Chereads / The Antagonist: The Man who become the Slayer / Chapter 8 - 008: Hari yang baru part. 3

Chapter 8 - 008: Hari yang baru part. 3

"Memikirkan saja sudah malas, apalagi melihat apa yang sedang mereka lakukan."

"Benar-benar menyebalkan, padahal aku sedang ingin mengabaikan segala hal, tapi kalian cukup menganggu ya, bajingan!"

[Bima Pandu Dewanata, Harta: The Wise Sage, Gatotkaca]

Bima berjalan dengan kekuatan kontraktor yang membuat para pem-bully yang sedang melakukan aksinya gemetar karena getaran besar yang membuat semuanya terjatuh karena efek samping getaran yang diciptakan Bima.

"Kaburrrrrrr."

"Bima ngamuk!"

"Dasar banteng guling, awas kau!"

Ketiga pem-bully itu meninggalkan sosok anak kelas satu yang sudah dicekoki obat-obatan oleh ketiga orang tadi.

Dia segera mendekatkan telinganya ke punggung anak itu dan dia menutup matanya.

"Muntahkan obatnya, okeh." ujar Bima menepuk punggung siswa itu dan sebuah obat yang masih utuh keluar dari mulutnya.

/Arggghhhhhhhh!

"Tak apa, aku akan membawamu ke UKS." ucap dirinya menggendong pria kecil itu dan melangkah kearah UKS.

Orang-orang yang melihat Bima memberinya jalan, rasa takut terlihat di raut wajah mereka karena sosok kehadiran Bima yang kuat.

Pentolan anak kelas sebelas dan dua belas tak berani menganggu dirinya, kekuatan miliknya setara dengan harta yang dimiliki para pahlawan.

Bahkan nama dari kekuatannya pun adalah pahlawan besar yang memiliki badan yang kuat, dengan kepemilikan [Gatotkaca] membuat dirinya dipercaya untuk menjadi Pahlawan di masa depan.

"Bu, dia abis menelan pil terlarang yang sedang beredar di sekolah ini, tolong berikan dia antibiotik dan antinarkotika." ucap Bima menjelaskan ke Dokter di UKS dan dia keluar memakai kacamatanya dan berjalan menuju kelasnya.

Diluar kelas, beberapa orang dari sekolah akademi Pahlawan dan Kesatria datang menunggu kedatangan Bima. Pria yang selalu ingin merekrut Bima datang lagi hatiri ini.

"Tidak mau, pak. Aku hanya ingin hidup damai." ucap dirinya dan membungkuk memberi salam sopan meninggalkan pria itu.

"Kau harus mau kawan, karena aku yang memintamu masuk." ujar Pria yang konon dikatakan mirip dengan Pahlawan William di masa lalu.

[Sadewa Dhirga Wisesa Rank S, Harta: Unknown]

"Kau, siapa?" tanya Bima menatap seluruh tubuh Sadewa yang ternyata lebih pendek dari Bima (Sadewa: 160, Bima: 190).

"Sialan kau tinggi dan besar, ah lupakan." ucap Sadewa dan dia melayang dihadapan Bima.

"Sadewa, number one rookie di kelas Pahlawan, aku kesini ingin merekrut dirimu, wahai pemilik harta, sang Gatotkaca." ucap dirinya dan Bima memberikan getaran yang lumayan besar kepada Sadewa.

"Hebat, bahkan tanpa media apapun, kau bisa memberikan getaran ini, aku jadi sangat ingin menjadikanmu sebagai tower didalam timku." ucap dirinya yang membuat Bima menambah getarannya.

Badan Sadewa mulai gemetar hebat dengan kekuatan getaran Gatotkaca yang dia keluarkan, bahkan pria yang menemuinya selalu terjatuh karena getaran tersebut.

"Ahhhhh, hentikanlah. Aku malas mempertaruhkan nyawaku, aku hanya akan menjadi pahlawan di sekitar hidupku saja." ucap Bima sembari memanjangkan tangannya dan menyentuh Sadewa dengan satu sentuhan.

(Berat sekali!) batin Sadewa menerima tekanan yang hebat dan getaran dari tangannya lebih gila dibanding getaran tanpa sentuhan.

"Ngeyel sekali." ucap Bima menambah getarannya dan Sadewa bertekuk lutut karena sentuhan tersebut.

(Hebat, aku jadi inget kekuatan Pahlawan William!) batin Sadewa dan dia bangkit dari sana dan meniru teknik milik Bima dengan Angin yang sudah dipadatkan, hal itu membuat getaran hebat di seluruh tubuh Bima.

"Kau menggelitik diriku?" seru Bima menatap Sadewa dengan seluruh badannya mengeluarkan pancaran getaran yang membuat Sadewa menerima serangan fatal.

Angin menghalangi jalur Sadewa jatuh dan mempertahankan kondisi stabil agar Sadewa tetap aman, Bima mengakat keningnya dan kesal dengan orang yang menghampiri dirinya.

Mereka berdua tak peduli efek samping yang mereka keluarkan, bahkan guru yang sedang masuk pun tak dihiraukan sedikit pun, mereka berdua fokus saling menjatuhkan.

(Inikah kekuatan yang di rekomendasikan oleh orang itu? Hebat sekali!) batin Sadewa dan menambah pressure menggunakan angin yang dipadatkan oleh dirinya.

(Mau dia apa sih? Aku sudah menolak dia dengan segala caranya, tapi dia selalu balik lagi.) batin Bima sembari menambah getaran hebat yang sekarang mengguncang Sadewa disana.

Angin yang dipadatkan dan Getaran yang sangat kuat, keduanya saling mengadu pihak mana yang bertahan lebih lama.

"Baik, aku ikut kalian!" ucap Bima yang membuat Sadewa tersenyum, karena jika Bima tak menuruti keinginan bocah ini, kekuatan Gatotkaca dan Angin miliknya

"Maaf ya semuanya, Kami dari akademi Pahlawan akan membawa kebanggaan kelas kalian mendunia!" ujar Sadewa dan semuanya yang dilanda panik attack karena kekuatan hebat dari dua orang tadi membuat seluruh kelas bergetar hebat.

Orang-orang melindungi dirinya dengan harta yang mereka punya, walaupun rata-rata adalah harta yang lemah.

****

"Mari kita lihat perkembanganmu, Yudhistira. Kau boleh memilih lawanmu diantara ke sembilan sepupumu lainnya." ucap Abah yang duduk disinggah sana yang disediakan di arena.

Kesembilan sepupu Yudhistira menertawakan pria cupu yang ada di tengah Arena, karena semuanya tau kalau Yudhistira adalah manusia tanpa Harta.

"Aku pikir dia takut sama kami semua, Paman." ucap Batara yang melompat ke Arena dengan mengeluarkan Harta yang dia miliki.

[Batara Kencana Arkakusumo, Peringkat 5, Harta Ranking A, Tombak Pembelah Lautan, Heavy Spark]

"Aku milih Batara untuk melawanku, Abah." ucap diriku menunjuk Batara yang tertawa didepan mataku.

"Resonansi 2, New ex Deus." gumamku pelan dan pedang petir terbang muncul mengelilingi diriku.

"Pertarungan aku mulai dalam hitungan tiga, persiapkan diri kalian, satu... dua... Tiga!" teriak Abah dan tanganku dengan cepat mengarahkan dua pedang melesat kearah dirinya.

"Ohhhh, pantas saja kau berani menampakan dirimu, Anak cupu." ucap dirinya dan kekuatan uniknya dimulai.

Batara adalah orang yang mewarisi kekuatan air yang dimiliki oleh ayahnya, Heavy Spark membuat dirinya bisa bisa keluar masuk genangan air dan muncul di sisi lain.

Ledakan air yang muncul setelah pedangku menusuk air yang begitu besar membuat seluruh arena memiliki begitu banyak genangan air.

"Semangat Pangeran kecilku, kita mendukungmu!" teriak Erisa yang membuat aku tersenyum kecil, levelku sekarang setara dengan pahlawan, aku hanya perlu memperbaiki detail di arena agar aku menang.

"Untung saja kau yang meminta dirimu bertarung denganku, Batara." ujarku yang berbalik dan mengarahkan pedang petir kearah genangan menuju utara, selatan, timur dan barat membentuk posisi kompas.

"Hujan Pedang Petir!" teriak diriku dan pedang yang menancap itu sebagai katalis area dimana saja pedang petir akan menancap.

Batara muncul dari genangan paling luar yang tidak mengenai teknik hujan Pedang, satu-satunya tempat yang aku sisakan di arena.

"Wave Sparkling!" teriak Batara yang menghunuskan tombaknya dan dia melemparkannya kearahku seraya gelombang air melesat kearahku.

"Defense x Flyers!" ucapku membentuk puluhan pedang petir memblokir air yang masuk, air yang membanjiri arena kecuali area yang aku ciptakan membuat Batara kesana kemari melakukan surfing.

"Keras sekali!" keluh Batara dan dia menghisap kembali air dan menaruhnya disamping penahan itu.

"Twisted water thypon!" ujar Batara yang menciptakan tekanan arus yang memuat didekat penahan yang aku ciptakan.

"Begini doang?" ucapku dengan menciptakan pedang petir seperti katana dengan kekuatan Ex Deus.

"Tiruan teknik Bloody Shadow, penerapan kasar!"

"Teleportasi Kilat!" ucap diriku menuju titik yang sudah aku tandai sebelumnya yang merupakan dua pedang yang menancap di dinding ujung arena, tempat dimana air sudah surut.

"Old Deus menciptakan 1 pedang, Ex Deus menciptakan 4 pedang dan New Ex Deus menciptakan 7 pedang." ucapku memerintahkan ke enam pedang lainnya yang ada di arena datang kepadaku.

"Six Spiral Stab!" teriak diriku dan keenam pedang yang berputar di sampingku melesat cepat mengarah ketempat Batara kehilangan banyak tenaga sekarang.

"And Heavy Sparkling!" teriakku bergerak cepat kesana kemari melakukan tebasan yang membentuk gelombang mengarah ketempat dimana Batara memunculkan bola air yang menahan spiral itu.

Seluruh Sepupu, Paman, Tante dan Abah terkejut melihat serangan brutal yang dilakukan oleh diriku menyerang Batara yang sudah kehabisan tenaganya.

"Kuda-kuda ala Over~Man!" ucapku yang membuat Abah terbalak melihatnya.

"Hentikan itu Yudhistira!" ujar Abah yang masuk kedalam arena dan mengeluarkan kekuatan harimau miliknya bersiap menahan serangan jika aku tak bisa menahan lepasan kekuatan itu.

"Hentikan!" teriak dirinya yang membuat serta membuat orang tua Batara terjun kelapangan dan bersiap menyerang diriku jika aku kelepasan.

"Aku menyatakan, pemenangnya adalah Yudhistira!" teriak Abah setelah aku melepaskan kuda-kuda tadi.

Batara melepas pertahanan airnya dan seketika pedang yang masih bergerak spiral menancap ketanah satu persatu.

"Aku kalah?" ucap Batara yang sangat shock melihat kekuatan adiknya itu lebih kuat dibanding dirinya.

"Menarik, sungguh menarik." ujar pria yang merupakan peringkat dua di antara 10 penyandang nama Arkakusum dan berdiri depan Batara.

"Paman, aku juga ingin mencoba melawannya!" ucap dirinya meminta diriku bertarung dengan dirinya.

"Hentikan itu, Rama!" ucap peringkat satu yang merupakan kakak tertua dari kami bersepuluh.

"Kekuatanmu itu setara dengan Knight Bintang 5, kau ingin melawan bocah kecil yang baru pulang ini?" lanjutnya dan Rama kesal dengan pembelaan dari kakak perempuannya itu.

"Sri benar, Rama. Jika kau ingin bertarung dengan anakku, kau pasti sudah gila." ucap Abahku dan mengulurkan tangannya.

"Kau punya anak yang hebat, Adiksa." ujar Pamanku kepada Abahku, harta yang dimiliki oleh mereka menghilang saat ancaman selesai.

Erisa dan Annie mendekat kepadaku, keduanya tersenyum saat melihat diriku menang.

"Kau hebat, pangeran kecilku." ucapnya tersenyum membuat hatiku sangat gembira.

"Tentu saja, didepan Uni dan Miss Annie, aku harus menang." ucapku dengan pipi merah dan Miss Annie menyenggolku dengan tawa kecilnya.

Hari ini, aku sekali lagi diterima oleh keluargaku dengan kekuatan Old Deus yang aku miliki, Ayahku membuat pesta keselamatan diriku yang sudah menghilang 3 tahun setelah insiden itu.

Selain memperkenalkan secara langsung diriku kepada bangsawan lain, dia juga memperkenalkan istri barunya yang akan segera melangsungkan pernikahannya satu bulan dari sekarang.

Akhirnya aku memulai hidupku yang baru setelah peristiwa yang aku alami dimasa lalu. Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi, aku akan memulai kembali rencanaku untuk menghancurkan sindikat itu menjadi Antagonist yang akan menghancurkan Cahaya yang sudah tercemar.