Chereads / The Antagonist: The Man who become the Slayer / Chapter 26 - 026: Battle at The Forest Dungoen part. 3

Chapter 26 - 026: Battle at The Forest Dungoen part. 3

Lycius memakai kekuatan yang sama dengan yang dipakai oleh Sadewa, senjata yang dia keluarkan adalah sabit yang begitu tajam dengan ornamen hijau dan emas di batang sabit tersebut.

"Tempest!" seru Lycius mengibaskan angin yang membuat tekanan besar kembali dan menciptakan topan lebih besar dari sebelumnya.

"Percuma bodoh!" seru Rifan dalam mode Berserk menebas angin besar tersebut.

"Tidak ada yang sia-sia dalam pergerakanku!" ucapnya yang mendatangi Rifan duluan dan sabitan yang begitu banyak berdatangan kearah Rifan.

Rifan mengibas-ngibaskan Halberdnya seraya menghancurkan sabit yang berdatangan, tak kala beberapa sabit kecil mengenai pipi dari pria itu.

"Wind of Cutter!" seru Lycius yang ada dibelakangnya dan seperti sebuah kumpulan serangan, teknik ini menyambung serangan sabit sebelumnya.

Sabitan dibelakang punggung Rifan hancur dengan cara Rifan memutar Halberdnya, namun Lycius sudah tidak ada disana lagi saat Rifan berbalik.

"Wind of Dark Eyes!" seru Lycius yang berada di kejauhan menunjuk sabitnya ke atas seraya kumpulan asap tebal menyelimuti area tersebut.

Dalam beberapa detik, tubuh Rifan sudah diselimuti awan tersebut, dirinya segera berlari mencari area yang tidak terkena awan tersebut.

"Wind of Ashura Tempest!" teriak Lycius tepat dibelakang Rifan dan sabitnya sudah berisikan angin yang begitu berat dan dia mengibaskannya sebelum Rifan beraksi.

/TRENNNNGGGGGGG

Lycius terkejut setelah melihat Halberd milik lawannya beraksi. Dia mundur ketakutan melihat aura yang baru saja keluar.

"Lama tak jumpa, anak jenius dari Gurun ******!" seru Lubu yang sudah mengambil alih tubuh Rifan.

Lycius menyeringai melihat siapa yang dia lihat, wujud yang dulu dia takuti ketika di dunia Familiar.

"Lama tak jumpa juga, Tuan Lubu!" seru Lycius mengaktifkan zirah perangnya ber-ornamen hijau dengan angin yang menggebu-gebu.

Lubu mendekat kearah Lycius dengan berjalan kecil menyeret Halberd miliknya dan dia menatap Lycius dengan aura yang selalu dia perlihatkan sejak dulu kepadanya.

Lycius melesat terlebih dahulu dengan seluruh auranya di arahkan di ujung sabit yang dia miliki.

Dia memakai seluruh kekuatannya karena sekarang berada di depan 1 dari 7 kegelapan dunia Familiar yang sanga terkenal dulu.

"Lycius Slash Ultimate!" seru Lycius dari kejauhan dan dengan berat aura yang terkumpul dia berusaha sekuat tenaga memberikan sebuah tebasan besar yang berisikan angin yang dia bisa kumpulkan saat itu.

"Jiwamu terlalu angkuh untuk menatapku, sialan!" ucap Lu bu memutar-mutar kan Halberd-nya ke kiri dan ke kiri dan ke kanan membelah setiap angin yang menghampiri dirinya.

"Resonansi tahap 5, Tempo!" ucap Lu Bu yang mulai menaikan tingkat resonansi yang dia miliki dengan ketenangan yang begitu luar biasa.

Bahkan angin tak bisa memberikan suara kepada Lu Bu yang menaikan konsentrasi dirinya.

"Resonansi Tahap 6, All Power!!!" serunya sekali lagi dan ledakan kecil membuang energi yang tidak diperlukan oleh tubuh.

Kekuatan 60% dari Lu Bu sedang hinggap di diri Rifan dan tubuhnya sudah beresonansi mendekati kekuatan Lu Bu yang dulu.

Lycius yang tau akan hal itu segera maju setelah mengibaskan angin yang dia kumpulkan dan menjadi badai yang besar, matanya sangat menginginkan kemenangan atas orang besar yang dia lawan hari ini.

"Aku adalah Celestial Wind Dragon, Lycius! Aku tidak akan KALAH!!!" serunya yang bersiap melancarkan serangan terkuat miliknya kepada Lu Bu yang masih beradaptasi dengan resonansi tahap 6.

/Argghhhhhhhh

Ujung tajam Halberd menembus dinding perut yang dimiliki oleh Sadewa, kekuatan yang begitu dashyat dan cepat membuat Lycius terkejut dan menghilang dari tubuh Sadewa.

Yudhistira berdiri menghadap temannya yang tereleminasi begitu saja oleh Lu Bu, petir merah menggelegar menembak tubuh Sadewa yang sudah kehilangan banyak energi.

/TEAMMATE A1 HERO TELAH TERELEMINASI....

/WAKTU PENYELESAIAN GAME DIKURANGI....

/1 JAM TERAKHIR AKAN DIMULAI....

/SISA PLAYER YANG TERSISA.... 10 ORANG.

Notifikasi sistem Dungoen ini memberikan begitu banyak notifikasi setelah Sadewa dikalahkan.

Lu Bu berdiri di atas tengah-tengah hujan yang mengguyur untuk ke 5 kalinya di hutan ini.

/SEPULUH ORANG TERAKHIR AKAN DI PINDAHKAN KE ARENA SANG RAJA!!!!

/SLEEPY BOS AKAN DI PINDAHKAN KE ARENA SANG RAJA....

/BABAK AKHIR DUNGEON INU AKAN DIMULAI DALAM WAKTU...

[00:05:00]

Semua orang berdiri di tengah ruangan yang aku masuki tadi, event melawan Raja Hutan akhirnya akan segera dimulai.

Orang yang tersisa tinggal Aku, Rifan (dengan Lu Bu), Bima, Arfan, Regg, Abimana, Theo, Nurman, Bella, dan terakhir adalah Nakula.

"Sialan, event penyerangan hog-Dwarf benar-benar membantai kelas Knight semuanya!" ucap Nakula yang mendekat kearahku dan mendekati diriku.

/Dilarang bertarung satu sama lain!!!

/Event Player vs Player berakhir!!!

"Mengerikan ya, dia!" bisik Nakula kepadaku setelah melihat sosok Rifan.

Rifan terlihat duduk di tengah tak memedulikan orang lain, dia telah usai melakukan pembantaian yang menjadi tugasnya.

Namun diantara semuanya, Arfan yang merupakan kakaknya berbeda, dia mendekati Rifan saat itu juga.

"Ayo kita bicara!" ucap Arfan sembari mengenggam tangan kirinya yang terluka karena efek pertarungan sebelumnya.

"DIAMLAH," seru Rifan yang menatap tajam Kakaknya itu dan aura yang sangat kuat dikeluarkan oleh Rifan.

"Kau sudah membuang Bakara?" tanya Arfan melihat wujud harta yang belum pernah dia lihat sebelumnya, kekuatan milik Rifan berbeda dari yang dia tau.

"Sudahlah, aku tak mengeliminasi dirimu karena kau kakakku, dibanding kau seperti pecundang begitu bertanya kepadaku, tataplah pertarungan selanjutnya, karena aku tak mengampuni nyawa seseorang dua kali." ucap Rifan dan dia maju paling depan saat waktu menunjukan angka 00:02:00 sebelum final boss dimulai.

Bima menatap tajam diriku yang dia anggap sebagai pembantai seluruh regunya dan dengan bukti aku yang lain melawan dirinya.

"Yo, Yudhistira. Kenapa Bima menatapmu seperti itu?" seru Bella kepadaku dan aku hanya tersenyum.

"Entahlah, untuk sekarang ayo kita fokus melawan dua raja di Dungoen ini," ucapku dan berdiri di samping Rifan yang mengenggam Halberdnya.

Bella, Nurman, Theo dan Abimana berdiri di belakangku mengambil posisi sesuai dengan tipe harta yang mereka miliki, dan begitu juga dengan Bima, Nakula, Regg dan Arfan mengambil posisi untuk melakukan misi dari Dungoen ujian ini.

[Quest; Challenge the king, Time: Sampai waktu habis]

[Side Quest: Kalahkan Sleepyboos, Time: Sampai waktu habis]

[Hidden Quest: ????, Time: sampai waktu habis]

/Waktunya pertempuran Final ujian ini, Dimulai!!!!