Chereads / WICKED: Bara Dendam Katrina / Chapter 13 - REX'S STUFF

Chapter 13 - REX'S STUFF

The Grand Wyatt memiliki masalah sendiri begitu juga belahan lain dari dunia.

Di padang pasir antah berantah, orang-orang dengan pakaian outdoor dan peralatan untuk menggali tanah berkumpul di mulut gua yang tersembunyi tumpukan pasir. Teriknya matahari tidak menghentikan kegiatan mereka mengeluarkan berbagai boks tua dari dalam gua, mengangkat setiap boks dengan hati-hati ke truk besar yang terparkir di luar. Beberapa orang yang baru saja dari dalam tenda segera memakai masker ninja dan kacamata goggle transparan untuk melindungi diri dari pasir gurun.

"Halo? Bos, benar kami ada di Kork. Ini memang makam Putra Mahkota Jaris. Para ahli sudah memastikan usia peti dan mumi, tidak, tentu saja kami tidak membuka petinya. Kami menggunakan TBX 350 yang Anda kirimkan terakhir kali. Baik, kami akan segera mengirimnya ke pelabuhan. Tentu saja. Selamat malam, Tuan Rex."

Pria gempal itu turun dari salah satu mobil camper dan mematikan ponsel satelitnya.

"Bos, apa kata Bos Besar?"

"Angkut semuanya dan bawa ke kantor. Setelah itu kita ke pelabuhan."

"Tapi Bos, kapalnya berangkat hari ini kan."

"Jangan pikirkan hal itu, ikuti saja kataku."

Mengikuti suruhan si bos gempal, mereka segera mengaitkan sambungan kargo terakhir dan meninggalkan lokasi penggalian itu. Setelah asap mobil dan debu padang pasir berlalu jauh, gua tadi diledakkan dan membentuk pasir hisap alami yang secara perlahan menghapus sisa-sisa keberadaan manusia yang menjarah salah satu tempat peninggalan sejarah paling penting dari bangsa Kork.

.

.

Rex tengah berlatih tinju menggunakan sandsack, left hook, right hook, straight punch dan beberapa tendangan agresif dengan lututnya. Bastian sang sekretaris mengambil botol air dan handuk diikuti Vero sang kepala bodyguard.

"Bos," Bastian memberikan handuk untuk Rex.

"Katakan."

"Barang kita ditahan bea cukai."

"Barang apa?"

"Lukisan Ratu York dan barang-barang dari makam Putra Mahkota Kork."

"Bagaimana bisa barang-barang bernilai ratusan juta dolar ditahan bea cukai? Apa ini pertama kalinya kita menyelundupkan barang? Bukankah kita punya orang dalam?" Setiap pertanyaan Rex dibarengi dengan tangannya yang terus meremas botol air dengan keras.

Melempar botol yang kosong sembarang, Rex menarik punduk Bastian membuat mata mereka satu level, "Aku tidak membayarmu untuk membuat masalah, aku membayarmu untuk mengatasinya. Lakukan tugasmu dan jangan kemari sampai masalah ini selesai."

"Baik, Bos."

Bastian keluar dari Mansion Jovan, "Hubungi semua intel kita dan cari tahu siapa yang berwenang di bea cukai pelabuhan. Berikan kabar secepatnya padaku, Bos marah besar. Lalu bawa orang-orang dari Kork dan tanyai mereka. Seseorang pasti melakukan kesalahan sampai membuat barang kita ditahan. Sembunyikan juga pemilik kontainer untuk sementara, kita tak bisa membiarkan dia ditangkap polisi."

Sementara Bastian berusaha mengontrol kerusakan dari luar, Vero masih berhadapan dengan Rex yang emosi. Mereka berduel sampai sore hari ketika Katrina pulang menggandeng si kembar.

Merasakan atmosfer panas itu Katrina tersenyum pada kedua anak TK itu, "Kalian naik ke kamar dulu ya. Tante harus bicara dengan Om Rex."

"Oke, Tante." keduanya mengikuti nannynya menuju kamar mereka, bersemangat untuk menceritakan kelas tanah liat mereka tadi.

Rex dan Vero adalah specimen lelaki kekar dan mereka punya stamina luar biasa, keduanya petarung yang mendapat latihan setara elit militer tetapi cara pukulan Rex tak menunjukan teknik atau sportsmanship, hanya ada pukulan keras membabi buta.

Rex tempramental dan tak pernah ragu memukul siapapun yang menghalanginya tetapi wajah pucat Vero membuat Katrina khawatir.

"Rex! Rex!" mengambil barbel terdekat darinya, Katrina melemparkan ke arena tinju, cukup dekat untuk membuat mereka berhenti namun cukup jauh untuk melukai mereka.

Rex mendelik sementara Vero diam-diam bernafas lega. Jantungmu tidak stabil, dokter melarang kamu untuk berolahraga berlebihan kan. Minum ini dan tenanglah."

Katrina memberi sinyal agar Vero pergi sementara Rex meminum vitamin yang diberikan Katrina. Wanita itu mengelap keringat Rex dan menunggu perubahan emosi pria itu, "Ada apa? Kenapa kamu membantai Vero begitu? Kamu bisa kehilangan pengikut loyal mu loh."

Melempar botol kosong itu, Rex keluar dari arena tinju diikuti Katrina.

Rahang yang ketat, nadi yang menonjol di kepala, dan tentu saja tatapan beringas yang siap membunuh siapapun saat ini. Apapun yang terjadi, ini jelas masalah besar dan mendapati Bastian tidak di samping Rex saat ini maka Katrina yakin dia sedang dikirim untuk menyelesaikan masalah rumah lelang. Rex memang menggeluti penjualan senjata ilegal, tapi bisnis utama dengan nilai miliaran dolar adalah penjualan dan penyelundupan barang antik. Kalau Katrina dan Lola adalah pengusaha di pasar gelap dan menggunakan bisnis sah untuk kedok dan pencucian uang, maka Rex adalah kebalikannya. Pria itu memiliki perusahaan warisan yang mengurusi barang antik dan setiap anggota keluarganya terkenal sebagai ahli dalam bidang ini, entah sebagai sejarawan, arkeolog, atau sebatas kolektor. Jovan Auction House memiliki reputasi yang telah terjaga selama 200 tahun namun ternoda karena suami Anita, setengah abad yang lalu pria itu menjual barang antik tanpa memeriksa usia dan asal usulnya. Ketika ahli dari sang pembeli memeriksa mereka mengetahui kalau anting giok itu berasal dari makam salah satu leluhur mereka dan sejak saat itu identitas keluarga Jovan sebagai penjarah makam terbongkar. Anita yang sedang hamil muda saat itu dipukuli para preman yang disewa keluarga pembeli dan ayah Rex harus hidup tanpa penglihatan selama hidupnya.

Menjadi Nyonya Jovan bukan perkara remeh, Anita mendapat dipilih dan dilatih sebelum menginjak mansion Jovan ataupun bertemu dengan sang suami. Anita adalah wanita keras yang dapat melakukan apapun bagi keluarganya, menggantikan suaminya yang koma sambil menjaga putranya yang buta, Anita tidak punya waktu menangisi fetusnya yang tewas. Wanita itu mengundang para kerabat Jovan dan membuat ekspedisi besar-besaran untuk menjarah setiap makam terkenal di setiap belahan dunia. Menjarah setiap harta jika mereka yang pertama sampai dan merebut tempat secara paksa jika orang lain sudah menempatinya. Hanya dalam lima tahun Anita membangun kembali reputasi keluarga Jovan sebagai keluarga penjarah makam paling kuat dan sadis, tak terhitung berapa banyak keluarga yang sudah mereka singgung dengan merebut tempat jarahan mereka tapi Anita memimpin keluarga Jovan dengan tangan besi, jika mereka tak menuruti Anita maka mereka yang akan terluka. Wanita itu menjadi target kebencian banyak orang sampai akhirnya suaminya yang koma meninggal dan membuatnya jatuh sakit dan karena itu Rex memalsukan kematian Anita dan membiarkan sang nenek tinggal di The Golden House dibandingkan mansion mereka demi keamanannya.

"Apa yang bisa aku bantu?"

"Jangan harap mempertahankan jantungmu dengan membantuku."

Mengerlingkan mata, Katrina memakan anggur hijau dari fruit platter di depannya. "You are the foundation of my everything, helping you is helping me."

Rex selalu tahu Katrina itu pintar, para wanita yang dipaksa keadaan selalu menjadi lebih kuat. Ketika membantu katrina dulu dia hanya iseng, ingin tahu siapa sebenarnya wanita bau dan berantakan yang mempertaruhkan nyawa ke tengah baku tembak untuk menariknya ke dalam hutan dan menyelamatkannya. Dia kira wanita itu menyukainya atau setidaknya bertindak atas dasar kebaikan, siapa sangka dia mengenal dirinya dari salah satu kuliah tentang benda seni dan ingin membuat Rex tunduk untuk membantunya keluar dari perburuan musuhnya. Katrina itu lemah, kelelahan dan hampir mati tapi gelora di matanya adalah suatu hal yang Rex pahami sejak kecil. Itu adalah tatapan yang penuh tekad yang akan melakukan apapun demi meraih tujuan itu. Dalam satu hal keduanya sama; mereka berjuang untuk hidup.