Chapter 11 - Sebelas

Seminggu kemudian saat ada kegiatan pembelajaran secara santai bersama dengar Bu Mira di luar ruang kelas, Ana memberitahukan kepada Bu Mira mengenai permasalahan yang dihadapinya hingga membuatnya ambigu.

"Bu Mira. Aku ingin memberitahu tentang sesuatu kepadamu, maka cobalah baca percakapan ini" ujarnya dengan menodorkan HP kepada Bu Mira.

"Sesuatu apakah itu Ana, coba kamu beritahukan dong" sontak sahutan dari Ira.

"ish! Kalian kok ngin tahu sekali" sahutnya, "nanti saja jika Bu Mira selesai membaca, padahal Ira sudah tau tentang isi percakapan yang pernah aku perlihatkan kepadamu beberapa hari yang lalu, dan Indi juga telah mengetahuinya" ucap Ana.

"Oh yang itu" sahut Ira sembari menganggukkan kepala.

"Apa Ra?" sontak Asih bertanya.

"tak tau, tebak saja sendiri" sahut Ira.

"enggan banget sih beritahu aku" sahut Asih.

"nanti bakal diberitahu Ana" ujar Ira.

Setelah Bu Mira membaca isi percakapan yang diperlihatkan oleh Ana, lalu dia berkata "Bisa kok, caris kampus yang lain saja Nanti bakal pasti ada yang mau menerima murid lulusan SMK".

"baik Bu, saya akan mencoba mencari informasi ke kampus yang lain" sahut Ana.

Terdapat kabar bahwa LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri) akan segera membuka pendaftaran SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Mengetahui informasi tersebut, guru Bimbingan Konseling langsung memberitahu kepada siswa-siswi kelas 12 melalui pesan WhatsApp untuk menawarkan ketersedian seluruh siswa-siswi kelas 12 untuk mengikuti pendaftaran SNMPTN dan meminta untuk berkonsultasi kepadanya mengenai jurusan dan kampus yang akan dipilih.

Ketika kegiatan pembelajaran di sekolah usai, seluruh siswa-siswi dari kelas 10 hingga 12 bergegas pulang. Ana, Yuli, Ira, Indi dan Nia berteduh dan duduk di teras kantor sekolahan, mereka berlima mengobrol membahas tentang SNMPTN dan saling mencari informasi tentang kuota masing-masing jurusan yang mereka minati saat akan mendaftar kuliah.

"Guys. Ternyata benar, untuk masuk kedokteran itu harus dari jurusan IPA dan berasal dari SMA/MA. Aku cari disetiap PTN ketentuannya sama semua. Untuk siswa-siswi SMK dari jurusan farmasi harus milih jurusan yang serumpun yaitu farmasi" Ujar Ana kepada teman-temannya.

"Oh ya, coba perlihatkan ke kita dong" sahut Nia.

"ini, coba kalian baca ya" ujar Ana kepada Nia dan Ira sembari menodorkan HP nya.

Guru Bimbingan Konseling menghampiri mereka berlima yang sedang duduk di teras kantor sekolahan, "siapa yang ingin daftar SNMPTN?" Tanya oleh guru Bimbingan Konseling.

"Ana yang ingin mendaftar SNMPTN Bu" sahut Nia.

"kamu ingin daftar An?" tanya guru Bimbingan Konseling.

"iya Bu. Saya ingin mencari kampus yang saya inginkan untuk mendaftar SNMPTN" sahut Ana.

"iya, kalian cari terlebih dulu mau daftar kuliah di kampus mana, dan pertimbangan serta pilih ingin jurusan apa, kalian saya tinggal pulang dulu ya" ujar guru Bimbingan Konseling. Guru Bimbingan Konseling bertolak meninggalkan mereka dan pergi menuju lahan parkir untuk mengambil motornya.

"Yuli ingin kuliah di jurusan hukum kan?, untuk mendaftar di jurusan hukum persyaratannya juga harus dari SMA/MA jurusan IPS" ujar Ana.

"Ha!, padahal aku sangat ingin bisa kuliah di jurusan hukum" keluh si Yuli.

"iya, aku juga mendapatkan informasi bahwa jika ingin mendaftar kuliah di jurusan Sastra Indonesia, juga harus berasal dari SMA/MA jurusan IPS" tutut Ana. "tapi ada kok, tadi aku lihat namun lupa di kampus mana, itu bisa untuk siswa-siswi yang berasal dari SMK" lanjut tuturnya.

"oh ya, aku sudah mencari dan ketemu, tapi aku mau jurusan Pendikan Bahasa Indonesia, sedangkan yang aku cari adanya Bahasa dan Satra Indonesia" tutur Nia.

"ya tidak apa-apa lah Ni, bukannya sama saja, hanya saja yang kamu cari ada tambahan ilmu kesastraan" sahut Ana.

"Aww! Ada jurusan Bahasa dan Sastra Jepang, aku mau banget daftar di jurusan ini" sontak sahutan dari Ira sembari dirinya tengah memantau HP nya.

"kamu mau masuk ke jurursan Bahasa juga, bukannya kamu per ah bilang ingin masuk ke jurusan Farmasi?" sahut dan tanya oleh Ana.

"dua-duanya, Farmasi dan Bahasa Jepang aku inginkan sih" sahutnya sembari tertawa. "Hmm!, aku dulu sebenarnya ingin masuk jurusan bahasa ketika ingin melanjutkan ke jenjang SMK, tapi ibuku memaksa aku untuk sekolah di SMK ini. Walaupun aku sampai menangis karena gak ingin masuk di SMK ini, tetapi Ibuku tetap memaksaku" lanjut tuturnya.

"dulu Yuli juga pernah masuk di jurusan Bahasa kan, sebelum pindah ke SMK sini?" tanya Ana.

"tidak, dulu aku masuk di jurusan IPA kok, ketika sebelum aku pindah ke SMK sini" jawab Yuli

"oh, aku kira masuk di jurusan Bahasa" sahut Ana.

Karena mereka sedang asyik mengobrol, hingga mereka tidak menyadari jika sekolahan sudah sepi dan tidak ada lagi lalulalang orang yang lewat di sekolahan tersebut.

"Hei. Pulang saja yuk, suasananya sudah sepi nih" tutur Ana.

"yuk kita pulang, kita keasyikan mengobrol sampe tidak sadar jika suasana sekolahan sudah begitu sangat sepi" sahut Yuli.

Mereka berlima berbarengan menuju lahan parkir untuk mengambil motornya masing-masing dan lalu pulang bersama.