Chereads / Sejuta Mimpi Calon Sang Pemimpin / Chapter 14 - Empat belas

Chapter 14 - Empat belas

Kala itu sedang memasuki bulan ramadhan. Ana pergi ke rumah tetangganya dan meminta tolong tetangganya agar memotret dirinya serta kedua orang tuanya untuk melengkapi berkas pendaftaran KIP Kuliah.

"jadi kuliah dimana Mbak?" tanya oleh Mbak Yuni atau tetangganya Ana.

"saya masih mendaftar kuliah di Universitas Airlangga dan Universitas Pajajaran melalui SBMPTN" jawab Ana.

"Oh. Memilih jurusan apa?" tanya kembali oleh Mbak Yuni.

"kedokteran hewan" jawab Ana

"mengapa tidak memilih jurusan Farmasi, karena kamu juga lulusan dari SMK Farmasi?" ucap Mbak Yuni.

"iya aku lulusan SMK Farmasi, tetapi aku tetap ingin melanjutkan kuliah di jurusan yang telah saya pilih pada pendaftaran SBMPTN" balas Ana dengan muka lesu.

"Mbak Yuni hanya memberimu pesan. Apapun hal yang tidak kita sukai saat ini, bisa jadi suatu saat akan menjadi penyambung kehidupan kita" ungkap Mbak Yuni.

Pesan yang disampaikan oleh Mbak Yuni kepada Ana sangat mendalam maknanya, mengisyaratkan bahwa hal yang tidak kita sukai, suatu saat bahkan bisa menjadi masa depan di kehidupan kita karena kehendak tuhan. Mendengar pesan yang telah disampaikan oleh Mbak Yuni, membuat Ana merasa bimbang, apakah ia akan ikhlas beralih dan menjalani profesi sebagai dokter hewan ketika ia memang lolos SBMPTN. Bahkan pesan tersebut selalu terngiang dalam pikirannya. Setiap dia ingin mengurungkan niatnya untuk mulai menggeluti bidang kedokteran hewan, namun perkataan dari Mbak Yuni membuatnya percaya bahwa seluruh tuhan memberikan kehidupan jauh lebih baik untuk ia jalani.

Ketika sedang merebahkan tubuh di atas kasur, secara tidak sengaja terlintas dalam pikiran Ana tentang kampus di Jakarta yang menyediakan jurusan kedokteran untuk murid lulusan SMK yakni Universitas Kristen Krida Jakarta. Segera Ana mencari informasi apakah pendaftaran Mahasiswa Baru di kampus tersebut masih dibuka. Setelah mengetahui bahwa pendaftaran Mahasiswa baru di kampus tersebut masih terbuka, maka Ana segera mendaftar dan mempersiapkan seluruh berkas pendaftaran.

Hari-hari telah berlalu, Ana sama sekali tidak belajar untuk mempersiapkan SBMPTN. Dia malas belajar akibat tidak suka dengan jurusan yang dipilihnya ketika mendaftar SBMPTN. Namun air telah tumpah dari gelas ke tanah dan tidak bisa dipungut untuk dimasukkan lagi ke dalam gelas, artinya yang telah ia pilih maka tidak bisa lagi untuk dirubah.

Hari ke 14 pada bulan ramadhan. Malam hari setelah berbuka puasa, Ana menyalakan HP nya dan membuka Email, sebuah pesan dari Universitas Kristen Krida Jakarta masuk ke dalam Inbox Email, dan pesan tersebut menyampaikan bahwa Ana lolos seleksi masuk kedokteran, maka dia pun merasa sangat bahagia. Kiranya pengumuman kelolosan akan dikeluarkan pada keesokan harinya sesuai dengan jadwal yang pernah diberitahukan oleh tim PMB kampus kala itu, namun pengumuman telah disampaikan pada malam itu juga. Hal yang membuat Ana kembali merasa sedih ialah saat ia tahu jika biaya daftar ulang menghabiskan dana ratusan juta rupiah. Ia bingung bagaimana untuk memberitahukan hal itu kepada Ibunya, hingga ia berpikir untuk menyembunyikan hal tersebut dari Ibunya hingga beberapa lamanya karena tidak ingin merusak kesenangan Ibunya saat ia memberitahukan jika ia lolos seleksi masuk kedokteran.

Seminggu sebelum seleksi SBMPTN dilaksanakan, Ana mulai kebut belajar mempelajari soal try out, soal prediksi SBMPTN tahun 2020, dan bahan-bahan materi lainnya yang kemungkinan akan diujikan saat SBMPTN nanti. Niat awalnya ingin semangat untuk belajar tetapi ketika tiba-tiba teringat bahwa jurusan yang dipilihnya tidak dia inginkan, malah menjadikan pikirannya semakin stress hingga ia tidak fokus dalam belajar. Ana hanya bisa menyerahkan hasilnya kepada tuhan, lulus atau tidaknya di SBMPTN nanti, itu semua sudah ditentukan oleh tuhan.