Chereads / The Antagonist: The Man who become the Slayer / Chapter 23 - 023: The Black Slayer Appears

Chapter 23 - 023: The Black Slayer Appears

"Aku adalah Black Slayer, camkan baik-baik!" seru pria berjubah hitam membawa kampak besar berkepala harimau dan satu persatu player yang dia temui terleminasi dengan seluruh badan yang hancur terkoyak karena serangannya.

Ini adalah jam ke 24 mid-test dan tersisa setengah siswa kelas 1 saja yang tersisa.

Dia melangkah kembali setelah kumpulan anak yang dia lihat hancur dan menyisakan satu orang sebagai pemberi kabar kepada yang lain.

Ini adalah pentas dirinya mendapatkan suara, simulasi pembantaian yang akan dia lakukan ke depannya.

Saat ini, Black Slayer menatap kumpulan anak kelas A hero yang sedang dipimpin oleh Larasati.

Dia berjalan tanpa suara mendekat kearah mereka dengan jiwa kegelapan meronta-ronta begitu dalam dan mata emas yang menjadi ciri khas matanya.

"Aku datang, Jantung hatiku!" serunya dan membelah seorang siswa saat semuanya sedang berpikir untuk mencari strategi baru tanpa Bima di dalamnya

/Teammate anda telah tereleminasi, teammate : 4/5

"Semuanya menjauh!" seru Laras menggenggam Merlion dan membidik sosok berjubah hitam itu.

"Santapan yang enak!" ceria pria dengan kampak yang digenggam begitu kencang dan membelah 2 temannya yang tidak siap menghadapi situasi itu.

Laras menembakkan bola api dari Merlion, serangan beruntun dilancarkan oleh Laras sembari bergerak mundur.

Bola api dengan kecerobohan tinggi menciptakan efeknya tak kuat, Black Slayer mengibaskan kampaknya berulang kali menepis bola api yang menghilang di udara begitu saja.

"Maaf nona manis, salahkan saja takdir dirimu yang begitu lemah!" ucap Black Slayer setelah kampaknya tertanam di tubuh Laras dan menancap di pohon saat dirinya melemparnya.

Partikel kecil perlahan mengambil Laras, Black Slayer itu mendekat dan menyentuh wajah Laras yang sudah begitu lemah tak berdaya.

"Sayang sekali kita memiliki takdir yang berbeda, tidurlah dengan tenang dan tonton aku dari sana, nona manis!" ucap Black Slayer dan partikel milik Laras hilang melayang di udara.

Laras terjatuh tepat di aula besar dimana semuanya mengalami ketakutan yang nyata.

Yap, ini adalah simulasi masuk donguen berkat data yang tersimpan saat explorasi ke negeri bernama The Forest.

Teman-teman Laras mengalami luka mental yang besar, semuanya menggigil ketakutan saat membayangkan tubuh mereka terbelah di simulasi pertama mereka.

Laras kini menatap layar dimana Black Slayer itu menatap kamera dengan mata emasnya, dia tersenyum kearah kamera dan jubahnya perlahan melahap dirinya dan menghilang begitu saja.

"Sialan, aku tak bisa berbuat apa-apa!" kesal Laras dan kekuatan Merlionnya bocor disekitaran sana.

Black Slayer itu mulai bergerak kearah area G dimana merupakan area terdekat untuk mencari murid yang akan dia eleminasi.

/Teammate anda sudah tereleminasi, point sekarang akan menjadi milik anda sendiri…

Bima terbangun ketika notifikasi dari sistem muncul, dia tidur menjaga Ragmanta agar tidak terbangun oleh murid lainnya.

Dia segera berdiri saat melihat notifikasi tersebut, sama seperti Laras, energinya bocor dan menyebabkan retakan pada segel Ragmanta yang dibuat tidur paksa oleh dirinya.

"Sialan, siapa yang berani mengeliminasi Teammate-ku?" marah Bima dan dia segera melesat ke posisi terakhir Teammate-nya di eleminasi oleh player lain.

Dia dengan bola aura yang menjadi kekuatan area of effect skillnya menghancurkan penghalang seperti monster agar tidak mengganggu dirinya melesat menuju area yang memiliki jarak 3 kilo dari tempatnya.

••••

Kami memilih untuk beristirahat saat sistem menyatakan bahwa Ragmanta tertidur dan hujan kembali melanda The Forest untuk ketiga kalinya, sudah 15 jam berlalu sejak kami melawan Ragmanta dan kami bertiga sekarang bersiap untuk pergi dari tempat ini.

"Arfan, Regg, ayo kita ke Area G!" seru diriku meminta kedua Teammate party ini kearea yang sedang aku tuju.

"Aku sih ayo saja, bagaimana denganmu, Arfan?" seru Regg menanyakan pria berotak batu yang sebenarnya enggan masuk kedalam party baruku, namun perintah dari hartanya cukup jelas membuatnya tak berkutik dan mengikutiku begitu saja.

[Empat Bilah Langit, Zhypier] dan [Pilar Batu Berjalan, Almas]

Harta tingkat S yang menjadi andalan akademi ini dimiliki oleh keduanya, dan Deus menjelaskan bahwa Zhypier dan Almas adalah dua familiar liar yang sangat menghormati keberadaan 5 keluarga inti dalam silsilah Familiar.

Familiar adalah sebutan sosok mereka semua, Harta berasal dari setitik cahaya Familiar yang dibuka saat Gerbang Raya terbuka.

Deus tidak menjelaskan apa itu Ledakan Gerbang Raya, namun yang aku terka, sesuai dengan sejarah, sepertinya Bencana Semesta ratusan tahun lalu adalah kejadian yang sama dengan sebutan Ledakan Gerbang Raya.

Atau bisa dibilang bahwa Bencana Semesta diakibatkan oleh Ledakan Gerbang Raya itu sendiri, dan Deus memilih diam saat membicarakan Ledakan Gerbang Raya dan melanjutkan menjelaskan 5 Familiar paling dihormati dan berjasa saat Ledakan Gerbang Raya dan keluarganya adalah salah satunya, Ancient Family.

"Oiii pak ketu, lebih baik kita tidak ke Area G!" ucap Arfan yang menghentikan langkahnya dan dirinya segera menggenggam dua pedang besarnya menghadap ke belakang.

/DUARRRRRRRRRR

Ledakan besar muncul dari belakang mereka begitu besar, dari ledakan itu hujan tulang bermunculan mengarah kepada tiga orang tersebut.

Arfan menghentikan hujan yang mendatangi party tersebut, dia melirik kecil diantar bilah pedangnya dan sosok yang mendekat itu hilang keberadaanya.

Kami segera membagi jarak pandang dan membentuk formasi segitiga, kami mengawasi 120 derajat agar seluruh area dapat kami pandang.

"Raining Bone Slash!" teriak orang itu yang tak lain adalah Balaram yang menyerang ketiga orang itu.

"Spinning of two Blade, Cirlce!" ucap Arfan seketika dan dua pedang besar yang mengapung di udara berputar menahan hujan tulang yang disebabkan oleh Balaram.

Balaram ikut melesat diantara tulangnya dan melesat dengan katana hitam yang dia genggam, arah tujuannya adalah kearah Regg yang belum mengaktifkan Harta.

"Resonansi tahap 7!" ucap Balaram kecil setelah menciptakan pusaran angin yang membuat Regg terpelanting jauh dan matanya menghadap kearahku sekarang.

"Murashiki no Hisatsu!" ucap Balaram dan melalukan putaran kecil dengan katana menembus udara melesat kearah diriku.

"Issen!" lanjutnya dan 4 bilah pedang terbang punyaku terhempas menahan serangan tersebut.

"Hebat, hampir saja aku tereleminasi!" ucap Regg yang sudah memakai armor tempur milik Almas.

"Zhypier, Resinansi tahap 3."

Seluruh bilah milik Arfan mengecil menjadi pedang biasa dan melayang di udara dan kembali mengecil jadi 4 bilah pisau yang memiliki 4 warna berbeda.

"Elements of Zhypier, Avatar!" seru Arfan yang melihat kesepian matanya melihat aura lain yang lebih besar dari Balaram.

"Kemana kau melihat musuhnya, BAJINGAN!" teriak Balaram yang melesat kearah Arfan yang masih menatap ke arah depan.

"Almas, lindungi kontraktormu!" teriak Deus yang langsung mengambil alih diriku dan mengeluarkan all energy miliknya dan menyentuh dua pedang yang menjadi senjata terbaik miliknya.

"Baik, tuan muda Deus!" seru Almas yang ada dalam diri Regg dan zirah perang milik Almas terpasang lengkap dan empat tangan besar kini menjadi penahan garis depan kami.

"Kau, menyingkirlah. Bodoh!" ucap Deus menendang sosok Balaram untuk menjauh dari pertarungan ini dan sosok yang sangat besar muncul dihadapan mereka.

Ya, sosok Black Slayer melangkah dengan aura yang lebih keji dirasakan oleh ketiga Kontraktor tersebut, Arfan ternyata merespons hawa keberadaan sosok ini sejak awal dia menolak.

"Tak salah lagi, ini adalah hawa keberadaan Deep Familiar." ucap Deus yang menggerakkan 98 pedang terbang dan berada di belakang kedua orang dengan kekuatan jarak dekat tersebut.

"Aku adalah Black Slayer!!!!" seru ganas pria itu dengan mata emas menatap ketiga Familiar tersebut.

Black Slayer sudah tumbuh menjadi orang yang lebih berbahaya dibanding sebelumnya, dia menanamkan ekornya dan menumbuhkannya sebanyak 8 buah.

"Gumiho, kah?" ucap Zhypier menyentuh pisau hijau yahg memiliki kekuatan angin ribut di dalamnya, warna pisau lainnya bersatu dengan warna hijau dan menjadi warna Tosca (air x angin), Lime (bumi x angin), Coklat (Angin x api) dan Pure Green (angin x angin).

"Tidak, Dia bukan Gumiho. Gumiho itu rubah!" ucap Almas dengan sarung tinju berlapis emas dna zirah berlapis hitam memadu satu sama lain dengan 2 tangan emas dan 2 tangan perak miliknya.

"Waktunya…" teriak Black Slayer itu dan memperlihatkan kampaknya berubah dengan petir menyambar senjata itu dan perlahan berubah sedikit demi sedikit dan 8 ekor itu masuk kedalam senjata itu dan memperpanjang bentuknya.

"Melawan segalanya!!!!" teriaknya

"Halbert of Sky Piecers!" teriaknya yang mewujudkan wujud harta sebenarnya miliknya.

"Dia adalah satu dari tujuh kegelapan dunia Familiar!" ucap Deus melihat mata emas itu berubah menjadi guntur merah gelap dan dia berada ketinggian memandang rendah ketiga Familiar tersebut.

"Lubu, sang Kesatria kegelapan!"

[Black Slayer, Halbert of Atomic Piecers. Familiar: Lubu]

••••

"Inikah yang ingin dilihatkan oleh pria gila itu?" ucap Nine menatap Black Slayer yang merupakan murid dari Ten of Clover yang baru saja di lantik oleh Penyihir Sylvania.

"Menarik, sepertinya Darkness Clover akan mendapatkan kekuatan yang setara dengan iblis itu!" ucap Queen menyeringai menatap debut dari Black Slayer yang begitu kuat tersebut.

"Tapi, anak didikku sedang menatapnya sekarang!" ucap Jack yang membuat kedua orang itu menatap sang guru yang mengajarkan dasar pertarungan dulu kepada pria yang juga sama-sama gila dengannya.

Jack menunjuk sosok diriku yang sedang ada di bawah kendali Deus saat menghadapi kekuatan yang sangat gila, dengan jiwa membunuh lebih gila dari pada dirinya.

"Akan aku doakan kemenanganmu, murid terpintar yang aku punya!" ucap Jack menyeringai diakhir dan menunjukkan ekstensi miliknya dihadapan petinggi Darkness Clover lainnya.

[Pertarungan antara kami masih belum lengkap, kepingan terakhir dari Four Horseman of Hero sedang menuju perjalanan menuju tempat mereka]

[Time: 09:34:56, Donguen The Forest]

[5 jam lagi sebelum bangunnya Ragmanta sang Sleepy Boss]