Chereads / The Antagonist: The Man who become the Slayer / Chapter 14 - 014: Bishamonten Attack part. 2

Chapter 14 - 014: Bishamonten Attack part. 2

/PERINGATAN, ENEMY KELAS BENCANA TERDETEKSI DI AKADEMI, SISTEM PENGUNCIAN AKADEMI DIMULAI

/KEPADA SELURUH GURU, DIHARAPKAN UNTUK MENGEVAKUASI PARA MURID, DIHARAPKAN SEMUANYA EVAKUASI KE AULA SEKOLAH

Justice Wolf berlari dengan kekuatan transformasi harta yang membuatnya menjadi pahlawan nasional, [The Lonely Wolf, Roger]

"Sialan, auranya ada di ujung sekolah ini, kalau begini sih aku tidak akan bisa menyelamatkan anak-anak malang itu." ucapnya lalu melihat ke kanan dan ke kiri mencari jalan pintas.

/Trannnnnggggg

Dia lompat dari gedung ke lapangan bawah, seluruh area yang dia lompati hancur remuk karena kekuatan yang begitu besar.

"Roger, resonansi tahap 2, Hyper Jumper!" teriak dirinya dan merubah bagian kakinya dan memasang kuda-kuda untuk melakukan lompatan yang cukup jauh.

"Aku datang, anak-anak!" gumam dirinya dan lompatan yang begitu kencang membuat para murid terkejut melihat pahlawan nomer 14 itu beraksi.

"Cepat kalian evakuasi, lihat kedepan, dan tetap berjalan dengan hati-hati." ucap salah guru yang membuat murid-murid yang telah melihat Justice Wolf, kembali evakuasi.

Teriakan sistem terus memperingati semua orang termasuk apa yang ada di kelas C, sosok yang begitu kuat menyeringai saat peringatan itu berbunyi.

"Hebat, zaman modern memang sangat hebat!" ucapnya dan tertawa sangat besar.

"Oiii, kalian manusia tengik, Bishamonten yang agung sedang di depan kalian, berlututlah padaku!"

Abimana dengan sosok yang mengaku Bishamonten itu memberikan aura intimidasi yang begitu kuat dan membuat anak-anak yang baru saja terbangun kembali terhempas karena kekuatannya.

"Oii, kau. Bajingan tengik!" ucapnya berjalan mendekati diriku yang tak terhempas dan seketika kepalaku terbenam di lantai dengan satu kali sentuhan yang ada di tangannya.

"Sudah kubilang, berlututlah!" ucap dirinya dan dalam seketika dia menendang diriku sampai aku keluar kelas dengan beberapa kaca pecah.

"Wahhh, ternyata disini juga banyak santapan wanita bertubuh seksi, aku jadi ingin melepas hasratku disini, hahahaha!"

Dia menyeringai berjalan mendekati Bella yang ketakutan, tangannya dengan cepat merobek baju yang dipakai oleh Bella dan tak ada satupun kain yang kini menutupi badan Bella.

"Argghhhhhhhhhhhh!"

Bella seketika menjerit saat baju bagian atasnya di cabik secara brutal dengan satu gerakan yang dilakukan Bishamonten.

"Menari lah!"

"Cepat menari, jika kau sayang nyawamu!" perintah dirinya kepada Bella yang seketika Bella terdiam dan air matanya mengalir saat melakukannya.

Orang ini merangkul Bella yang telanjang dada dan meremasnya, semakin Bella berteriak, dirinya meremas dan menggigitnya dengan kencang.

"Arghhhhh, ini baru rasa perawan!" teriak dirinya dan melempar Bella begitu jauh dan badannya tertahan oleh dinding kelas.

"Tapi teriakan mu itu terlalu membuat telingaku sakit, maaf ya kau harus menerima itu." ucap dirinya dan sekarang dia menduduki tubuh Nurman yang mencoba bangkit dan menancapkan pedang di punggungnya.

/Arggghhhhhhhhh

"Benar, berteriak seperti itu sangat benar, jika sakit itu maka kau harus mengeluarkan ekspresinya yang besar!" ucap Bishamonten yang semakin membebani Nurman dengan kuat.

/Terektekkkk

Suara patahan tulang terdengar, Nurman terjatuh saat beban yang mendudukinya makin kuat dan beberapa tulang rusuknya patah.

"Kalian akan aku bebaskan karena kalian adalah orang cupu di sekolah ini, tapi ingat, jika kalian melepas gerakan kalian sekarang, aku tak akan segan menghancurkan kalian dalam satu kali gerakan saja, MENGERTI!" ucap dirinya dan berjalan perlahan mengenggam pedang miliknya dan satu persatu gadis yang ada disana dia cabik baju yang mereka pakai.

"Besarnya!"

"Kecil sekali, minumlah susu yang benar bajingan!"

"Wah, ini sih pas sekali!"

"Jika aku selesai, aku akan memakai kalian semua!" ucap pria itu setelah seluruh anak-anak cewek selain Bella disuruh berjajar dan ditelanjangi oleh dirinya.

"Sekarang berpose lah seperti kucing, jika sampai aku kembali kalian merubah gaya kalian, aku akan memutuskan kepala kalian, paham!" ucap dirinya dan anak-anak gadis dikelas memberikan fan service kepada Enemy bejat tersebut dan dia meremas seluruh anak gadis yang ada disana dan menanamkan tapak tangannya saat dia memukul gadis tersebut.

"Sudah saatnya aku pergi keruangan itu!" ucap dirinya dan dia memposisikan kuda-kuda tusukan kearah dinding yang berjajar 10 kelas berderet.

"Heavenly star of Lining!" ucap dirinya dan dirinya melesat cepat dengan aura tusukan menghancurkan satu persatu dinding dan dia sudah ada di ujung tempat itu.

"Sepertinya aku terlambat!" ucap Justice Wolf yang melihat seisi kelas dengan siswa yang sedang berlutut dan siswi telanjang bulat dan dia membangunkan diriku sekarang.

"Kemana perginya Enemy itu?" ucap Justice Wolf dan semua anak-anak menunjuk area dinding yang dijebol oleh sosok Bishamonten tersebut.

"Kalian para laki-laki, cepat berikan baju kalian dan berikan kepada gadis disana, dan segera evakuasi diri kalian." ucap Justice Wolf setelah menyerahkan diriku kepada beberapa anak cowok.

"Baik, tuan Justice Wolf." ucap siswa lainnya dan semuanya segera membuka bajunya dan menyerahkannya kepada siswi perempuan.

Justice Wolf yang memakai kekuatan tahap 2-nya sedang mengalami cool down skill yang membuatnya menunggu beberapa saat.

"Tuan, aku akan ikut denganmu!" ucapku yang baru saja mengalirkan petir ke tubuh ini dan proses regenerasi baru saja usai.

"Lemparannya cukup menyakitkan, tapi aku yakin aku bisa membantu, tuan Wolvy!' ucap diriku berdiri disampingnya dan dia tertegun saat melihat petir yang aku keluarkan.

"Sebaiknya kau beristirahat bocah, ini bukan panggung untuk siswa sepertimu!" ucap dirinya namun aku segera memperlihatkan 6 pedang yang mengapung disekitar diriku.

"Ayo kita terbang, Tuan!" ucapku dan dia menyeringai kearahku karena dua buah pedang stand by didepannya seperti sebuah papan selancar yang siap digunakan oleh tuannya.

"Baiklah, tuan Arkakusumo. Kau akan menjadi support diriku hari ini!" ucapnya semangat dan dia menaiki pedang terbang yang siap membawa kami berdua dengan cepat.

"Ayo kita basmi Bishamonten, paman!" seru diriku dan kami berdua melesat bersama kearah lintasan yang diciptakan oleh Bishamonten.

****

Bishamonten berdiri dihadapan seluruh murid yang ada di aula 1 yang merupakan tempat anak-anak kelas satu berkumpul bersama para guru.

Guru-guru disana hanya ada tersisa 4 orang setelah 6 guru tumbang karena tebasan dari Enemy kelas Bencana tersebut.

"Berlututlah! aku akan mengampuni nyawa kalian jika kalian berlutut!" teriak Bishamonten dan memberikan teknik intimidasi aura membuat semua orang terjatuh karena kekuatannya.

Sadewa, Bima dan Larasati adalah satu-satunya murid yang tetap berdiri bersama para guru lainnya.

/Trengggggggggg

Kaca besar yang menjadi jendela didalam Aula tersebut dihancurkan oleh serangan petir yang membuat dua pedang menancap di dinding.

Bishamonten segera menatap langit-langit dimana sesosok pahlawan bertopeng rubah sedang menatapnya tajam.

"Berlututlah!" ucap dirinya kepada Justice Wolf.

"Nggak mau, apa itu masalah?" ucap Justice Wolf dan sebuah wave tajam melesat disamping Justice Wolf.

"Kalian semua, berlututlah!" teriak Bishamonten yang memberikan tekanan aura yang sangat besar dan semua orang merasakannya.

"Pemarah sekali!" ucap Justice Wolf dan dengan dua pedang yang masih ada di kakinya dia menjadikannya alat surfing di udara dan melompat kearah orang-orang yang terjatuh.

"Sadewa! Aktifkan Barrier!" perintah diriku yang berada di udara dan terjun dengan kedua tebasan yang membuat Bishamonten menghindarinya.

Aku membuat posisi Bishamonten ada di tengah-tengah area antara aku dan Justice Wolf yang berhadapan.

"Bima bantu mereka!" ucap Sadewa lalu berdiri di belakang Bima dan mengaktifkan kekuatan Lycius miliknya.

"Barrier Angin pelindung!" ucap dirinya membuat Medan batas untuk pertarungan Bishamonten melawan Justice Wolf yang dibantu oleh Bima dan Yudhistira.

Bishamonten tertawa lepas saat melihat dia dikelilingi oleh kekuatan yang besar, bahkan Justice Wolf sudah dalam mode Werewolf miliknya dengan cakar tangan yang sangat panjang dia genggam.

"Octagram Stabing," teriak dirinya dan menjentikan jarinya, seketika kesatria hologram keluar dari tubuhnya dan membagi serangan tersebut searah dengan arah jarum kompas.

"DOT!" teriak dirinya melepas kedelapan Kesatria yang melesat, tiga hologram mengarah kepada kami bertiga yang ada diluar barier dan 2 mengincar langsung barrier.

/DUARRRRRRRRRRRR

Ledakan besar terjadi saat hologram lain mengenai dinding dan barrier, sedangkan hologram yang mengarah kepada kami ditahan oleh masing-masing dari kami bertiga.

"Lepaskan hologramnya!" teriak Justice Wolf yang baru saja menghindari serangan, aku segera reflek melepas kedua pedangku dan menendang hologram itu menjauh dariku.

"Explosion!" ucap Bishamonten tersenyum lebar saat mengetahui pria berbadan besar itu masih menahan serangan hologramnya.

/DARRRRRRRRRRRRRRRR

Tiga hologram meledak bersamaan atas perintah Bishamonten, namun tanpa mengambil jeda, Bishamonten melesat kearah Justice Wolf menyerangnya dengan puluhan tebasan yang membuat Justice Wolf terus menangkis serangan walau beberapa badanya terkena pedang itu.

Bima tumbang karena ledakan yang baru saja terjadi, kekuatannya tak mampu menahan daya ledak jarak dekat itu.

Sedangkan aku mengeluarkan semua pedangku untuk menjadi perisai petir yang menahan serangan ledakan dari Bishamonten.

"Monster tersebut masih meremehkan kita sebagai manusia, aku yakin dia sebenernya sudah melakukan hal besar sedari tadi." gumamku dan menyatukan pedang yang sedari tadi aku belah menjadi 7 bagian.

Bishamonten melepas hologram kembali kearahku dengan teknik tusukan yang lebih kencang dari sebelumnya.