"ren, kamu pernah kerasukan?" tiba-tiba entah darimana ciri menanyakan itu.

aku bingung kenapa dia tiba-tiba bertanya soal kerasukan. "ga pernah sih, kenapa tiba-tiba tanya soal itu?"

"kamu percaya dengan kerasukan?" bukannya menjawab pertanyaanku tadi, dia malah menanyakan hal lain lagi.

aku kurang percaya sih yang begituan, namun mungkin saja tidak banyak orang yang memiliki pendapat yang sama denganku. "aku tidak percaya sih."

"jadi di kelasku dulu waktu kelas 5 SD, ada seorang siswa yang sering bilang kalau dia punya roh pelindung atau semacamnya. dia di kelas juga sering bilang dia kerasukan, namun karena dia dianggap mengganggu waktu naik kelas dia dikeluarkan dari sekolah." dia terlihat tidak terlalu peduli dengannya walaupun dia menceritakan itu kepadaku. aku merasa siswa yang dia ceritakan tadi hanya cari perhatian. "ren, menurutmu dia hanya cari perhatian atau memang benar-benar kerasukan?" tambah ciri.

"yah, kalau aku sih berpikir dia hanya mencari perhatian saja." setelah mengatakan itu aku sadar, kalau dia adalah orang yang dekat dengan ciri bisa saja aku akan menyakiti perasaannya, tetapi dia sepertinya tidak terlalu memikirkan soal itu.

"kalau memang dia cuma cari perhatian, kasihan juga dia." dia mengatakan bahwa dia kasihan dengannya, tetapi wajahnya terlihat seperti tidak peduli. "kenapa ya dia cari perhatian sampai segitunya?"

bagaimana aku bisa tahu soal itu, orangnya aja ga pernah ketemu. namun jika dia butuh perhatian sebanyak itu di sekolah mungkin dia di rumah sering sendirian, tanpa ada seorangpun yang memerhatikan, tetapi itu hanya dugaanku yang orangnya saja aku tidak tahu bagaimana. "mungkin dia sendirian terus di rumah?"

dia lalu mendongak sebentar, seperti memikirkan sesuatu. "ngomong-ngomong soal sendirian, kamu liburan musim dingin kemarin sendirian kan?" entah bagaimana percakapan kita lompat dari kerasukan hingga ke aku dirumah sendirian. "dan penghangat ruanganmu rusak saat itu." darimana dia tahu soal itu? "untung saja keluarga suis mengajakmu ke penginapan dan besoknya cuaca sudah mendingan." sekali lagi, darimana dia tahu soal itu semua? aku tidak ingat memberitahukan itu ke siapapun.

"bagaimana kamu bisa tahu?"

"kamu lupa kalau aku satu klub dengan suis? dia menceritakannya semua kepadaku." dia benar, aku lupa kalau dia satu klub dengan suis. pasti dia menceritakannya ke orang lain soal hari itu. "baik sekali ya, keluarga suis. mentraktir tetangganya ke penginapan, apalagi ayahnya yang mau memberikan putrinya ke kamu." yang ini aku benar-benar terkejut, aku yakin hanya aku dan ayah suis yang tahu soal itu. apakah suis tidak sengaja mendengarnya waktu ayahnya mengatakan itu? semakin banyak pertanyaan yang muncul di benakku yang tak bisa kutulis disini.

namun aku hanya akan menanyakan satu pertanyaan, "kok tahu?" entah kenapa mendengarkan perkataanku itu terdengar seperti nama sebuah channel youtube yang pernah aku tonton.

"rahasia." jawabnya singkat. pertanyaan di benakku semakin banyak hingga aku ingin ke toilet.

"maaf, aku ingin ke toilet dulu." saat berjalan kesana, dan saat didalam toilet aku hanya memikirkan darimana dia bisa tahu semuanya.