Chereads / WICKED: Bara Dendam Katrina / Chapter 11 - POR FAVOR

Chapter 11 - POR FAVOR

Menerima sendok yang diberikan Katrina, Jeff mulai menikmati sop betawi dan lontong itu. Sesekali melirik lauk lain yang segera Katrina berikan ke mangkuknya, bahkan menerima minuman yang disuguhkan dengan sedotan oleh Katrina.

Katrina is flattering him and Jeff all for it.

Selain itu ketika pergi ke Jovan Mansion dia juga sudah merasakan masakannya, Katrina jago masak dan itu sesuai dengan seleranya, bagaimana Jeff bisa menolak. Walaupun dia juga penasaran hal apa yang membuat Katrina berbuat begini.

Sejak Katrina menolak bantuan darinya, Jeff sudah menarik semua anak buahnya dari mengawasi urusan Katrina. Karena dia sudah berjanji untuk menaklukan Sasongko dan memintanya untuk menunggu maka sebagai majikan yang baik dia akan menunggu peliharaannya hingga siap memberikan hasil. Tentu saja sesekali memberikan shock therapy seperti makan malam itu juga baik.

"Jadi, katakan apa yang kamu butuhkan."

Berbicara dengan orang pintar memang menyenangkan, tak perlu basa basi dan efisien. Memberikan amplop coklat dengan senyuman ibu peri yang Katrina tidak miliki, "Seorang artisku terlibat skandal. Aku ingin mengundang korban utama dalam mediasi agar karir artisku terselamatkan."

Mengabaikan amplop itu, Jeff meminum lemon dan mint infused water dari botol Katrina. "Apa untungnya bagiku?"

"Tuan Jeff, nama artisku adalah Calum. Aku akan menjadikan dia brand ambassador dari klinik kecantikan yang akan aku buka. Klinik ini khusus menangani para selebriti dan istri para pejabat. Mendekati sang gubernur secara langsung terlalu beresiko jadi aku akan memulainya dari istri dan putrinya. Dengan begini aku akan punya koneksi yang lebih dekat dengan sang gubernur dan rencana menjadikan Sasongko bawahan Tuan Jeff juga bisa terlaksana dengan cepat."

"Kamu ingin kau menemukannya karena kamu tak mau terlibat secara langsung?"

"Tuan Jeff, tolong pahami aku. Para pesohor dan pejabat hidup karena citra mereka, jika nama RECHANGE dan Calum tercoreng maka mereka tak akan mau berhubungan dengan klinikku. Jika begitu maka usahaku selama ini akan sia-sia, walaupun membantu pencucian uang dan membuat dana kampanye ilegal untuk mereka, pihak gubernur bisa saja menyalahkan broker-ku saja dan cuci tangan dari semua skema ini. Kalau sudah begini semua kartuku di tangan Tuan Jeff menjadi tidak berguna dan akan semakin sulit menjadikan sang gubernur bidak Tuan Jeff."

"Jadi maksudnya semua ini kamu lakukan untukku? Jadi aku harus menurutimu, begitu?"

"Aku hanya menjalankan tugasku sebagai bawahan Tuan Jeff, sebagai bawahan yang baik aku harus memberikan saran terbaik untuk bos-ku. Saat ini pilihan terbaik agar segera mencapai tujuan Tuan Jeff adalah dengan menyelamatkan karir Calum dan memastikan klinik bisa dibuka dengan mulus."

Katrina boleh bicara semanis sakarin tapi keduanya tahu kalau mereka sama-sama untung dengan kesepakatan ini. Permintaan ini hanya hal remeh untuk Hellraiser tetapi bagi Jeff dia tak bisa membiarkan wanita ini selalu mendapatkan yang dia mau. Terakhir kali dia harus memusnahkan grup Lola untuk menjaga reputasi Hellraiser karena membiarkan Katrina hidup. Hanya karena Jeff diuntungkan bukan berarti dia tak akan mengambil keuntungan lebih.

Menarik tangan Katrina

Jeff mengulurkan tangannya namun kali ini Katrina mengelak tarikan Jeff dan berdiri dengan pisau yang diacungkan pada Jeff. Wajah dengan senyuman dan binar mata palsu itu tergantikan wajah pucat pasi dan tatapan serius.

"Kamu berlatih?"

"Aw!"

Satu cengkraman dari Jeff dan pisau di tangan Katrina tergeletak di lantai, tangannya kehilangan kekuatan. Mengelus telapak tangan Katrina, dia mengamati bekas luka tusuk yang dibuatnya, "Stylus Samsung tajam juga."

Katrina ingin menghujat dan bilang itu bukan stylusnya tapi kekuatan Jeff, sayangnya membuka mulut bukan pilihan yang baik. Padahal Katrina sudah menahan diri mengatasi rasa takutnya di dekat Jeff tapi tetap saja, ketika Jeff terlalu dekat Katrina gemetaran.

Jeff yang lebih tinggi dari Katrina menutupi figur Katrina, rekan kerja Jeff yang mengintip di luar tak bisa melihat gerakan keduanya karena posisi Jeff yang membelakangi pintu.

"Gue gak sangka dokter pendiem gitu mesra-mesraan di staff lounge."

"Lo tahu apa sih? Yang suka diem-diem gitu tuh yang paling aktif!"

"Itu pacarnya dokter Jeff?"

"Gak tahu tapi katanya sepupu Pak Rex."

"Rex? Yang anak Bu jovan itu?"

"Iya."

"Ya ampun, anak orang kaya ketemu dokter perhatian. Cocok banget mereka."

"Iya, udah kek drama aja."

Para perawat dan dokter masih berdiskusi sambil mengintip lewat jendela, sibuk dengan spekulasi tentang hubungan manis mereka.

"Kalian ngapain?"

Para profesional medis itu berbalik dan mendapati Kepala Yayasan dan dua putrinya menatap mereka penuh tanda tanya.

"Eh, enggak Pak. itu um.. Ada tamu di dalam."

"Tamu? Kenapa di Staff Lounge? Seharusnya di ruang meeting dong."

"Itu, Pak. Em.." Kepala perawat yang memang mengarahkan katrina ke Staff Lounge merasa bersalah namun juga tak bisa menjawab jujur.

Satu institusi tahu bagaimana kedua putri Kepala Yayasan menyukai dokter Jeff sedangkan dokter mereka tak tertarik pada keduanya. Dokter Jeff adalah dokter yang berdedikasi pada pekerjaan dan tidak mengerti urusan cinta. Tamara pernah membakar lemari arsip agar dokter Jeff menyelamatkannya dari api sementara Tania memasukkan obat perangsang ke minuman dokter Jeff ketika jaga malam. Tak terhitung berapa kali para dokter dan perawat menyelamatkan anggota tim medis termuda mereka itu dari tipu daya kedua wanita ini.

Sebelum kedua kakak adik itu membuka mulut, pintu staff lounge terbuka dan dua pemeran utama menampakkan diri.

"Pak Hasan."

"Jeff."

"Bapak mau jenguk Bu Riska?"

"Iya, anak-anak rindu ibunya jadi aku sekalian kesini."

Para dokter dan perawat mendecih dalam hati, mana mungkin kedua tuan putri ini kemari untuk menjenguk ibu mereka yang koma. Mereka selalu mengajak Kepala Yayasan kemari di hari dokter Jeff tidak ada piket atau jam makan siang dimana dokter Jeff tidak perlu melakukan pemeriksaan. Kalau mereka memang ingin menjenguk ibu mereka seharusnya mereka di gedung sebelah barat bukan gedung sebelah selatan. Orang tua memang sering buta dengan kesalahan anaknya.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Pak. saya harus mengantarnya pulang dulu."

Tak seperti Hasan yang biasa saja, para dokter dan perawat mengikuti jeff dan tamunya yang bergandengan tangan pergi. Begitu juga Tamara dan Tania yang berharap melubangi kepala wanita yang tengah bergandengan dengan pria impian mereka.

Imajinasi massa memang tak bisa ditebak namun juga tak boleh diremehkan, hanya saja itu semua untuk saat yang lain.

Kini Katrina tengah berada di suite Jeff di The Grand Wyatt. Ketakutannya sirna dan berganti rasa takjub.

Wanita bernama Dena yang juga adalah Nona X dari kasus skandal Calum tengah duduk di ruang tamu Jeff dikelilingi anak buah Jeff yang menggunakan seragam seperti ninja sampai topengnya juga.

"Mbak Dena, namaku Katrina." Memberikan kartu namanya Katrina duduk di seberang Dena, tak memperhatikan kapan anak buah Jeff menghilang.

Wanita yang menahan tangis itu melirik kartu kartu Katrina dan menunjuknya kesal, "Kamu.. kamu.. Kalian suruhan Calum kan. Ini penculikan tahu!"

"Kamu yang merespon iklan dan datang kesini, kamu gak diculik," Jeff meminum tehnya sambil bersandar di rangka pintu.

Katrina hampir saja loncat kegirangan, pantas saja saat di mobil Jeff sibuk dengan ponselnya. Ternyata dia memasang sebuah iklan sebagai umpan untuk Dena keluar.

"Mbak Dena, lupakan soal culik menculik. Mbak Dena bisa keluar dari sini kapanpun tapi Mbak Dena harus dengarkan rencanaku dulu."

"Rencana apa? Kamu pasti mau mengancam aku untuk membatalkan tuntutan kan. Aku gak akan pernah membatalkan tuntutan ini."

"Mbak Dena, mbak Dena gak perlu membatalkan tuntutan ini kalau mbak Dena gak mau. Aku cuma mau mbak Dena dengarkan dulu alternatifnya."

"Alternatif apa?"

"Seperti yang Mbak Dena lihat, aku ini pemilik dan CEO RECHANGE, bos Calum dan yang memiliki kuasa tertinggi di perusahaan. Nah, yang mbak Dena gak tahu adalah selain RECHANGE aku juga pemilik klinik kecantikan dan aku berniat menjadikan Calum brand ambassador untuk klinikku, tapi Calum laki-laki tentu saja kebutuhan perawatannya akan berbeda dengan wanita. Sayangnya aku masih memerlukan Calum untuk iklan kami, tapi aku bisa memberikan posisi sebagai brand ambassador untuk mbak Dena. Mbak Dena akan mendapatkan benefit yang sama dengan Calum yaitu kontrak eksklusif dengan RECHANGE dan banyak kesempatan endorsement produk bahkan casting dan acara lainnya."

Raut wajah yang mulai melunak menandakan persuasi katrina cukup memberikan efek.

"Tentu saja hal ini hanya bisa terjadi kalau reputasi Calum utuh, bagaimanapun brand klinikku sudah terlanjur terhubung dengan reputasi Calum. Kalau Calum bermasalah maka brand klinik juga rusak."