Chereads / The Antagonist: The Man who become the Slayer / Chapter 18 - 018: The Day Before Strom part 2

Chapter 18 - 018: The Day Before Strom part 2

[H-2 Persiapan sebelum UTS]

"Abimana, kau belum pulang?" ucap Sadewa yang mengintip apa yang Abimana perhatikan.

"Ahhh, Tuan Sadewa. Maaf, aku sedang memperhatikan latihan Resonansi tuan Yudhistira." jawab Abimana kepada Sadewa.

"Hoi, perangaimu tentang menyebut nama orang dengan panggilan tuan itu sangat buruk, hentikanlah!" ucap Bima memarahi Abimana dan menjewernya.

"Baik tuan Bima!"

"Kan!"

"Hehehe, iya Bi- tuan Bima. Aku sudah terbiasa." ucap dirinya dan berakhir dengan Bima menjitaknya.

Sadewa benar-benar fokus melihat Yudhistira mengeluarkan seluruh energi yang sangat besar, bahkan bagi dirinya yang memperhatikan itu, Yudhistira adalah pria yang mempunyai bakat yang hebat.

"Kekuatannya sangat hebat, liat Bima, energi itu seharusnya sudah ke tahap 5, kan?" tanya Sadewa kepada Bima dan dia mengangguk.

"Benarkah itu, tuan Sadewa?" tanya Abimana yang mengintip bersama ketiga orang itu.

"Tentu saja, aku yang berlayar dari ahlinya pasti tak akan salah, energi kuat itu bisa membuka Resonansi tahap 5." tegas Sadewa dan Abimana mengangguk kepuasan atas jawaban itu.

"Hebat sekali memang tuanku!" ucap Abimana yang membuat Bima dan Sadewa saling menatap dan melirik bocah yang sombong sebelumnya.

"Oiii, teman-teman, masuklah!" seru Nurman yang sedang mengelap keringatnya dengan handuk dan berjalan membuka pintu masuk pusat pelatihan.

"Yudhistira, Sadewa cs sudah datang!" seru Bella tertawa dan membuat Yudhistira berhenti dari latihannya.

"Oh, sudah waktunya pulang, ya?" ucap Yudhistira lalu melihat semua murid sudah bersiap.

"Ahhh, Nurman. Kau menganggu kesenanganku saja." ucap Abimana yang membuat semua orang tertawa.

"Oiii, kau memang orang pemilih tuan ya!" ejek Sadewa yang membuat Abimana kaget.

"Dari sekian banyak orang, hanya Nurman doang yang gak dipanggil tuan sama dia, hebat!" seru Bima yang ikut tertawa besar mengikuti Sadewa.

"Sudah, sudah. Mari kita pulang bersama." ucap Bella sembari menyentuh Abimana dan membuat pipi pria itu merah membara.

"Ba- baik nona!" seru Abimana yang sudah salah tingkah karena Bella.

"Yaudah yuk, keburu malem nanti. Ibu asrama kita galaknya minta ampun!" ucap Nurman lalu menjitak Abimana dan memisahkan jalur jalannya dengan Bella.

Keenam murid itu berjalan bersama di terangnya bulan menuju asrama mereka, murid yang pulang tinggal beberapa orang saja dan biasanya sekolah ditutup jam setengah 10, itu adalah jadwal dari pemerintah untuk aturan kelas malam.

Di depan gerbang sekolah, Larasati sudah menunggu keenam temannya dengan senyuman manisnya, dari jauh pun wanginya dapat ditebak oleh siapapun.

"Tuh Yud, pacarmu sudah nungguin kamu." ucap Sadewa menyenggol diriku yang telah melihat sosok gadis manis di depan sana.

"Pacar dari Hongkong, aku gak ada hubungannya sama dia kali." bantah diriku dan semuanya hanya menggeleng karena jawabanku.

"Gebet aja dia, kita tau kok dia juga suka dirimu, tuan." ucap Abimana yang mendorong diriku agar mendekat kearah Laras.

Tubuhku yang tak seimbang akhirnya membuat Laras juga panik, namun tangannya sangat lembut akhirnya aku sentuh dengan tangan kiriku menggapainya.

"Ciee gandengan!" seru Sadewa memulai provokasi terhadap kami berdua, dan Laras membuang mukanya dengan wajah merah membara.

"Maaf." ucapku melepas genggaman tangannya dan memelototi Sadewa.

(Ejek aku sekali lagi, akan aku hancurkan dirimu!) tatapku memberikan pesan begitu kepada Sadewa yang tertawa besar bersembunyi dibelakang badan Bima yang besar.

"Kamu tak apa?" seru diriku kepada Laras dan dia menjawab dengan suara lembutnya.

"A-aku baik." jawabnya singkat namun sedikit ragu.

"Yaudah, yuk jalan. Kita pesta di kamar Sadewa hari ini!" seru diriku dan semuanya riang gembira saat mendengar kata pesta.

"Sialan, kenapa kamar milikku lagi sih!" keluh Sadewa dan aku merangkulnya dan serentak kami menjawab,

"Kamu kan anak orang kaya, ruanganmu besar sekali, Tuan Muda Sadewa." ucap kamu serentak seperti itu.

Besok adalah hari libur kami dan malam itu kamu berpesta ala-ala dengan minuman soda, kripik kentang, coklat, Teh Golden Bell, dan Chicken kesukaan semua orang dengan Cola hitam yang sangat lezat.

Kamu semua berpesta riang gembira untuk menikmati hari libur sebelum ujian Tengah semester dimulai.

***

"Tolong... Tolong aku... Tolong!!"

/Arggghhhhhhhhhh

Pendekar dengan topeng senyuman mata tertutup membunuh secara telak pahlawan nasional nomer 26 yang sudah tak bertangan karena potongan tangannya.

"Akhirnya selesai juga." ucap pembunuh itu dengan mengenggam perisai Baron ditangannya dan tombak yang ia genggam.

Nakula tertawa besar setelah menghancurkan orang bergetar pahlawan tersebut.

"Hebat, tuan muda. Kau sangat mirip dengan Hero Hunter favoritmu." seru seorang dengan topeng rubah dengan logo clover pada jubahnya menyapa Nakula.

"Terima kasih, Agul. Terima kasih telah memilih diriku menjadi karakter favorit yang selalu aku senangi." seru Nakula dan menggambil kepala nomer 26 dan memasukannya ke koper milik Agul.

"Beristirahatlah, beberapa hari lagi kau harus UTS, tuan muda." ucapnya dan menciptakan portal Teleportasi untuk Nakula ke asramanya.

Sebuah pesan muncul dalam handphone Nakula berisi,

[Ujian Tengah Semester di sekolahmu tak akan aman, siapkan topengmu saat ujian, kita akan hancurkan akademi itu - P.S DC]

"Sepertinya aku harus mendekati Abangku saat ujian nanti, aku tak mau dia menjadi korban juga dalam kasus ini, dia terlalu baik untuk memusnahkan Pahlawan dan Knight busuk di tempat itu." seru Nakula menatap Bulan yang terang di balik asramanya.

****

[H-1 UTS Akademia Hero dan Knight]

Penemuan mayat pahlawan nasional rangking 26, Eddy Aguero menjadi berita geger di negeri ini, mayatnya ditemukan di sungai Bumi yang merupakan sungai besar yang ada di provinsi Paten tempat yang sangat jauh dengan akademi.

Seluruh pahlawan nasional melakukan investigasi besar-besaran dan mencari pemicu dan pelaku pembunuh Eddy Aguero dengan Hartanya yang sudah di curi oleh pelaku tersebut.

Setelah satu tahun tak ada serangan yang di lakukan oleh sang Hero Hunter, semuanya kembali waspada atas kemunculannya kembali Hero Hunter tersebut.

[Hallo, Yudhistira. Masuklah ke channel komunikasi yang sudah aku sediakan, mari berbicara soal kejadian ini.]

Kak Erisa mengirimkan pesan tersebut kepadaku, aku segera melakukan panggilan ke channel tersembunyi dengan Kak Erisa sekarang.

"Malam kak Erisa." ucapku melihat raut wajah Erisa yang sangat marah akan kejadian kali ini.

"Jelaskan padaku, Yudhistira." ucapnya tanpa babibu to the point kepadaku.

"Bukan aku." tegasku kepada Kak Erisa.

"Aku tidak melakukannya, Uni." ucapku kepada Kak Erisa dengan sungguh-sungguh.

Kak Erisa diam seribu bahasa, dia masih tidak percaya ucapanku sama sekali, dia seperti orang yang menunggu aku berkata jujur, tapi ini benar-benar kejujuran yang aku ucapkan.

"Ini bukan aku, Uni. Aku tidak melakukan targeting kepada Hero tanpa mencari tau apa kesalahan pahlawan itu, dan satu lagi, aku sudah berjanji pada Uni untuk keluar dari dunia itu." ucapku tegas kepadanya.

"Hahhhhhh..."

"Hmmmmm, apakah kau berani bersumpah?"

"Berani." seruku cepat saat dia memintanya.

"Baiklah, aku akan tutup, jika memang itu kau. Kau harus cepat hubungi aku ya, Pangeran Kecilku." seru dirinya mematikan obrolan tersebut.

Sebuah pesan kembali masuk kedalam handphone diriku dan itu berasal dari Larasati.

[Hallo Yudhistira, apakah kau sudah tidur?]

{Belum, apakah kau insomnia lagi?}

[Hehehe]

[Betul Yud, apakah kau mau menemaniku untuk makan mie?]

{Boleh, aku keluar sekarang}

[Oke, aku tunggu kau di atas balkon asrama wanita.]

Aku segera bersiap-siap memakai jaket tebal, menyelinap keluar dari asrama cowok dan menuju ke asrama cewek, tepatnya menuju atap asrama cowok.

Aku melakukan teknik pedang terbang menggunakan Nexus untuk melesat menuju kesana.

{Aku sudah sampai}

{You Send a Sticker}

Langkah kaki sudah terdengar menuju kesana, kehadiran sosok lain membuat aku pikir bahwa ini adalah kencanku dengan Laras gagal.

"Aku tak akan membiarkanmu makan berdua dengan Laras cantik ini, Wleee." seru Bella sembari memeluk Laras dengan erat.

Mereka berdua menggunakan baju tidur dengan Gambar kucing garis-garis, warna biru muda dipakai oleh Laras dan Warna Ungu dipakai oleh Bella.

"Jadi ini bedanya esensi Gadis dan Janda." ucapku menatap keduanya dengan kedua baju yang sangat bertolak belakang.

"Sialan kau, Yud." jitak Bella sebanyak 10 kali.

"Sakit, Ih."

"Hahahaha, aku juga mau jitak Yudhistira." seru Laras dan dia menjitakku dengan sangat pelan.

"Kau yakin itu jitakan?" ucap Bella lalu dia menambahkan jitakan kedua dengan tenaga yang amat besar.

"Parah, masa aku gak kamu ajak." ucap Sadewa yang datang dengan celana pendek dengan memakai jaket yang seletingnya dibuka dan tak ada baju dalaman didalamnya.

"Kau gak dingin bang?" ucapku kepada Sadewa dan menutup tubuhnya dengan menseltingi jaketnya.

Bima yang terbang menggunakan kekuatan Sadewa baru sampai dan memakai baju Doraemon garis-garis biru tua.

"Sepertinya jadi ramai, yah." ucap Bella sembari melakukan pose untuk menteleport ke dunia yang Bella ciptakan.

"Wahhhh, indah sekali." ucap Larasati kegirangan melihat taman main yang diciptakan oleh Bella.

Sadewa segera memakai kostum macan dan memakaikan Bima dengan pakaian gajah.

Bukannya menyantap makanan, kamu semua malah main-main di Unique Word milik Bella dan bersenang-senang disana.

Kami bersenang-senang disana dan memainkan game petak umpet dengan Bima yang menjadi seeker untuk menemukan orang-orang di dunia yang penuh dengan kebahagiaan disana.

Aku segera menyentuh tangan Larasati dan berlari bersamanya untuk bersembunyi, sekaligus untuk berbicara tentang perasaanku kepada dirinya.

"Laras, aku suka padamu!" bisikku pelan saat aku memeluk dirinya saat Bima berjalan mendekat kearah kami dan mendekap mulutnya agar tak mengeluarkan suara.

Sampai Bima menjauh, aku mendekap tubuhnya yang hangat, kini suasana canggung setelah aku mengatakan perasaanku kepada dirinya.

Larasati hanya tersenyum mendengar ucapanku, dia tidak menjawab apapun kepadaku dan kami hanya fokus memainkan game di dunia itu sampai puas.

Setelah 1 hari full kami di dunia itu, kami kembali ke akademi dan sekarang sudah jam 11 malam atau 2 jam setelah kami sampai disana.

Akhirnya kami pulang ke asrama masing-masing dan melanjutkan istirahat kami kembali, karena besok adalah hari dimana kami semua akan Ujian Tengah Semester yang akan diadakan selama 3 hari nonstop di lingkungan sekolah.

[Arc 2 Finn]

[Arc 3, Mid Test: War Class]

[Ruang kepala penanggung jawwb Akademik Hero dan Knight]

Seorang dengan jubah berlambang clover muncul dari portal saat kepala penanggung jawab Akademik berada di ruangannya, aura pemblokir suara muncul diruangan itu.

"Salam dari saya, tuan Jack!"

"Rupanya kau, Eight." seru Akademik dan duduk dihadapan orang berjubah itu.

"Aku mengantarkan perintah dari King untukmu, Tuan." ucap dirinya memberikan secarik pesan dari kertas yang digulung dan diberikan kepadanya.

Sosok berjubah yang disebut Eight itu kembali menghilang dari hadapan pria dipanggil Jack.

Jack membaca perintah surat tersebut dan setelah selesai, kertas itu terbakar otomatis karena spell miliknya.

"Sepertinya ini akan menarik, kelahiran Black Slayer akhirnya dimulai juga." ucap dirinya menatap Bulan besar yang terang di kota itu dan meminum wine milik dirinya.

"Ahhhhhh, manis sekali!" seru dirinya dan lagu klasik, lantunan Violin Sonata terdengar dari ruangan itu dan dia mengangkat gelasnya.

"Kemenangan bagi Darkness Clover!" serunya mengangkat cawannya menuju bulan yang terang.

Persiapan terakhir UTS yang akan datang dimulai dengan sesuatu yang mengerikan!

[Mari kita mulai perekrutan masal dan penghancuran Akademi Hero & Knight saat masa Mid Semester dimulai! - P.S King DC]