Chereads / The Antagonist: The Man who become the Slayer / Chapter 20 - 020: Mid Test Part. 2

Chapter 20 - 020: Mid Test Part. 2

Nakula melesat kesana kemari dengan White Baron dan Tombaknya memburu para Hog-Dwarf yang menggila.

Dia memburu sendirian meninggalkan timnya yang memilih untuk melakukan evakuasi masyarakat sekitar saat Hog-Dwarf menyerang.

"Hebat sekali, Nakula melindungi semuanya agar tidak ada yang masuk ke desa ini." seru teman setimnya melihat aksi Nakula yang membunuh seluruh Hog-Dwarf yang ada.

[Point score tim +4.000, point kalian menjadi +34.000 P]

(Hallo, Nakula. Bagaimana keadaannya?)

(Hallo, tuan Agul. Ini sangat seru, teknik yang kau ajarkan membuat timku berada di urutan ke 3 dari seluruh anak kelas 1!)

(Bagus, sekarang berhati-hatilah. Kode hitam, murid Ten of Clover sedang bersiap melakukan ritual kelihatan Black Slayer!)

(Jadi, ini arena untuknya, ya?)

(Kalau kau menghadapinya, bunuh saja dia!)

(Baik tuan Agul, pemegang Nine of Clover!)

Nakula melihat awan yang sudah gelap yang menandakan bahwa Dungeon The Forest akan ada fase hujan.

"Hog-Dwarf berhasil mundur!" seru Nakula mengangkat tombaknya berteriak dan semuanya bergembira disana.

Hujan adalah saat menakutkan bagi Hog-Dwarf, karena lumpur di hutan tersebut membuat mereka kesusahan untuk berjalan.

"Regu Beta sudah sampai, seperti disini sudah selesai, ya?" ucap siswi yang memimpin Regu Beta kelas B di Knight Class.

"Bantu kami menyiapkan benteng untuk desa ini." seru Nakula yang mendekati regunya itu.

"Pointnya akan terbagi dua, kau tahu, kan?" seru siswi itu dan Nakula mengangguk.

"Baik, Tim Beta dan Tim Zeta akan melakukan kontrak partnership bersama untuk melakukan Quest: melindungi desa elf!" seru siswi itu dan dia tersenyum kepada Nakula.

"Jangan menyesal, ya!" ucap Siswi tersebut lalu kedua tim akhirnya bekerja sama membuat benteng untuk melawan Hog-Dwarf saat hujan mereda.

***

Diurutan kedua, tim Bima melakukan perburuan terhadap lizard yang melesat kesana kemari, dia menggunakan Resonansi tahap pertama dengan sempurna, wujud Gatotkaca menjadikannya sebuah sarung tinju yang sangat bersinar emas.

"Larasati, tolong tembakan cahaya!" perintah Bima yang meminta Laras melakukan tembakan suar cahaya ke rawa yang gelap di depan mereka.

Merlion miliknya berbentuk sebuah senjata berbasis tembakan yang dapat menembakan 2 peluru, Suar cahaya dan Bom peluru.

Kepala singa yang membuka raungannya, senjata itu menembakan suar cahaya ke beberapa titik agar pengelihatan semua orang dapat nampak.

"Aura, Fist Hand!" teriak Bima melakukan pukulan dan memunculkan pukulan besar mengejar Lizard yang berlari dengan kencang.

[Point score tim: +4200, Point total +56.950 P]

"Kerja bagus, semuanya." ucap Larasati mengokang senjatanya mengisi suar cahaya Merlion ditangannya.

Ketiga orang lainnya mendekat ke Larasati dan Bima dengan senjata yang dipenuhi oleh darah segar yang mengalir dari monster di Dungoen tersebut.

"Wah, target kita ternyata adalah tim Sadewa. Mereka benar-benar sangat gila dalam farming." ucap Bima melihat klasemen sementara point yang didapat oleh seluruh tim.

"Kau melihatnya, Bim?" ucap Laras dan Bima mengangguk.

"Tm Yudhistira belum mendapat point sama sekali, sedangkan tim kelas C paling tinggi itu tim Nurman dengan point masih 3000 point saja." ucap Bima kepada Laras.

"Ada apa dengan mereka, ya?" tanya Laras menatap langit yang sudah gelap dan rintik hujan mulai mengguyur seluruh area di The Forest.

"Mari kita berteduh terlebih dahulu!" perintah Bima kepada semua timnya.

Disisi lain, Sadewa juga menghentikan farmingnya saat hujan sangat besar mengguyur, dia sendirian berada di tengah lapang luas dengan angin menutupi dirinya dan tak ada sedikitpun air yang menyentuh tubuhnya.

"Jadi kau ya, orang yang paling kuat di sekolah ini!" ucap anak kelas A dari kelas Knight dengan mengenggam katana hitam dengan armor kiri badannya dipenuhi oleh tengkorak dan unsur kegelapan begitu besar didalamnya.

"Ayo bertarung denganku, Lycius user!" lanjutnya dan sebuah tebasan lebar ditahan oleh sabit milik Sadewa yang menggunakannya secara cepat.

[Resonansi tahap 2, Strom Reaper, Lycius]

"Resonansi tahap 5!" teriak pria itu dan seluruh tulangan itu lepas dari seluruh badannya dan sekarang wajah dari orang itu nampak begitu jelas.

Pria itu bergerak begitu cepat melesatkan serangannya kepada Sadewa dengan puluhan tebasan dan tulang yang lepas tadi menyerang satu persatu sisi Sadewa bertepatan dengan tebasan kuat miliknya.

"Murashiki Fallen!" ucapnya sebelum pedang besar yang terbuat dari bayangan jatuh di atas kepala Sadewa dan hal tersebut meledak karena sentuhan angin yang membentuk perisai besar melindungi diri Sadewa.

Pria itu menampakan wajahnya dan membuat Sadewa marah melihat matanya.

[Peringkat 30 kelas A, Baralam Narayana Wisesa]

"Baralam, apa yang kau inginkan!" gumam Sadewa berbicara kepada sepupu yang ada didepannya itu.

"Tahta utama keluarga Wisesa!" teriak dirinya memukul keras katana miliknya dan membuat seluruh air hujan yang terjatuh menghilang karena tebasannya dan Sadewa yang menangkisnya terpental begitu jauh.

"Sialan!" ucap Sadewa yang menyeimbangkan dirinya dan sebuah angin thypon miliknya membuat Baralam menghindarinya dan berdiri di atas pohon.

Tulang yang tadi sudah menyingkir dari tubuhnya kembali menjadi armor disisi kirinya dan wajah kanannya berubah karena topeng dari armor tulangan tersebut.

"MARI KITA BERTEMU LAGI NANTI, SADEWA!" teriak orang itu lalu menghilang bertepatan dengan bayangan memakan sosok tersebut.

Sadewa terjatuh dari anginnya dan seluruh tubuhnya sudah begitu lemah karena menahan kekuatan besar yang akan menyerang dirinya.

"Baralam, awas kau!" teriak kesal Sadewa ditengah hujan yang sudah membasahi dirinya sejak awal mula pertarungan dimulai.

***

"Cepat buru anak-anak rendahan itu!"

"Mereka terlalu sombong akhir-akhir ini!"

"Buat mereka mengetahui posisinya!"

Seluruh teriakan yang membuat anak-anak kelas C kabur-kaburan karena menjadi incaran yang dilakukan oleh anak kelas B sejak awal.

Arfan dan Rifan yang memimpin 30 anak kelas B memerintahkan perburuan anak kelas C di dalam ujian ini.

Event kedua yang paling terkenal saat kalian memasuki kelas C adalah saat ini, [Hide and seeker] event dimulai oleh kelas B yang dipimpin Arfan dan Rifan.

Event dengan tujuan membuat tunduk anak-anak kelas C dan patuh kepada kelas B dan A dan di event ini seluruh kelas B yang berjumlah 30 orang dan kelas A berjumlah 10 orang untuk menangkap anak-anak kelas C.

"Apakah ini yang terbaik, Arfan?" tanya anak kelas A yang menjadi pemimpin regu E di kelasnya.

"Tentu, kau tau kan untuk mendekati senior bangsawan Wisesa di kelas atas, event ini harus berjalan dengan lancar." jelas Arfan kepada orang itu.

Rifan yang memimpin Regu B di kelas B menyebar seluruh anak untuk mengincar satu persatu anak kelas C.

"Kau tau apa yang menarik?" seru Arfan mengeluarkan kekuatan Resonansi miliknya dan merubah bentuk hartanya menjadi dua pedang besar yang berkibar layaknya sayap yang bergerak.

"Di event ini, diizinkan untuk mengeliminasi peserta!" lanjutnya melesat cepat mengejar siswi yang bersembunyi diantara pohon besar dengan sayap yang mengepak.

"Itu sih yang terbaik!" seru anak kelas A itu dan dia ikut serta dalam proses pencarian anak kelas C dan siap mengeliminasinya.

Sedangkan itu, anak kelas C benar-benar pecah dibuat oleh 40 orang yang mengincar mereka, Kini sisa anak kelas C yang masih tetap bertahan adalah 6 orang saja.

"Sialan kalian!" seru Nurman yang dikejar belasan tembakan dari tiga orang anak kelas C yang memiliki tipe serangan yang hampir mirip.

Bella kelelahan akibat kekuatan unique world miliknya tak bisa digunakan di hutan ini, dia terus-terusan berlari setelah regunya hancur oleh anak kelas B yang menyerang mereka saat melakukan hunting lizards.

(Bella, kau dengar aku?)

Sebuah pesan suara muncul di telinganya dan Bella segera menjawabnya.

(Ya Yudhistira, aku dengar!)

(Bagus, berkumpulah di area F, aku ada disana!)

(Aku ada di area E, cukup jauh ke area F!)

(Tenang saja, teman kita sudah aku kirim kearahmu!)

Sebuah ledakan kecil memecah jarak antara Bella dengan 6 anak yang mengejarnya.

"BERANINYA KALIAN MENGANGGU NONA CANTIKKU!"

Abimana dengan Bishamontennya membuat anak-anak kelas B termundur kecil karenanya.

"Abimana, keren banget!" seru Bella berdiri disampingnya dan membuat pipi Abimana merah membara.

"Yoshh, nona Bella, kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menahan mereka!" semangat Abimana dan 5 hologram berjajar disampingnya dengan gerakan yang sama dengan Abimana lakukan.

"Sial, ayo kita kabur dari sini." seru anak kelas B dan 1 orang sudah mundur sejak kedatangan Abimana.

"Terlambat!" ucap Abimana dan 5 hologram melesat cepat menyerang anak kelas B yang telat untuk mengevakuasi dirinya.

Bella tersenyum melihat Abimana yang semangat membantunya, dia bergegas ke area F tepat sebelum hujan deras melanda The Forest.

****

"Aduh, malas sekali deh kalau event ini ada hujannya!" seru seorang anak perempuan dari kelas C yang baru saja bangun di sarang burung besar di tempat itu.

Burung merah kenari besar menatapnya dengan sungguh-sungguh dan siap mematuknya.

"Hentikan, aku benci ditatap seperti itu!" seru gadis itu kepada Burung besar yang sudah tak memiliki kepala dan tumbang seketika.

Dia berdiri dengan memancarkan aura tipis yang menyebar keseluruh Dungoen tersebut dan mata kanannya berubah seperti bintang yang bersinar emas dan kirinya hitam pekat layaknya kegelapan yang sangat besar.

"Ternyata ada 3 murid tetua clover di akademi ini, hebat sekali!" seru dirinya yang melepas pakaian sekolahnya dan kini berbentuk layaknya kegelapan yang pekat dengan mata kanan yang bersinar disana.

[Two of Clover, The Witch Sylvania]

"Sudah waktunya aku menyiapkan ritual untukmu, wahai Black Slayer!" seru dirinya menyambut kedatangan sosok pria yang tak diketahui identitasnya yang merupakan murid sang Ten of Clover.

Kelahiran Black Slayer akan dimulai beberapa saat lagi.

****

(Yudhistira, amarah ini!) Seru Deus kepadaku yang sedang menunggu kedatangan sisa anak kelas C.

(Sialan, bencana besar akan muncul dalam sini!) lanjutnya dan dia duduk disamping bahuku sekarang.

(Kau mengetahuinya, Tuan?) tanyaku dan dia tersenyum menyeringai kecil.

(Tentu saja, siapa yang tak ingat dengan amarah besar ini.) ucap Deus yang memukul kepalaku dengan cakaran kecilnya.

(Bersiaplah, sepertinya event yang orang itu bilang akan menjadi Bencana besar disini, lindungi seluruh temanmu!) tambahnya dan menghilang dari hadapanku.

Aku menatap keluar hujan yang sangat lebar di Dungoen ini, melihat Peta yang berisikan 7 Area besar dan perolehan point lumayan tinggi bagi kelas C.

"Sialan, ternyata aku tersisa sendirian sekarang." ucapku melihat layar status reguku gugur karena perburuan anak kelas B dan A kepada kelasku.

"Kepung area ini!" teriak belasan orang yang memasuki area F yang merupakan tempat hunting paling sulit di Donguen ini.

"Sialan, Bella dan Nurman masih tetap dijalan rupanya!" ucapku bersembunyi dibalik boss area ini yang masih tertidur bahkan sebelum hujan dimulai.

Aku segera memberikan pesan kepada Bella, Nurman dan 2 anak lainnya yang masih bertahan hidup di Dungoen ini.

(Bertahanlah, jangan ke Area F. Aku akan membangunkan singa yang tertidur!) pesanku sebelum memulai Raid Boss gila dari Dungoen ini.

[The Sleepy Boss: Ragmanta!]

"Bangunlah, kebo raksasa!" teriak diriku mengibas Nexus besar kebokongnya dan segera melakukan surfing dengan pedang besar tersebut.

"LARILAH! IBLIS BESAR SUDAH DATANG!!!!" Teriak diriku ke belasan anak yang kaget karena tanda seru besar muncul dalam pandangan mereka.

Aku segera terbang bebas menjauhi anak-anak itu yang akan melawan boss besar yang merupakan entitas yang lebih kuat dari King of Forest ini sendiri.

(Aku ada di area G) tulis pria bernama Theo yang berasal dari regu Nurman mengirimkan pesan kepada diriku.

(Aku otw sana!) pesan Nurman cepat setelah pesan tersebut muncul.

(Aku juga!) balas diriku melesat kearah area G bertepatan dengan Arfan yang menahan gerakan diriku diudara.

"Wah, hebat juga dirimu. Membangunkan Sleepy boss untuk lepas dari kejaran kelas kami!" ucap dirinya dengan 4 pedang besar yang membantuk sayap berputar di belakang punggungnya.

[Dungoen: The Forest, Time: 32:48:26]

****

Note: Hallo semuanya, maaf baru update, yuk komen cerita dan kasih ulasan ke novel ini untuk membantu perkembangan penulis.

Terima kasih atas perhatiannya 🐣