Chereads / The Antagonist: The Man who become the Slayer / Chapter 5 - 005: Perburuan Pahlawan 3

Chapter 5 - 005: Perburuan Pahlawan 3

▪Pahlawan Nasional nomer 30, Don Alatas ▪

"Heiii baru aja 5 hari sejak kasus itu terkuak, sekarang kasus diriku juga mau kau buka, sadar diri kau anak bodoh!"

Alatas sedang dikejar oleh Yudhistira yang sudah membuka kekuatan Resonasi nya yaitu "Ex Deus" dan menggunakan Sayap pisau yang berterbangan menyerang Alatas dengan gencar.

"Sialan, bisa-bisa aku kelelahan kalau aku terus berlari tanpa menunjukan kekuatan ku!" Gumam Alatas yang baru saja menghilang di gedung kosong yang sangat gelap.

"Akhirnya kau serius juga." Gumam Yudhistira berhenti di depan gedung yang sangat gelap di sektor 5.

"Keluarkan lah Bloody Shadow mu Itu, PAHLAWAN BAJINGAN!"

TRENGGGGGGGGGGGGG

Suara pecahan kaca yang serentak berlangsung di tempat itu, Alatas terlihat berdiri menatap rendah Yudhistira dengan wujud kekuatannya yang baru saja ia keluarkan.

"The Bloody Shadow, Specter.", itulah nama Harta yang dimiliki oleh Alatas yang menjadikannya sebagai nomer terakhir dalam rank pahlawan tingkat nasional.

"Ex Deus, waktunya makan malam!" Gumam Yudhistira memperlihatkan tameng besar nya yang layaknya meraung siap memakan kekuatan yang ada di depannya.

Yudhistira memerintahkan pisau terbang nya melesat menyerang Alatas yang berada disana, dan dengan cepat petir-petir saling berkoneksi dengan pisau tersebut membuat lintasan petir yang menyerang Alatas bersamaan.

Alatas menenggelamkan dirinya kedalam bayangan dan kembali menghilang ketempat yang tidak diketahui.

"Defense x Flying Thunder." Gumam Yudhistira yang membuat versi kecil dari pertahan bolanya dan sekarang hanya berdiameter 2 meternya saja.

"Bayangan itu selalu bisa ada dimana saja." Ucap pelan Alatas sembari mengeluarkan wujud asli dari hartanya yaitu Spectre yang merupakan sebuah senapan panjang yang menembakan peluru yang dapat memasuki bayangan.

"Shadow of Trampoline Shoot!"

Peluru yang ia tembakan terus menerus keluar masuk bayangan dan mengincar posisi dimana Yudhistira berdiri disana.

Lalu setelah menembak Alatas segera masuk kebayangan dan mencari tempat dimana dia akan menembak berikutnya.

"Tembakan kedua nih." Ucap keras Alatas yang menembakan peluru berikutnya diikuti dengan pisau yang diterbangkan Yudhistira yang siap menyerang Alatas juga.

"Sensitif sekali." Gumam Alatas yang muncul di depan Yudhistira sebentar lalu tenggelam kembali ke bayangan yang dia pijak.

"AHHHHHH SIALAN!" Teriak Yudhistira yang tak menyangka kalau lawannya sekarang adalah tipe yang paling dia benci.

Ex Deus miliknya kembali membentuk wujud nya semula yaitu sebuah kalung yang merupakan bentuk dari Old Deus.

"Lighting Saber." Ucap Yudhistira mengeluarkan pedang petir yang sama seperti Over~Man lakukan saat mengeluarkannya.

"Hooo jadi kau itu pencuri harta sekaligus pembunuh Over~Man itu ya, anak kecil." Gumam Alatas yang menampakan sosok nya setelah Yudhistira menghentikan kekuatan dari Ex Deus.

"Kalau begitu baguslah. Seniorku, Tuan Arjun akan senang kalau bisa menangkap mu disini!" Teriak Alatas yang baru saja mengirimkan pesan kepada Arjun, sang pahlawan nomer 4.

"Sebelum dia datang, kau akan ku kalahkan duluan." Ucap Yudhistira melesat cepat dan menggandakan pedang nya.

"Kejar aku kalau bisa!" Gumam Alatas yang menenggelamkan wujudnya dan muncul di atas gedung tersebut.

"Bouncing Shoot!"

Peluru yang masuk kebayangan memantul-mantul di sekitaran Yudhistira dan Yudhistira hanya bisa menebasnya jika ingin menghentikan peluru tersebut.

"Selama bayangan yang begitu banyak terus ada, kekuatanku akan tetap menjadi yang nomer 1." Teriak Alatas sembari mengeker Yudhistira yang sudah tidak fokus akan keadaan sekitar.

DARRRRRRRRRRRR

Yudhistira baru saja tertembak dibagian perutnya sejak peluru yang terus memantul-mantul tersebut semakin cepat geraknya.

Alatas segera mendekati Yudhistira dan menodongkan senapan tersebut ke kepala Yudhistira.

"Akhirnya perburuan ini selesai juga." Ucap Alatas saat itu tanpa tahu apa yang ada di belakang nya saat itu terjadi.

"Tidak boleh berakhir secepat itu paman, perburuan pahlawan tidak boleh berakhir sampai disini saja." Gumam Gadis berusia 17 tahun yang membuat Alatas tak berkutik akibat serangan darinya.

▪Resonasi Harta yang tak diketahui ▪

"Aduhhh gara-gara paman nih, pangeran kecilku jadi terluka. Harusnya paman tidak boleh terlalu melukai anak kecil seperti dia tahu." Gumam Gadis itu yang menekan kuat Alatas yang ada disana dengan tekanan yang begitu kuat.

"Sii....si..aaa.paaa.... Kau?"

"Namaku ya?, menurutku kau tidak berkepentingan untuk aku beritahu, siapa namaku!" Ucapnya sembari mengangkat tubuh Yudhistira dan mencabut peluru yang ada di perutnya dengan melayangkannya keluar dari tubuhnya.

"Apalagi ke orang yang sudah tidak memiliki harapan seperti mu." Lirihnya sembari memberi perintah dan melempar Alatas dengan kekuatan Gravitasi nya yang kuat.

"The Pressure of Vangance, Super Orb."

Harta milik gadis itu yang merupakan harta yang disebut sebagai yang terkuat di masa lalu yang menjadikan pahlawan legenda di masa dulu.

▪ Cucu Mantan Pahlawan Nasional nomer 1 di masa lalu, Erisa William Anastasya ▪

"Ka-kau cucu dari pahlawan William???" Gumam Alatas yang tubuhnya sedang di press oleh Erisa.

"Pressure more!" Gumam Erisa menekan Alatas lebih kuat lagi dan sampai sekitarnya ikut mengalami tekanan yang sangat kuat.

"Katakan ini kepada Paman Arjun!" Ucap Erisa yang menatap tajam mata Alatas yang sedang kesakitan akibat kekuatannya.

Setelah itu, Alatas sudah mencapai batas kesadarannya, dirinya tak sadarkan diri akibat serangan Erisa, dan melihat hal itu Erisa melepas Pressure miliknya dan segera lari dari tempat kejadian dengan membawa tubuh Yudhistira yang sedang tak sadarkan diri.

***

"Tuan Arjun, Essensi kekuatan guru ku sudah menghilang kembali."

Arjun beserta timnya baru saja sampai di bekas medan pertempuran antara Yudhistira dan Don Alatas.

Arjun segera melesat cepat mendekati tubuh yang sudah terkapar di tempat dimana Essensi milik harta milik Over Man menghilang.

"Alatas, bangun juniorku!" Gumam Arjun sembari menepuk-nepuk pipi Alatas yang sudah tak sadarkan diri.

"Nafasnya sudah sangat lemah. Justice, Aurelia dan Rex, mari kita bawa dia terlebih dahulu." Ucap Arjun mengangkat tubuh Alatas yang benar-benar sudah lemah disana.

Semuanya mengangguk dan segera membawa cepat Alatas yang sedang benar-benar dalam kondisi lemah.

"Sialan, kenapa selalu saja kita terlambat untuk menangkap pelakunya." Ucap Justice mengepalkan kedua tangannya saat di perjalanan.

"Sabarlah Justice, lambat laun kita akan menangkap nya." Gumam Arjun yang sedang menggendong Alatas.

Mereka semua bergegas membawa Alatas yang sedang dalam keadaan lemah menuju ke rumah sakit sentral terdekat di sektor tersebut.

***

10 bulan sudah berlalu sejak kasus terakhir yang merupakan akhir dari perburuan pahlawan yang dilakukan oleh Yudhistira.

Perempuan yang membawa Yudhistira keluar dari sana kini sedang menjaga Yudhistira yang tak kunjung bangun dari koma nya sejak saat itu dimulai.

Don Alatas pun di nyatakan pensiun dini dari dunia kepahlawan akibat serangan yang tak diketahui jenis nya membuat beberapa organ dalam nya harus di pulihkan secara berkala.

Dan hari ini tepat saat pengumuman 30 pahlawan Nasional baru yang akan menjadi kekuatan utama yang disiapkan oleh pemerintahan.

Erisa menonton siaran pelantikan 30 pahlawan yang di angkat menjadi pondasi dari terlindungnya 13 sektor yang ada di Negara Indonesia Barat.

Dia ditemani oleh seseorang dari luar negeri yang baru saja pulang ke negeri ini, dia adalah seorang pahlawan dari negeri United Palace yang menjadi sebagai sentral pendidikan kepahlawanan di dunia ini.

"Annie Theresa Hawkins" itulah nama teman dari Erisa yang mempunyai marga kerajaan "Theresa" yang merupakan marga kerajaan penghasil pahlawan terbaik di dunia dan menjadikan keluarganya sebagai pemegang peringkat nomer 1 dunia tiga kali berturut-turut sampai Era sekarang.

Hubungan dirinya dengan Erisa adalah sahabat satu perguruan sejak kecil di negeri United Palace, tapi walaupun begitu Erisa yang sudah lulus sejak umur 15 tahun memutuskan untuk pulang ke tanah kelahirannya untuk menemui kakek nya yang memutuskan pensiun secara tiba-tiba.

Annie merupakan kandidat terkuat di akademi yang juga lulus tahun itu memutuskan untuk berguru dengan Pamannya yang merupakan si nomer 1 di dunia saat ini.

Sejak saat itulah mereka berdua berpisah dan baru saja bertemu kembali di tanah kelahiran Erisa.

"Jadi dia ini adalah orang yang selama ini kau cari, Erisa?" Gumam Annie melihat kondisi Yudhistira yang masih belum sadar dari koma nya.

"Begitulah, aku sudah mencari bantuan kemanapun aku butuhkan tapi belum ada satupun yang berhasil menyembuhkan dirinya." Gumam Erisa berkata kepada Anna.

Anna hanya memperhatikan aliran Essensi harta yang membalut Yudhistira, tidak seperti yang lainnya. Annastasya sejak awal adalah anak yang diberkati untuk melihat aliran kekuatan yang orang miliki dan tidak semua orang mempunyai berkat seperti itu.

"Dia tidak koma karena kondisi fisik nya yang buruk, koma nya ini disebabkan dari kutukan harta." Jelasnya kepada Erisa.

Annie menghentikan matanya untuk melihat aliran tersebut dan memasang wajah kalau hal ini harus di ikhlaskan saja.

"Maaf Erisa, sepertinya kau harus menyerah saja akan hal ini." jelas Annie kepada Erisa. "Sejak awal, [Snow white curse] adalah hal yang sudah diluar batas manusia itu sendiri." Lanjutnya yang membuat Erisa hanya bisa diam saja karena hal itu terjadi.

"Padahal aku baru saja bertemu dengan dirimu, pangeran kecilku." Gumam Erisa yang baru saja menangis di depan Yudhistira yang hanya terkapar dengan kondisi koma nya, dan sejak saat itu tawa dari nona Erisa menghilang sejak dirinya mengikhlaskan kondisi orang yang paling dia cari sejak dulu.