****
"Hebat, perburuan pahlawan ini benar-benar sangat hebat!"
Seorang siswa yang lulus dari SMP yang baru naik tingkat ke jenjang SMA, dengan senyuman kecil dengan mengenggam koran yang merupakan pemberitaan tentang berakhirnya Perburuan pahlawan yang terjadi tahun kemarin.
Dengan senyaman kecil diwajahnya, seorang Knight sedang dia injak kepalanya dengan kekuatan harta yang menyelimuti dirinya.
"Ampun! Ampuni saya tuan!" ujar pria yang sudah kesakitan karena perbuatan pria itu.
"Enak sekali dirimu minta ampun begitu saja, kau pikir yang kau lakukan kemarin-kemarin benar, Hah?!" teriak Siswa yang menggenggam sebuah harta.
"Knight rendahan sepertimu, harus aku hancurkan, BAJINGAN!" bisik kecil dirinya dan dalam seketika pria itu lenyap tanpa jejak setelah benda yang digenggam oleh pria itu.
Pria itu menggunakan kacamatanya kembali dan berjalan di antara gang yang sepi tersebut dan menjadi siswa SMA seperti biasanya kembali dengan mengenggam prinsip sang pemburu pahlawan dalam dirinya.
[Nakula Narayana Wisesa, 15th, Harta: Tak diketahui, Rank A]
"Kalau kau masih ada di dunia ini, semoga kita bertemu ya, Hero Hunter!" ucapnya dengan optimis dan keyakinan yang dia miliki melangkah ke Akademi Hero and Knight yang merupakan tempat para Pahlawan dan Kesatria di seluruh negeri, begitu juga dengan Negara Indonesia Barat.
***
"Kapan kau akan tidur terus, tuanku?"
Aku bangun didalam altar yang dipenuhi dengan cahaya petir tanpa suara mengalir kesana kemari dengan kecepatan yang dapat aku lihat dan sentuh.
Resonansi kedua yang aku lakukan pasti menciptakan kondisi ini, tak mungkin aku bisa datang ke tempat ini, kan?
"Tak perlu cemas, ini bukan dunia nyata, anggap saja ini alam bawah sadarmu, Kontraktor baruku." ucap sosok entitas yang memperlihatkannya sosoknya kepadaku.
(Kucing biru? Lucu sekali!) batinku melihat sosok yang dia perlihatkan kepadaku.
"Deus, sang pencuri petir." ucapku spontan dan dia tersenyum dan menyambar perutku dengan tinju petir yang dia miliki.
Tentu saja serangan itu membuatku terhempas jauh, namun dirinya mengejarku begitu saja dan membuat jarak diantara kamu tetap dekat.
Aku tak sadarkan diri lagi karena tinjuan itu, dan saat bangun aku kembali melihat sosok kucing biru itu dan saat aku salah mengucapkan kata yang dia mau, aku dipukul lagi dan pingsan lagi.
Hari ini sepertinya, aku sudah 1432 kali melakukan hal yang sama dan dia selalu datang dihadapanku menanti jawaban yang membuatnya puas.
"Kali ini cepat juga kau bangun!" ujar dirinya dan tertawa besar karena melihat mataku yang sudah membara sejak awal.
Tentu saja, entah sejak kapan pukulan itu terbiasa oleh tubuhku dan walaupun pingsan, aku bisa bangun lebih cepat dibanding sebelumnya.
"Terimakasih atas pujiannya, Ex Deus." ujarku dan dia meraih bahuku dan memberikan tekanan besar pada tubuhku.
"Test kedua, mari kita lihat apakah kau-" ujar dirinya dan aku kembali pingsan saat seluruh tubuhku menyentuh dirinya.
Percobaan ke 764 diriku mulai terbiasa dengan petir yang mengalir pada tubuhnya, namun efeknya masih terasa, jujur aku benci melakukan hal menyebalkan ini, namun dia seperti sedang mengujiku sekarang.
"Sip, kau sudah lolos test kedua dariku, ahhhhh melelahkan juga melakukan hal ini selama 1 tahun denganmu, anak muda." ujar Ex Deus yang membuat aku terkaget.
"Hah??"
"Kenapa kau kaget begitu, sialan?" ujar dirinya menyetrum kepalaku dengan petir ditangannya namun kali ini aku bisa menahannya.
"Jadi, maksudmu tuan?"
"Benar, waktu kau ada disini dan di dunia nyata itu 1:1. Jangan kau pikir aku bisa menciptakan bidang pelambatan waktu seperti masternya, aku ini hanya seekor kucing dengan kekuatan petir, itu pun yang aku curi dimasa lalu.
[Ancient Cyan Cat, Ex Deus]
"Tidak, sejak kau berubah nama menjadi Deus, nama harta ini sudah berubah, apakah kau tidak tau?" ujar diriku dan membuat dirinya terkejut.
"Nama diriku, berubah? Kau serius?"
"Tentu. Kau kira untuk apa aku membohongimu, partnerku." ucap diriku dan memperlihatkan layar dimana tertera nama kekuatan yang sekarang aku genggam.
[Lightning Genesis, Ex Deus]
"Kau benar, kekuatanku sudah berubah ternyata." ucap dirinya sembari duduk di bahuku sebelah kiri dan petir yang selalu mengalir dalam tubuhnya menyetrum diriku begitu lama sampai dia melepas tubuhnya dari bahuku.
Aku menatap kucing tersebut perlahan, kesadaran diriku perlahan kembali hilang dan kembali seperti ada sesuatu yang memaksaku pergi dari sini.
"Auramu sudah seperti seniormu, mari kita lihat jalan apa yang akan kau lalui, wahai kontraktor baruku!" ujar dirinya masuk kedalam tubuhku dan membuat aku tersadar ke dunia nyata.
"Benar juga, carilah orang dengan kontraktor Great Sage, Gatotkaca. Dia akan menjadi rekan berharga jika kau berteman dengan dirinya." ujar kucing itu sebelum akhirnya aku sadar ditempat yang tak aku kenali.
"Saraba."
***
"Heiii, kau sudah bangun nak? Hallo!!!"
Seseorang menyambut aku yang bangun dari kondisi yang entah apa disebutnya, sosok Noona manis yang menyambutku terlihat segera memeluk diriku setelah aku terbangun dari tidur panjangku.
"Akhirnya kau bangun dari efek samping [Snow white curse]." ucap dirinya dan beberapa detik setelah itu dia menangis.
"Aku takut kehilangan dirimu lagi, pangeran kecilku!" seru dirinya diantara tangisan yang dia keluarkan.
(Dia mencemaskanku? Apa dia mengenalku? Tidak mungkin, kan?) batin kecilku sembari mencoba untuk melepaskan pelukannya.
"Maaf kak, bukankah ini aneh?" ucapku dan membuat dia terkejut (karena badannya gemetar saat aku menyebutnya)
"Cucu pahlawan William seperti kakak, mengenalku?"
Dia melepas pelukannya dan berdiam diri sejenak, Erisa adalah Cucu kebangga Pahlawan William, bahkan saat aku kecil dulu selalu ingin menemui gadis manis yang selalu digendong oleh kakeknya saat siaran pers sedang berlangsung.
"Hahahaha, tentu saja. Aku sudah menanti 1 tahun untuk berbincang denganmu, anak muda." ucap dirinya sembari menepuk kepalaku dengan perlahan.
"Jadi, siapa namamu. Pangeran kecilku?" lanjut dirinya tersenyum manis dihadapanku.
"Yudhistira." ucapku perlahan dengan pipi memerah, ini adalah pertama kalinya aku berbincang dengan gadis cantik setelah berbagai macam kegilaan yang aku alami dulu kala.
"Yudhistira Cipto Arkakusumo." ucap dirinya dan Erisa tersenyum karena jawabanku.
"Pantas saja aku seperti mengenalmu, Tuan muda."
Tentu saja dia akan terbalak mendengar namaku, karena sejak awal aku adalah anggota keluarga Arkakusumo yang sangat terkenal di kota wisata, Nagari.
Erisa mengacak-acak kamar mencari sesuatu yang dirinya cari, aku yang lemas sekarang cuman bisa melihat apa yang dia lakukan sekarang.
Dia memberikan sebuah foto yang dia simpan sejak lama dan itu adalah foto 10 tahun lalu saat aku ada di Nagari, saat 5 tahun dimana aku berfoto bersama dengan orang-orang bertalenta hebat di negeri ini.
"Kenapa kau punya foto ini, kak?" ucapku dan dia tertawa besar menyembunyikan rasa senang yang terlihat jelas oleh mataku.
"Ini adalah aku, Noona yang selalu kau peluk." ucap dirinya dan aku perlahan ingat dengan kejadian itu.
Sosok gadis di masa lalu yang selalu aku peluk karena takut melihat kekuatan anak-anak kecil yang sudah mempunyai talenta besar, jalan menjadi Knight maupun Hero sudah di tanamkan sejak kecil kepada mereka.
Sedangkan aku?
Pangeran tak bermahkota atau dalam artian aku adalah yang terlemah sampai aku dinyatakan hilang beberapa tahun lalu sejak aku memutuskan menjadi pemburu pahlawan setelah mendapatkan harta milik Over~Man yang ternyata adalah kekuatan kontrak.
Saat tau bahwa ada sistem Kontraktor dalam dunia ini, aku berpikir bahwa tidak semua kekuatan di dunia ini adalah harta, dan sepertinya manusia yang tidak dilahirkan untuk mendapatkan harta dapat memperoleh kontrak dari para kontraktor yang terhubung.
Tujuan aku kali ini adalah menemukan sosok dengan kekuatan [The Great Sage, Gatotkaca] yang harus aku jadikan rekan dimasa akan datang.
Sepertinya untuk beberapa saat ini, aku akan berhenti menjadi Antagonist untuk memulai hidup baruku saat ini, sudah waktunya aku pulang kerumah besarku, dengan pertemuan aku dengan gadis manis yang merupakan seorang cucu dari pahlawan di masa lalu, Pahlawan William.
Jalan takdirku sebagai Antagonist akan aku mulai lagi saat aku lebih dewasa dari saat ini, kekuatanku masih terlalu kecil untuk melawan pahlawan lain yang mempunyai harta yang lebih menakutkan dari pria bernama Alatas kemarin.
Aku akan menikmati masa indahku sekarang sambil mencari keberadaan Gatot kaca. Waktunya menikmati waktu santaiku.