Chereads / The Antagonist: The Man who become the Slayer / Chapter 22 - 022: Mid Test part. 4

Chapter 22 - 022: Mid Test part. 4

"Bella, disini!" seru Nurman memanggil Bella yang berlari dari Area C ke Area G.

Nurman dan Theo terlihat memasang barrier peredam raga, item khusus yang disediakan oleh sekolah untuk beristirahat.

"Mana Yudhistira?" tanya Bella masuk kesana dan ikut duduk bersama dua orang disana.

"Dia tak akan datang." ucap Theo kepada Bella.

"Dia dihadang Arfan dari kelas B." lanjutnya.

"Anak-anak kelas B dan A itu benar-benar mengeliminasi anak kelas kita." gumam kecil Nurman yang meratap api yang sudah di bakar oleh mereka.

/Peringatan, semua event quest dibatalkan...

/New Event, Basmi Ragmanta Sang Boss yang tertidur, cek peta kalian...

"Bagaimana ini?" seru Bella yang terbalak melihat pemberitahuan new Quest.

"Istirahatlah dulu, masih ada waktu 30 jam sebelum ujian ini usai." seru Nurman yang mengabaikannya.

"Aku yakin anak-anak kelas A,B dan kelas Knight akan mulai memberantas itu." lanjut Nurman dan yap ketiga orang itu ada disana untuk tidak ikut melakukan Raid Boss di New Quest.

Disisi lain, Sadewa melesat cepat dari Area A setelah melihat pemberitahuan tersebut, dia meminta teamnya untuk tidak ikut dan siapkan tenaga untuk melawan Raja diakhir event.

Namun dia menulis pesan untuk Larasati dan Bima untuk ikut bersamanya, ketiga orang itu di area yang berbeda melaju kearah Area D tempat dimana Sleepy Boss Ragmanta berada.

Abimana menghunuskan pedangnya kesana kemari melawan anak-anak kelas B yang mulai kecapean, dia dengan separuh kuasa Bishamonten mengeliminasi semuanya tepat saat notifikasi event datang.

"Sepertinya main event sudah terbuka, aku akan membantumu, Tuan Yudhistira." seru Abimana menyarungkan pedangnya dan bergegas pergi ke Area D.

Di Area H, tempat tersembunyi dimana labirin The Forest yang ada di puncak ketinggian 7 wilayah tersebut, ini adalah area yang orang tidak tahu dimana letaknya dan kini orang yang sedang melakukan ritual mengeluarkan energi besar dipandu oleh Two of Clover, sang penyihir Sylvania.

Ritual menjadikan seseorang menjadi The Slayer sedang berlangsung, dan pria itu mengeluarkan wujud kontraktor harta yang dia punya meraung-raung ke udara.

"Ujian menjadi seorang kontraktor dimulai juga, waktumu adalah 2 jam, Tuan Griven." ucap Sylvania yang berbalut kegelapan tebal membisikannya kepada sosok pria yang identitasnya masih belum diketahui sama sekali.

Sylvania dan pria itu mendapatkan notifikasi event di tengah altar labirin tersebut, orang itu menyeringai saat melihatnya.

"Cobaan generasi ini benar-benar hebat, semoga kalian beruntung sampai pria ini datang menghancurkan kalian." ucapnya dan angin membawa daun ke ujung tanah yang sudah hancur retak karena serangan Boss Ragmanta.

Sosok Arfan terlihat sedang kewalahan menahan serangan Ragmanta dengan 2 pedang besarnya menyilang dihadapannya dan dia terus dipukul mundur oleh sosok Rakun besar dengan persilangan landak dipunggungnya.

"Kenapa aku yang jadi Guardian, sialan!" Keluh Arfan saat dia melakukan elakan saat serangan dari depan matanya ditanami duri yang tajam.

"Karena cuman senjata mu doang yang mempan melawan serangannya!" ujarku sembari melemparkan satu persatu pedang agar teknik menusuknya lebih kuat dibanding saat terbang sendiri.

"Gak usah mengeluh, badanmu besar juga." ucap Regg melompat diatas punggung Arfan dan dua tangan besar mengepal melayang dihadapan Ragmanta yang sedang tak memakai penjagaannya.

/ARGHHHHHHHHHHHH

Hawa panas keluar dari tubuhnya, merasakan hal itu, Deus mengambil alih diriku segera menarik mundur Regg yang terlalu dekat dengan Ragmanta.

"Defense x Flyers!" teriak Deus dan enam pedangku berputar membentuk bola menahan hawa panas yang mengarah kepada kami bertiga.

"Arfan, kau tidak apa-apa!" ucapku teriak dari dalam bola melihat pria itu bertahan denga menciptakan bola angin menepis hawa panas tersebut.

"Sialan kalian! Akan kubunuh kalian setelah ini!" teriak Arfan dengan badan yang tak kuasa menahan panas dari bos besar itu, dia terkena sedikit panas tersebut karena kebocoran ruang yang tercipta karena hawa panas tersebut.

"Regg, apa kau bisa memperbesar tangan besarmu itu?" tanyaku kepada Regg dengan sebelah mataku memancarkan aura Deus yang masih mengambil alih diriku.

"Aku bisa menggabungkan kedua tangan besar ini, ya 2x lipatlah." ucap Regg dan aku mengangguk seraya berkata.

"Waktunya mundur, ambil bocah tengik itu. Kita butuh rencana." ucapku menatap kedepan dengan mengambil satu pedang dari 6 pedang yang melayang dan kedua tanganku menganggam pedang dan katana secara bersamaan.

"Five Wall of Thunderbird!" teriak diriku dan 5 pedang melesat cepat membentuk segi lima layaknya mengurung Ragmanta.

Petir kuat muncul diantara sisi pedang membentuk dinding yang membantasi pergerakan Ragmanta, dengan sedikit lirikan, Regg maju dengan satu tangan besar bersiap mencekal diri Arfan yang masih belum mau mundur.

"Sekarang kita mundur, cepat!" seru diriku yang duluan berlari kearah Area C, dimana perkampungan elf ada di tempat itu.

"Lepaskan aku sialan! Aku tidak mau mundur!" BAJINGANNNN!!" amuk Arfan yang terus memberontak saat di bawa oleh Regg.

"DIAMLAH BANJINGAN! KITA PERLU MEMAKAI OTAK UNTUK MELAWAN SI GENDUT ITU!" Maki Deus kepada Arfan dan membuatnya dia memelototi diriku.

"KALAU MAU, TANYAKAN KEPADA ZHYPIER, APA RENCANANYA YANG BAGUS!" ucap Deus lagi yang mengarah kepada Arfan dan dia terdiam.

"Aku tau kau seorang kontraktor juga, sama seperti bocah tangan besar ini." lanjutnya dalam tubuhku dan seluruh Harta Arfan hilang dan cekalan tangan Regg lepas.

Deus memberhentikan diriku sat Regg dan Arfan berhenti, kami masih ada di Area dimana Ragmanta sedang membongkar dinding itu.

"Ayo bergerak, dinding milikku tidak sekuat itu, bajingan!" ucap Deus dan Arfan dengan aura yang berbeda menatap orang itu.

"Siapa kau?" ucapnya dan Deus menyeringai.

"Aku adalah Deus, Putra Bungsu keluarga Ancient!" lanjutnya dan seketika kedua orang itu berlutut.

"Hentikanlah, kita sedang ada dalam masalah, Ragmanta itu roh gila, dia bisa saja menyapu bersih wilayah ini, ayo kita bergerak ke area lain, dan pikirkan bagaimana melawannya, kau juga Almas." ucap Deus kepada Regg dan dia menyeringai besar.

"Hahahaha kau tau aku juga, terharu sekali aku mendengarnya." ucap Almas dan Arfan dengan sosok Zhypier menjitak dirinya.

"Sopan sedikit, sialan!" serunya lalu kini dia gantian membawa Regg dengan satu genggaman tangannya

"Biar cepat, ayo kita melesat, Tuan Deus." ucap Zhypier dengan pedang yang membentuk sayap siap melesat.

"Let's GO!" ucap Deus menyatukan 2 pedang yang ada di tangannya dan 5 pedang meluncur ke arahku dan menyatu menjadi Nexus.

"LARI!!! SAPI NGAMUKKKK!" teriak Deus memeringatkan semua makhluk yang ada di area sekitarnya dan mereka bertiga segera melesat kearea C.

Namun, Ragmanta tidak mengejar mereka saat itu.

Bima menahan serangan Ragmanta dengan seluruh tubuhnya terbalut segel cahaya yang merupakan kekuatan Resonansi tahap 2 milik Gatotkaca.

"Jiwa meretak, Tulang membeku!" ucap Bima menyentuh tangannya di dahi Ragmanta dan seluruh aura yang ada di sekelilingnya merapal sendiri membantu Bima dengan aura Gatotkaca dalam tubuhnya.

"Tidurlah sebentar, wahai jiwa yang lelah!" tambahnya dan seluruh rapalan itu menahan seluruh tubuh Ragmanta dan Ragmanta tak bisa bergerak sedikitpun karena kekuatan Bima.

"Yosshh, mereka akan mempunyai waktu berpikir sekitar 20 jam, waktunya aku tidur, hoammmm!"

Bima terlihat menghidupkan kristal pelindung dan dia tertidur dibawah Kaki Ragmanta yang begitu empuk.

"Mari kita tidur, Gatotkaca!" seru Bima yang tertidur setelah mengatakannya.

[Dungoen: The Forest, Time: 26:00:26]

"Hahh hahh hah, gelap sekali!" seru pria yang baru saja selesai menuntaskan ritual yang diberikan oleh Penyihir Sylvania yang sudah tertidur didepan matanya.

"Akhirnya selesai juga!" lanjutnya menatap area H yang masih sunyi tanpa pertikaian sedikitpun.

"Lama sekali, 4 Jam kau melakukan ujiannya, kan sudah kuucap, 2 jam saja. Jadinya aku tertidur karena menunggumu, sialan!" ucap Sylvania dan pria itu memakai jubahnya menyelimuti dirinya dihadapan Sylvania.

"Aku tahu tubuhku kekar, tapi tetap saja, kau nenek yang punya fetish aneh!" ujarnya kepada penyihir itu dan dia memelototi anak itu.

"Untuk apa aku tergugah melihat semut kecil, kau adalah orang paling kecil yang aku lihat, sialan." ujar Sylvania lalu dia menusukan dirinya dengan pisau kecil yang ada di tangannya.

"Aku bukan nenek juga sialan, jaga sopan santunmu, aku bisa saja mendepakmu dari Darkness of Clover!" tambahnya dan menghilang dari tempat itu.

Pria itu melihat garis tangannya yang dipenuhi tatto macan yang meraung dan benda itu perlahan bergerak ke area punggungnya.

"Black Slayer dengan Tatto Macan Hitam, sangat cocok bukan?" seru dirinya dan Resonansi tahap 3 nya keluar dengan Kampak besar dengan raungan macan di tepi kirinya dan bentuk bilah yang begitu tajam dengan gagang berkainkan kulit macan hitam yang menjadi penanda kekuatan aslinya.

"Ayo kita mulai, perburuan calon manusia hebatnya, Tiga!" lanjutnya dan melesat cepat terjun kearea bawah tempat area A sampai G berada.

[Black Slayer sudah bangkit!!!]