Menempati kelas C adalah sesuatu yang menyebalkan, tak kusangka bahwa perlakuan semuanya kepada kelas ini benar-benar menyebalkan.
Aku pikir tak ada gunanya memikirkan kenyamanan kelas, tapi ini benar-benar sudah diluar batas kesabaranku.
[Bulan kedua kelas akademi dimulai]
"Hei Yudhistira, duduklah disini." teriak seorang teman baru yang aku dapatkan melalui hubungan yang aneh, Sadewa meminta untuk berteman denganku setelah satu pekan kami lewati waktu bersama.
Aku duduk bersama Bima, Sadewa dan juga seorang siswi yang menjadi teman Sadewa akhir-akhir ini, Larasati.
"Kebencian semuanya pada diriku yang kelas C begitu terasa sekali, tapi kau tak apa duduk dengan kami, Laras." ucapku bertanya kepada siswi yang menjadi peringkat tiga dibawah Bima dan Sadewa.
"Untuk apa membenci seorang yang setara dengan bocah tengil ini." ucapnya dan memicu sikap bocil milik yang seperti Burung Beo.
"Hentikanlah, Sadewa. Makan Choco cake milikku ini." ucap Bima menyuapi Sadewa agar diam.
Seperti biasa aku selalu tertawa melihat bagaimana Bima membuat Sadewa yang sangat cerewet dapat tenang dalam satu kali perintah, seperti dia adalah orang yang sedang menjinakkan satwa liar saja.
"Ohhhh jadi ini, kumpulan tempat anak-anak elit itu menyantap makanannya."
Seseorang dengan kekuatan yang amat besar duduk tersenyum dan bergabung kedalam percakapan kami.
Bima yang sedari tenang melepaskan skill AoE miliknya dan membuat orang itu bergetar saat sentuhan Bima menapaki tubuhnya.
"Gatotkaca, Lycius, Merlion dan Nexus. Harta yang sangat hebat." ucapnya yang menepuk tangannya dan melepaskan diri dari teknik milik Bima.
"Aku jadi ingin bertarung melawan kalian berempat." ucapnya dan menyentuh badan Bima yang dipenuhi oleh aura shock yang begitu besar.
"Tenanglah, aku hanya menyapa kalian saja, dan kau kelas C, bersiaplah, aku akan merebut tahtamu disini." lanjutnya menyeringai kecil dan berjalan dengan santai dan memanggil teman-temannya.
Benar, aku baru ingat apa yang Batari katakan saat itu, ada sebuah event gila yang terjadi di sekolahan yang mengincar anak kelas C di Akademi Hero dan anak kela D di Akademi Knight, dan aku merasakannya sekarang.
[Hunting loser Event], event yang membuat anak kelas yang memilik rank tinggi membuat kontrak dengan anak-anak kelas untuk menjadi budak mereka.
OSIS selalu saja tak ingin mencampuri masalah gila ini, mereka menutup mata begitu saja terhadap event tersebut karena pada dasarnya, hal legal untuk menciptakan hubungan dengan orang-orang lemah.
Kelas C adalah kelas anak-anak buangan yang tak berhasil masuk kriteria Pahlawan utama, sejak dulu anak-anak kelas C dijadikan cadangan dan biasanya menjadi budak anak kelas B dan A.
Pria yang sejak awal memprovokasi diriku di ruangan ini dengan mengenggam pedang kayu membuat semua anak-anak terkapar saat aku baru saja memasuki kelas.
"Yoo, akhirnya hidangan utama kita datang juga." ucap dirinya menatap diriku dan menekan ujung pedang kayu pada diriku.
Dia mengibaskan pedang itu dan menyerang diriku dengan kencang.
"Awww itu pasti sakit." reaksi anak-anak yang menyeringai dan segera membuat diriku bertekuk lutut.
"Kau akan menjadi budakku, Yudhistira." bisik dirinya dan aku menyeringai mendengar ucapannya.
"Kau pikir aku takut denganmu?" balas diriku dan membuat dirinya geram dan menendang wajahku dengan kencang.
"Kau tidak ada apa-apanya dengan ruangan anti spelling ini, hartamu itu tak berguna." teriak dirinya dan dia mengayunkan pedangnya dan membuat diriku terjatuh karena serangannya begitu kuat.
"Kita akan menjadikan 15 orang disini budak kita, mari kita mulai ritual kontraknya!" teriak anak tengil yang memimpin semua ini.
Tentu saja semua yang dia lakukan percuma, serangan itu memang kencang namun rasa sakitnya terlalu kecil dibanding serangan milik kakakku.
"Ahhhh, aku kira kita akan bersenang-senang lebih lama, ternyata ini harus berakhir dengan cepat, sayang sekali bocah sombong." gumamku berdiri dan mengalirkan diriku dengan petir dan menatap semua orang.
"Kelas B, Kelas B, Kelas B, Kelas B dan Kelas A. Hebat, geng kalian begitu hebat ternyata." seru diriku sembari mengenggam tangan salah satu siswa yang aku tebak adalah paling lemah diantara semuanya.
/ARGGGGGGGHHHHHHHH
Siswa yang aku incar terkena sengatan petir yang berasal dari diriku, aku menyeringai menatap yang lainnya cemas karena apa yang aku lakukan.
"Anti spelling? Kalian pikir itu berpengaruh terhadap harta punyaku? Jangan mimpi, aku hanya mengalah saat pemilihan kelas lalu, aku ini Arkakusumo, sialan." provokasi diriku dan dengan jentikan jariku, dua orang terkena sengatan dan tersentrum karena petir yang menyambar kepada mereka.
"Boss, kau bilang kalau kelas ini ada anti spellingnya, tapi kenapa dia bisa menggunakan hartanya?" Siswa kelas B itu panik dan mendekat kearah pria yang sejak tadi menyerang diriku, dia pun tertegun karena didalam kelas ini, ada seseorang yang bisa mengaktifkan hartanya.
"Tenanglah bodoh, aku juga kaget dia bisa menggunakannya. Tapi, bukan cuman dia yang bisa menggunakannya, kau tau, kan?" ucap dirinya dan menyuruh anak buahnya mundur beberapa langkah.
Dia mengenggam pedang kayu yang dia miliki begitu kuat, dia memusatkan fokusnya dan kekuatan yang dia mengalir disekitar tubuhnya.
[Rangking 4 kelas A, Abimana Aryasatya Poliman]
"Bishamonten!" teriaknya dan merubah pedang kayu yang ia genggam menjadi pedang suci Bishamonten.
[Holy Sword, Bishamonten!]
"Seven Star Blade, Nexus!" teriak diriku memanggil pedang yang sudah mulai aku kuasai, resonansi paling susah dan tahap yang baru aku kuasai ini dengan mudah ya aku genggam sekarang, pedang itu sekarang sangat ringan.
"Bella, tolong aktifkan teknik itu!" pinta diriku kepada si rank satu yang sejak tadi pura-pura terluka dan pingsan.
"Aduh, kau memang tau gelagatku ya, kawan." ucap dirinya terbangun dan membuat kejutan baru kepada Abimana dan siswa yang ada di sampingnya.
"Hei kau bajingan, bantu aku juga." ucap Abimana dan pria itu segera berdiri disamping Abimana.
"Satu lawan satu dong, teman." ucap Nurman yang melakukan serangan cepat dan membuat pria yang berdiri dengan Abimana dibuat pingsan oleh dirinya.
"World of Wonderland, Alice!" teriak Bella dan membuat aku dan Abimana masuk kedalam Unique World miliknya.
Dunia yang selalu menjadi tempat aku latihan bersama Bella dan Nurman kini membuat pria yang sejak tadi menyiksa kami terkejut, Unique World bukanlah harta yang kecil, dan sejak awal Bella tidak bisa memperlihatkan kekuatan maksimalnya kepada semua orang.
Aku dan Nurman sejak awal mengerti kenapa kamu bertiga tak masuk ke kelas B atau A, kita bertiga adalah anak-anak yang dinilai underrated oleh mereka semua, pemilik para sistem.
"Bishamonten, kah? Kekuatan yang sejak awal membuat dirimu sangat berani menyentuh kelasku dan teman-temanku saat di kantin beberapa Minggu lalu?" ucapku dan menancapkan Nexus ke lantai.
"Benar, kekuatan ini memang hebat, tapi aku tak pernah berpikir dunia ini bisa mengalahkan keberadaan Bishamonten milikku!" ucap dirinya dan dia mengaktifkan sinar pedangnya yang menyala.
"Aku akan menjadikan kalian budakku, camkan itu." ucapnya dan gerakan kuda-kudanya siap melakukan serangan tusukan dengan kecepatan yang sangat tinggi.
"Five Star of Liner!" teriaknya dan serangannya berlangsung cepat dan layaknya sebuah arah bintang, aku diposisikan sebagai center of gravity serangannya.
"New Ex Deus!" ucapku menyebut nama Resonansi keduaku yang terdengar seperti sebuah serangan dan membagi pedang besar yang aku tancapkan dan 5 pedang membelokan arah tusukan keatas langit.
Abimana melesat mendekati diriku tanpa jeda, dia menusuk-nusuk daerah sekitarku dan melakukan ayunan yang menciptakan tebasan yang aku tahan dengan sebuah pedang petir dan juga katana petir yang aku genggam.
"Switch!" ucap pria itu dan serangan tusukan muncul dari belakang diriku dan mengenai punggungku.
"Switch!"
"Switch!"
"Switch!"
Serangannya bergantian kesana kemari tanpa henti, Abimana pindah kesana kemari menyerang diriku dari segala arah ketika dia berkata Switch.
Serangannya sekarang membuat tubuhku merasakan kesakitan, teknik itu seperti membagi kekuatannya menjadi 20% dari tubuh aslinya, aku merasakan satu tusukan seperti dia menusukku dengan pedang kayu tadi, dan aura tusukan itu mengenai diriku sekitar 20 kali dengan penyebutan switch sebanyak 40 kali.
Bella dan Nurman memperhatikan diriku dan tersenyum.
"Kau butuh bantuan, Yudhistira?" teriak Nurman yang melihatnya bersama Bella dan membuat aku kesal karena ejekannya.
"Kalau aku sih, harusnya 2 menit lagi bisa mengalahkannya, Yudhistira!" teriak Bella dan aku tertawa besar karenanya, tentu saja provokasi tadi membuat Abimana geram, karena seharusnya yang mempunyai alasan untuk memprovokasi sekarang adalah dirinya, si ranking 4 dari kelas A.
(Pakailah aku, Abimana!)
"Kalian benar-benar akan aku jadikan budak seumur hidupku, sialan!" teriak dirinya dan aura powernya menambah kuat kembali lebih banyak.
"Resonansi tahap 1, Bishamonten Pride!" teriak dirinya dan titik yang sekarang mengelilingiku adalah 8 titik.
"Wahhhh, menakutkan. Octagram, kan?" ucap diriku dan menerbangkan pedang petir yang membuat barier petir yang mengeliling diriku.
"Defense x Flyers!" gumamku mengaktifkannya saat Abimana memulai serangan tusukan itu lebih melintas lebih cepat dibanding tadi.
(Biarkan aku yang mengontrol semuanya, Abimana!)
"Hyper Li-Ning!" ucapnya dan melesat membentuk pola kesana kemari melintasi titik milikku yang menjadi center of gravity dirinya, namun sekarang serangannya sedikitpun tak bisa masuk ke dalam barier yang aku buat.
"Eight Slash of Break Rock!" teriak dirinya dan wave yang sangat terang melesat dimasing-masing arah kompas.
"Teknik tiruan Bloody Shadow, penerapan kasar, Teleportasi kilat!" gumam diriku mengaktifkan kuda-kuda untuk menghindari serangan itu dan melesat ketempat yang sudah aku Mark sebelumnya.
"Sudah puaskan, kau. Abimana dari Poliman family?" ucapku berdiri dibelakang dirinya dan menebasnya dalam seketika.
"Switch!"
/BAMMMMMMMMMMMM
Defense x Flyers dan Eight Slash of Break Rock menciptakan ledakan dan membuat Abimana yang berpindah tergeser karena serangan tersebut.
Seluruh titik yang disiapkan oleh Abimana hilang karena fokusnya dirusak oleh Yudhistira.
"Segitu doang?" provokasi diriku dan mengumpulkan keenam pedang yang berserakan dan aku satukan kembali menjadi 7-Star Blade, Nexus.
(Sudah kubilang, serahkan padaku. Abimana!)
Abimana kehilangan dirinya dan pikirannya, sejak awal dia menyerang pria didepannya tak ada satupun hal yang membuat lawannya kelelahan maupun ketakutan melihat kekuatannya, rangking nomer 4 sedang dilecehkan begitu saja oleh anak buangan.
"Bishamonten, aku pinjam kekuatan Resonansi tahap 2 mu, yah!" gumam dirinya dan melepas genggaman pedang suci yang dari tadi menemani dirinya bertarung dan dia menyerahkan pertarungan ini kepada jiwa yang ada dalam harta tersebut.
(Bagus, itulah yang aku tunggu!)
"Resonansi tahap 2, Bishamonten Controling!" teriak Abimana dan cahaya begitu besar masuk kedalam tubuh pria itu dan rambutnya memutih saat cahaya itu masuk.
(Selamat tidur nyenyak, budakku!)
[The Lucky Figure in the world, Bishamonten]
"Ahhhhhhh, ini benar-benar sangat nyaman sekali. Tak kusangka anak ini menyerah juga."
Nurman dan Bella yang menyadarinya berdiri di sampingku saat melihat sosok tersebut.
"Terimakasih kalian bertiga, akhirnya aku dapat menyentuh wilayah yang sudah lama tak aku pijaki." ucap sosok entitas yang membuat Alice world kacau.
Realita dan Unique world saling tumpang tindih saat keberadaan orang itu muncul.
Bella yang mempunyai kekuatan itu sesak napas karena perbuatannya, Aku dan Nurman segera meminta Bella menonaktifkan kekuatannya saat itu terjadi.
/DARURAT DARURAT, ENTITAS ENEMY KELAS BENCANA MUNCUL, SISTEM PENGUNCIAN OTOMATIS AKAN SEGERA DIMULAI.
"Oiiii, kekuatan apa ini?" ucap seorang pahlawan nasional yang sedang berada di ruang guru dan mengaktifkan kekuatan miliknya.
[Pahlawan Justice Wolf, Ranking 14th Nasional,]
Peringatan besar membuat semua orang waspada dari kemunculan Enemy entitas kelas Bencana, Bishamonten muncul ke dunia yang sudah lama tidak dia pijaki dan sedang menyeringai dihadapan diriku.