Katrina terbangun karena langkah kaki di luar yang mulai ramai, mengumpulkan pikirannya beberapa saat, lalu memberikan pengumuman rapat di aplikasi chat internal perusahaan. Dia segera ke kamarnya untuk mandi dan berganti baju.
Tepat pukul delapan pagi para ketua tim sudah berkumpul menunggu Katrina. Wanita dengan high bun dan stiletto hitam itu segera menyambungkan laptopnya dengan proyektor. Ada foto adegan Calum di webtv-nya, serta logo KEMENDIKBUD dan MD ENTERTAINMENT.
"Calum Young bergabung dengan kita, dia mau proyek pertamanya adalah peran di proyek ini."
Pengumuman Katrina membuat para ketua tim terkejut hingga mereka tak bisa buka suara.
"Bos? Ini serius?" Ketua tim rekrutmen menjadi yang pertama buka suara, "Ini bukan prank kan bos? Ini Calum Young loh, Bos, dia aktor terbaik tahun lalu dan sangat naik daun dikalangan anak muda karena web series-nya."
"Iya, Bos. Walaupun nanti tim rekrutmen berhasil mengajaknya bergabung kemari, tapi sebagai tim hukum aku tak bisa menjanjikan banyak benefit dalam kontraknya."
"Kalian tidak perlu bingung soal rekrutmen dan kontrak, aku sudah merekrutnya secara langsung dan dia setuju. Sementara kontrak sudah ditangani Lena, besok kita akan mengadakan acara tanda tangan kontrak di The Grand Wyatt."
Para ketua tim melongo, menatap bos mereka seolah dia adalah orang asing yang tak pernah mereka temui sebelumnya.
"Sekarang aku mau proyek Calum menjadi prioritas. Bentuk tim khusus dan setiap tim harus mengirimkan 2 anggotanya."
Rapat berakhir setelah diskusi panjang selama tiga jam.
"Aku perpanjang jam makan siang setiap tim selama satu jam, kalian bisa menggunakan kartu perusahaan untuk membeli apapun yang kalian mau."
Setelah semua anggota timnya pergi makan siang, Katrina menemui Lola di restoran sushi tak jauh dari kantornya. Mereka sebenarnya punya janji pukul 10 tetapi Lola mengubah waktu dan tempatnya karena suatu alasan. Memasuki ruang private yang disediakan Katrina lebih dulu memesan makan siangnya, tak ada alasan untuknya menunggu Lola dengan perut lapar.
Orang Jepang terkenal disiplin dan sangat ketat dalam hal menjaga waktu dan hal ini juga direfleksikan dalam jasa yang ada enmbel-embel Jepang, Katrina mulai menyadari sesuatu yang salah kala seduhan ocha yang biasanya segera disediakan setelah para tamu memesan makanan tidak juga diberikan. Melirik ponselnya, Katrina mendapati indikator sinyal di ponselnya memiliki tanda x. Katrina sadar dirinya telah lengah, Lola adalah orang baru yang dikenalnya, pergi tanpa pengawal ataupun asistennya membuat Katrina target empuk bagi siapapun yang membidiknya saat ini. Sebagai restoran mewah dengan setting ruang pribadi, meja Katrina sekarang kosong tanpa satupun alat makan. Tak ada yang dapat dia jadikan senjata pertahanan diri apalagi untuk menyerang. Katrina dibodohi dan dia terjebak.
Tak lama kemudian terdengar pergerakan dari luar, menarik stylus dari ponselnya dan menggenggam benda itu erat. Kita lihat siapa yang ingin menemuinya sekarang.
"Hi, Kat."
Katrina kaget namun rasa bingung menguasai dirinya, "Dokter Jeff?"
"Bukankah itu terlalu formal untuk kekasihmu?"
Berkat mengenal Zeus dan dua temannya, Katrina sudah menemui berbagai jenis orang di dunia bawah tanah. Jeff yang duduk di hadapannya kini memiliki aura yang familiar namun juga asing. Senyuman yang tergantung malas namun matanya setajam elang, setiap gerakannya sejak dia masuk sangat elegan namun membuat suatu hal dalam diri Katrina merasa tak aman.
Tangan kiri Katrina menggenggam tangan kanannya yang menyembunyikan stylus, "Dokter Jeff sepertinya salah masuk ruangan. Aku akan per-"
"Don't."
Katrina bersumpah dia baru saja merinding, dia tak punya nyali ataupun kekuatan untuk lari menuju pintu yang hanya sepuluh langkah darinya.
"Kamu punya nyali juga untuk bilang kalau kita dekat."
"Uh?"
"Haha."
Tawa garing Jeff lagi-lagi membuat Katrina merinding, ada yang salah dengan pria ini dan entah bagaimana Katrina sudah menyinggungnya. "Dokter Jeff, aku rasa ada salah paham disini, aku tak pernah bilang kalau kita dek-"
"Oh ya? Aku dengar kamu mengambil alih bisnis teman Zeus di Vietnam dan Thailand sambil mengatakan bahwa kamu memilikiku sebagai backer."
ITU DIA!
Alasan pria itu ada disini sekarang karena dia adalah Hellraiser. Katrina siap mati jika dia ketahuan Hellraiser yang asli tetapi dia tak menyangka dia akan tertangkap basah secepat ini, terlebih lagi Hellraiser adalah pria yang sempat dia anggap menarik.
"Aku bisa jelaskan."
"Save it, aku gak tertarik untuk mendengarnya."
Katrina terlalu gemetaran sampai pegangan pada stylusnya lepas dan menggelinding ke kaki pria itu.
Jeff memungut stik sepanjang lima senti itu diikuti cairan merah di meja dan erangan Katrina. Semuanya terjadi begitu cepat, satu saat jeff berada di seberangnya kemudian dia sudah menancapkan telapak tangan Katrina ke meja.
"There should be honor among thieves, yet you broke it and soil my name."
"Tuan Jeff, tolong dengarkan penjelasanku."
"Not interested."
"Lalu apa yang Tuan inginkan? Apa yang Tuan inginkan agar dapat membiarkan aku hidup?"
"Kamu seharusnya memikirkan konsekuensi dari menggunakan namaku untuk kepentingan pribadimu. Membunuhmu saja tak cukup untuk menebus kesalahan ini."
"Tuan Jeff, aku tak peduli jika tuan menginginkan aku mati, aku tak takut, tapi tolong jangan bunuh aku sekarang. Aku akan membantumu melakukan apapun, aku yakin Tuan Jeff sudah tahu kalau aku hanya menikah kontrak dengan Rex, dia hanya ingin jantungku dan aku membutuhkan dia sebagai investor."
Jeff tersenyum dan menancapkan stylus itu lebih dalam ke tangan Katrina, tersenyum sambil berbisik. "Aku tak peduli."
"Agh… Tuan Jeff, Tuan Jeff, tolong pertimbangkan ini dulu. Rex hanya berurusan dengan penyelundupan barang antik dan penjualan senjata ilegal, dia tak pernah ikut dalam bisnis narkotika. Produk milikku adalah produk terbaik dikelasnya dan aku masih punya formula bagus untuk dikembangkan. Setelah urusanku dengan Rex selesai aku akan menyerahkan semua bisnisku padamu. Tolong pertimbangkan hal ini dan biarkan aku hidup untuk satu tahun saja."
Kali ini Jeff bahkan hanya menekan pelan stylus itu, Katrina menahan sakit hingga menangis.
"Tuan Jeff, Tuan Jeff, selain obat-obatan aku juga memiliki bisnis resmi. RECHANGE masih baru tapi kami memiliki reputasi yang baik di dunia hiburan. Aku juga sedang membuka klinik dan rumah sakit. Jika Tuan Jeff membiarkan aku hidup aku bersumpah akan mengubah status kepemilikan semu asetku."
Jeff memutarkan stylusnya dengan bosan, "Aku punya banyak uang."
Katrina tahu satu gerakan lagi dari Jeff dan stylus di telapak tangannya akan menembus punggung tangannya. Dia tak punya pilihan lain selain membuka kartu turf-nya, "Fadil Sasongko! Aku akan memastikan dia memenangkan pemilu dan berada dibawah kendali Tuan Jeff. Tuan Jeff pasti tahu betapa banyak keuntungan yang pengusaha dapatkan ketika mengendalikan RI Satu kan."
"Apa aku terlihat seperti orang bodoh? Apa yang membuatmu percaya diri dapat mengendalikan keledai tua itu?"
"Aku mengenal ahli strategi-nya, aku juga membantu mereka membuat dana politik. Banyak keuntungan yang aku miliki masuk ke kantong sang calon presiden. Aku juga mengenal para simpanannya. Anak-anaknya juga sangat menyukai beberapa streamer-ku. Aku punya banyak kelemahannya, Tuan Jeff bisa mengendalikan dia dan melakukan apapun di negeri ini. Anda akan menjadi tak terkalahkan, Tuan Jeff."
Kali ini Jeff terlihat goyah, matanya yang tanpa nyawa sekarang terlihat hidup dan penuh perhitungan.
"Aku tak pernah mempercayai omongan, temui aku malam ini dan bawa semua informasi tentang si tua bangka dan kekayaanmu. Kita buat surat perjanjian disana."
"Biak, Tuan Jeff. Terima kasih, terima kasih."
Jeff menarik stylus yang berlumuran darah dan keluar.
Katrina menggulung taplak meja dan mengikat lukanya seerat mungkin. Ingin menyesali penawarannya tetapi nasi sudah menjadi bubur.
"Ugh…" Ringisan itu entah karena rasa sakit karena harus menyerahkan hasil kerja kerasnya atau rasa frustasi karena sempat menaksir pria gila itu.
"Resha, siapkan semua materi tentang Gubernur Fadil dan keluarganya, bukti skandal dan penyuapan, profil para simpanan dan bukti pemaksaan aborsi juga bukti pembelian narkotika anak-anaknya. Bawa juga file asli buku besar dana kampanye ilegal para pengikutnya."
"Oke Kak."
Menekan aliran darahnya semakin keras, Katrina menarik nafas berat sebelum melanjutkan perintahnya. "UGH, buat janji dengan adikmu, ugh… di klinik dan jemput aku di King sushi. Damn it! Kita harus membahas sesuatu."
"Kak? Are you okay?."
"I am not, jadi bawa sebotol bourbon. Aku tak bisa mengatasi ini tanpa mabuk."