Bastian mengecek jam berkali-kali, dia mulai gelisah karena ini pertama kalinya istri sang bos ke auction house dan Vero sudah mengingatkannya berkali-kali kalau Nyonya Jovan punya temperamen yang sama aneh dengan sang bos. Karena itu dia juga tak begitu penasaran dengan identitas pria yang mengantar Katrina, dia hanya berasumsi itu adalah supir atau pengawal sang Nyonya saja.
"Nyonya, semua dokumen sudah di dalam."
"Bagus."
Katrina berniat berjalan cepat tapi denyutan di kakinya membuat dia berhenti sejenak.
"Kamu benar-benar keras kepala."
Lelaki yang terus di samping sang Nyonya mengulurkan tangan dan keduanya menuju ruang kerja Bastian. Sama seperti katrina dulu, Zeus adalah bos dibalik layar sementara jabatan pemimpin di perusahaan dipegang Bastian.
"Kamu bisa keluar, aku akan memanggilmu jika membutuhkan sesuatu."
"Biak, Nyonya."
Katrina menangkis tangan Jeff begitu pintu ditutup, dia tak punya energi untuk mengurusi pria yang terus saja muncul tiba-tiba disekitarnya.
"Kamu seharusnya fokus pada RECHANGE, apa yang kamu lakukan disini? Kamu bahkan menolak saranku untuk istirahat."
"Tuan Jeff, tanpa Rex maka aku tak punya apapun, aku harus membantu Rex kalau tak mau semua yang aku bangun ikut hancur bersamanya."
"Kamu kan bisa bercerai."
Katrina hampir saja membentaknya kalau saja tak ingat Jeff tidak tahu perjanjiannya dengan Rex, memilih diam dia segera membuka komputer Bastian. Seseorang menyelundupkan sabu-sabu di kontainer barang Rex. masalahnya dalam kontainer itu ada barang hasil jarahan yang mereka selipkan di antara barang-barang imitasi. Kalau sampai sabu-sabu itu ditemukan saat inspeksi oleh bea cukai maka kasus ini akan dilimpahkan ke BNN dan Polisi, saat itu tiba mereka pasti membongkar semua barang di dalam kontainer. Bukan hanya reputasi Jovan Auction House akan tercoreng tapi keterlibatan Rex dalam penjualan senjata ilegal juga bisa terkuak. Cara paling mudah menyelesaikan ini adalah menyingkirkan sumber masalah, karenanya Katrina berniat merampok kontainer yang disegel pihak beacukai.
Tapi merampok fasilitas pemerintah tak semudah itu, Katrina tak punya keahlian maupun anak buah untuk menjalankan misi ini tetapi sabu-sabu itu harus dikeluarkan sebelum audit dilakukan. Mereka punya 3 hari sebelum tanggal audit dan dalam waktu singkat harus membuat dan mengeksekusi rencana itu. Alasan Katrina datang ke rumah lelang hari ini adalah untuk memeriksa dokumen resmi kontainer dan manifesto dari benda-benda selundupan mereka.
Duduk di ujung meja, Jeff menyilangkan tangannya. "Do I really have to help him?"
"Tuan Jeff, please, soft opening klinik adalah pekan depan dan aku sudah mengundang istri sang gubernur. Kita harus menyelamatkan Rex kalau mau memulai koneksi kita dengan Sasongko."
"Your husband is such a pain in the ass."
Katrina bersorak dalam hati, walaupun terlihat enggan Jeff pasti akan membantunya dengan koneksi Hellraiser. Pria Itu menghubungi seseorang, berbicara dengan Bahasa Rusia, sesekali melirik layar komputer kemudian menambahkan beberapa hal pada lawan bicaranya.
Jeff yang selesai memberikan perintah melirik katrina yang bertumpu dagu dan menatapnya dengan mata berbinar, kali ini bukan wajah terpaksa yang sengaja mencari muka tetapi wajah terpesona yang membuat Jeff merasa jengah. "Singkirkan ekspresimu itu."
Menegakkan badannya, Katrina pura-pura memijat tangan Jeff dengan kepalan tangannya. "You are the best, Tuan Jeff."
"Aku tak melakukannya secara gratis, ikut aku malam ini."
"Ikut? Ke-kemana?"
"Hanya makan malam."
"Tapi kakiku.."
"Kamu menyeretku kemari untuk membantu Rex tanpa mempedulikan kakimu, sekarang kamu ingin berdalih karena kakimu sakit? It's too late now."
.
.
Seharusnya Katrina kabur saat Jeff membawanya ke sebuah butik dan mengubah seluruh penampilannya. Wanita yang menatap balik dirinya dari jendela mobil terlihat seperti Katrina Lin dan bukan Katrina Jovan. Orang-orang Jeff menghilangkan dandanan tebal dan kuat Katrina, memberinya makeup ringan dengan nuansa peach yang membuatnya terlihat seperti gadis 20an tahun dan bukan wanita 30 tahun. Gaun putih tanpa lengan yang Jeff pilih semakin membuatnya terlihat seperti white little flower, deskripsi yang langsung membuat Katrina merinding seram.
"Apa ini?"
"Kursi roda."
"Aku tahu ini kursi roda tapi kenapa aku harus naik kursi roda?"
"Bukankah kakimu sakit? Lagipula ini samaran yang bagus agar orang-orang tidak tahu identitasmu."
Jeff membuatnya duduk dan memakaikan masquerade mask yang muncul entah dari mana.
"Tuan Jeff, kemana kamu membawaku?"
Jeff tersenyum dan mengangguk pada beberapa orang yang mereka lewati ketika memasuki hall pesta, "Memberikan kamu motivasi."
Katrina tak bisa memahami maksud Jeff karena selanjutnya dia melihat orang yang paling dia benci di dunia, Bara dan Suci. apa yang Jeff maksud jelas bukan mereka karena pria itu membawanya ke sudut ruangan yang memiliki view terbaik.
"Lihatlah."
Katrina mengikuti arah telunjuk Jeff. Pasangan dengan masquerade putih senada tengah berbincang dengan beberapa orang lain. Melihat bagaimana undangan menyambut undangan untuk bersulang dan berbincang dari para tamu Katrina sadar kalau keduanya adalah tuan rumah dari pesta ini.
"Itu Sasongko dan istrinya."
Dibalik topengnya, katrina hanya bisa menoleh bingung pada Jeff. Ini aneh, jika ini pesta sang gubernur bagaimana mungkin Katrina tak mendapat kabar apapun dari mata-matanya?
Jeff berbisik; "Ini perbedaan antara kamu dan mereka, Katrina. Tak peduli bagaimana kamu berhasil memikat anak buah Sasongko, kamu tidak bisa mendekati lingkaran elit ini. Yang aku inginkan bukan sesuatu yang kamu bisa berikan dengan mudah, jika kamu terus teralihkan masalah remeh dari bisnis kecilmu kesepakatan kita batal. Jangankan satu tahun, aku akan menghabisimu malam ini juga."
Jeff diajak pergi oleh kenalannya sementara Katrina tertegun, perkataan Jeff memang benar apalagi jika dia masih mau mempertahankan nyawa ini. Tapi kekhawatiran Katrina sekarang bukanlah Jeff tapi pasangan ibu dan putra yang berbicara dengan Fadil Sasongko saat ini.
Dengan atau tanpa topeng, Katrina dapat mengenali Bara dan Suci, bahkan jika keduanya berubah menjadi abu dia tetap bisa mengetahui identitas mereka.
Walaupun tak bisa mendengar isi percakapan mereka, gambaran harmonis yang terlihat membuat alarm bahaya di otak Katrina berbunyi keras. Wanita yang berhadapan dengan Bara terlihat muda, dia juga bergandengan tangan dengan sosok sang gubernur. Katrina bisa saja salah tapi dia yakin dengan analisisnya, pasangan kencan yang Suci pilihkan adalah salah satu putri Sasongko.
Gila!
Ini gila. Jika pernikahan antara Bara dan keluarga Sasongko terjadi maka Bara bisa menjadi keluarga Wijaya dengan sangat mulus! Siapa yang tak mau berhubungan dengan kandidat terkuat kepresidenan?
Walaupun keluarga Wijaya dan Sasongko terkenal sebagai pengusaha dan politikus yang jujur, bukan berarti kekayaan dan kekuasaan masing-masing pihak tidak menggoda untuk satu sama lain. Jika perjodohan ini terjadi, keluarga Wijaya akan dengan senang hati menyambut Bara yang telah menjadi menantu calon presiden dengan elektabilitas terkuat. Begitu juga dengan pihak Sasongko yang mendapatkan sokongan dana dari besannya.
Bencana. Ini semua bencana!