Pertarungan antara Petinju dan seorang Guardian, hal yang paling besar saat sebuah titik yang datang berkumpul di tahan oleh barrier besar yang membuat semuanya terpental.
Pertarungan Yudhistira dan Rigurd setingkat lebih heboh dibanding dengan pertarungan lainnya, ledakan dan ledakan terus menerus meneror langit dermaga besar sektor 2.
"Ayo dong baby, pukulanmu hanya segitu saja, HAH???" Gumam Yudhistira sembari melesatkan belasan anak panah petir yang baru saja dibentuk .
"Berisik kau bocah gila!" Sahut Rigurd yang melakukan tolakan putaran peluru anginnya dan segera melesat lurus kearah serangan yang dilancarkan Yudhistira.
/DUARRRR
/DUARRRRR
/DUARRRRR
"Jangan setengah-setengah dong, katanya kau nomer 11." Gumam Yudhistira berbisik dibelakang Rigurd dan terbang menjauh dari dirinya.
"Apa-apaan anak Ini?!" Batin Rigurd sembari menyetel kembali sarung tangan kirinya dan melepas sebagian armor yang membatasi kecepatannya.
"Mode High Speed!" Teriak Rigurd dan armor tersebut menipis layaknya baju pelindung yang sangat-sangat ringan yang membuat beban yang dimiliki Rigurd seperti saat dia tidak mengenakan pakaian tempur yang berat.
Rigurd segera melesat dan melakukan kombo serangan super cepat nya dan membawa Yudhistira melayang diudara dengan puluhan pukulan cepat yang mengenai Yudhistira.
"Harta 'The Champions Mantel, Iron Fighter' memang hebat ya, tapi sayang sekali, aku sudah mempelajari semua jenis seranganmu, wahai nomer 11." Gumam Yudhistira tersenyum lebar memperlihatkan sosok pemburu pahlawan yang selama 2 bulan ini menerror negeri ini.
Yudhistira mendorong kuat Rigurd yang mendekat dengan tamengnya, sosok terkuat nya yang dia banggakan baru saja mengalami penghinaan terbesar karena serangan tersebut.
"Udah ah main-main dengan mu tidak seru!" Gumam Yudhistira yang mengangkat tameng nya dan memperlihatkan sosok pelahap yang besar disana.
"Lahap dia Ex Deus!" Gumam Yudhistira yang menyuruh sosok yang keluar dari tameng nya untuk melahap Rigurd yang sedang terkapar karena serangan tadi.
"Tidak bisa begini, tidak bisa begini, TIDAK BISA BEGINI!!!!"
Kekuatan dari Rigurd meledak besar dan membuat suatu hal yang sangat besar terjadi, kekuatan yang sangat gila terbangun dari Harta yang baru saja Yudhistira kalahkan.
"Resonasi?" Batin Yudhistira saat melihat Rigurd meledakan sekitar Dermaga yang sudah hancur akibat ledakan-ledakan tersebut.
"Ahhh sial, semakin lama semuanya diselesaikan, semakin banyak peganggu disekitar sini." Lanjut Yudhistira melihat lampu-lampu yang menyorot terang kearah pertarungan kami berdua.
"Akan aku lahap dirimu wahai bajingan tengik!!"
Rigurd melesat sangat begitu cepat dan melepaskan pukulan spiral nya kearah diriku, Teknik nya lebih ganas dibandingkan sebelum harta tersebut beresonasi.
"Tingkatan ke dua dari kekuatan Harta adalah Resonasi, tapi saat pertama kali kau melakukannya, pasti sifat jahat harta akan memasuki tubuhmu." Ucap Yudhistira yang sudah berada di reruntuhan setelah terpental jauh karena serangan Rigurd.
"Ex Deus juga adalah hasil Resonasi." Ucap Yudhistira sembari tersenyum lebar kearah Rigurd.
Tamengnya membuka lebar dan membesar, petir diseluruh tubuhku mengalir kencang saat menahan serangan Rigurd.
"LEBIH CEPAT!"
/TANGGGGGGG
/TANGGGGGGG
/TANGGGGGGG
/TANGGGGGGG
Yudhistira dan Rigurd saling beradu dan menciptakan dentingan besi yang kencang, Yudhistira yang melakukan defensif selalu di buat terpental oleh sosok baru Rigurd yang sedang menggila ini.
"AYO SOMBONG LAGI DI HADAPANKU!!"
Rigurd hanya dalam sekejap mata membuat dirinya berakselerasi lebih gila dibanding beberapa saat dia melakukannya, kekuatan yang sangat gila benar-benar membuat semuanya sangat jelas.
"Ahhh sial." Keluh Yudhistira sembari bangkit dari serangan yang lebih kuat dari dirinya. Ex Deus terlihat semakin membesar karena menetima serangan dari Rigurd yang terus menerus semakin banyak.
"COME ON, HERO KILLER. SOMBONG LAGI SINI!"
Aura harta Rigurd benar-benar diluar kendali semuanya, bahkan barrier yang menjadi tempat kami bertempur diperbesar oleh orang-orang yang memperhatikan kami dari kejauhan.
"LAMBAN!"
"LAMBAN!"
"LAMBAN!"
Rigurd menggila dengan melakukan pukulan yang membuat Yudhistira terbang melayang di udara, setiap kata yang dia ucapkan adalah jarak Yudhistira yang diserang secara beruntun oleh teknik milik Rigurd.
"Wahhhhh kali ini cukup besar ya, Ex Deusku benar-benar lebih besar dibanding saat aku melawan nomer delapan!" Ucap Yudhistira yang menggenggam Tameng besar yang mirip sayap diujung-ujung nya.
"Resonasi maksimum, New Ex Deus!" Gumam Yudhistira yang menerbangkan Tameng besar nya itu dan seketika sayap-sayap di sisinya berterbangan memisahkan dirinya dan menjadi pisau terbang yang sangat banyak.
"Defense X Flying Thunder!" Lanjut Yudhistira yang menciptakan ruang bertahannya dari pulujan sayap pisau yang mengkoneksi dari petir-petir yang ada, dan jarak tersebut menciptakan suatu pola pertahan bola yang sangat kuat.
Rigurd melesat dengan cepat memukul banyak sekali bola petir yang dibuat oleh Yudhistira, dia terus menerus mendobrak paksa pertahan yang dilakukan oleh Yudhistira.
"Pukulan Sang Raja, Pukulan 36000 Derajat." Teriak Rigurd yang diikuti oleh pusaran energi yang benar-benar kuat dan membuat ledakan besar yang terjadi disana.
"HAHAHAHAH SEGITU DOANG?"
Rigurd berada di belakang Yudhistira dan segera menjatuhkan Yudhistira dengan kuat dan pusaran energi yang gila berada di atas kepala mereka berdua.
"Pusaran maksimum, Pukulan 360000 derajat!:
/DANGGGGGGGGGGGGGGGGGG
Pusaran besar mengahantam dermaga dan menghancutkan seluruh yang berada disana beserta barrier yang hancur berkeping-keping akibat ledakan serangan tersebut, kawah yang besar terbentuk karena apa yang dilakukan Rigurd disana.
Semua badan Rigurd lemas, unsur besi di tubuhnya sudah tidak ada lagi dan dia terjatuh dari tempat yang begitu tinggi.
"Sialan!"
ucap terakhir Pahlawan nomer sebelas yang melihat sosok Yudhistira tertawa lebar setelah dirinya benar-benar tidak tersentuh sedikit pun karena dua serangan terakhir tadi.
"Akui kesalahanmu nanti di pengadilan, Pahlawan BAJINGAN!" teriak Yudhistira sembari melempar puluhan foto yang dia terbangkan disana lalu menghilang dari tempat itu.
5 menit sejak kejadian tersebut, puluhan orang yang merupakan wartawan dan polisi mendatangi dermaga tersebut, semuanya terkejut melihat banyak sekali foto yang merupakan bukti kejahatan sang pahlawan nomer 11, Rigurd Tyrano.
Arjun dan Justice yang juga baru sampai di lokasi terpukul akibat apa yang mereka lihat, essensi kekuatan gurunya menghilang di tempat itu tepat saat Rigurd mengalami kekalahan tunggal disana.
"Justice, kita pergi dari sini terlebih dahulu, jangan sampai semuanya melihat kita ada disini." Gumam Arjun sembari menutup dirinya dengan hoodie yang dia gunakan dan menarik tubuh Justice dari kerumunan tersebut.
Berita besar akhirnya muncul di seluruh televisi Indonesia Barat, kejahatan pahlawan nomer 11 membuat citra pahlawan turun drastis dan juga akhirnya berita tentang beberapa pahlawan yang melakukan kejahatan lainnya satu persatu mulai terungkap.
Lalu berita lainnya muncul dari siaran langsung pahlawan nomer 2 Nasional, memberantas markas penjahat paling dicari di dunia yang letaknya berada di sektor 13.
"Waahhhh teralihkan lagi ya, harusnya mereka fokus ke para keparat itu juga dan menyamakan mereka dengan para Penjahat."
Seorang Gadis terlihat menatap layar televisi di tengah kerumunan orang-orang yang menghabiskan waktu malamnya.
"Mungkin saatnya aku mencari anak kecil itu, bergabung dengan dirinya mungkin suatu hal yang baik." Gumamnya Pelan dan menghilang dalam jejak kerumunan manusia yang makin banyak.
***
Arjun terlihat duduk di depan area temu dengan tersangka aksi suap, Rigurd Tyrano.
Rigurd hanya tertunduk malu melihat senior nya memperhatikan dirinya dengan pandangan emosi yang benar-benar marah disana.
Sudah 5 menit tak ada sepatah kata pun dari mereka berdua terucap, dan Arjun hanya menatap mara Rigurd yang tertunduk.
"Katakan lah, apa yang terjadi di akhir pertarungan tersebut?" Itulah kata pertama yang muncul dari Arjun kepada Rigurd, Rigurd seketika hanya terdiam sebelum memulai cerita nya.
"A...aku ti....dak bisa menjelaskannya Tuan Arjun." Gumam Rigurd yang mentalnya terserang kembali akibat ingatan yang coba dia ingat.
Arjun hanya diam saja dan menunggu sampai dia menjawab dengan benar, dan Rigurd terlihat berkeringat dingin mengingat apa yang dia alami.
"Anak kecil itu...."
"Anak kecil????"
"Dia melahap kekuatan terbaikku dan menciptakan pusaran yang lebih gila lagi dan menghempaskannya tepat di samping telinga ku!!"
Rigurd mengatakan semua yang dia alami, sosok pelahap yang amat besar yang membuat ledakan itu terjadi sangat besar dan dia hampir hancur karena apa yang dilakukan oleh Yudhistira.
Arjun segera pergi dari sana dan pergi ke tempat dimana dia sudah mengumpulkan 3 pahlawan tingkat Nasional yang siap membantu dirinya.
"Mari kita rebut Lighting Thief dari Bocah kecil Itu!"
Arjun, Justice, Pahlawan nomer 10 dan Pahlawan nomer 25 sekarang melakukan team-up untuk memburu Yudhistira yang melakukan penghinaan besar kepada para pahlawan di negeri ini.
Lalu, pertemuan Yudhistira dengan Gadis yang mencarinya baru saja terjadi di medan pertempuran perburuan "Pahlawan nasional nomer 30, Don Alatas.