Chapter 9 - Sembilan

Siswi kelas 12 jurusan Farmasi sedang melakukan pembelajaran jadwal pertama mata pelajaran Kewirausahaan Praktik yang diajar oleh Bu Mira. Saat pembelajaran usai, seluruh siswi kelas 12 jurusan Farmasi sedang beristirahat terlebih dahulu di dalam ruang kelas selama kurang dari 10 menit sembari menunggu guru pengajar datang untuk memulai pembelajaran jadwal mata pelajaran kedua. Ketika itu, Bu Mira tidak langsung keluar dari ruang kelas, ia berkumpul bersama muridnya untuk saling mengobrol membahas tentang rencana kuliah.

"apakah ada yang memiliki keinginan untuk melanjutkan kuliah?" tanya oleh Bu Mira.

"langsung menikah Bu, setelah lulus" gurauan yang dilontarkan oleh Ira kepada Bu Mira.

Bu Mira melotot ke arah Ira yang telah bergurau sembari tertawa terbahak-bahak. "kamu ingin menikah dengan siapa?, sedangkan pasangan saja belum punya" tanya Nia kepada Ira.

"menikah dengan pacar saya lah" ujar Ira.

"memangnya siapa pacar kamu?" lanjut tutur oleh Nia.

"ada, dan itu sebuah rahasia" sahut Ira.

"Bu Mira jangan seseram seperti itu, melotot ke arah saya dari tadi" ujar Ira .

"Nikah melulu" sontak sahutan dari Bu Mira dengan nada membentak.

"hanya bercanda Bu" kembali gurauan dilontarkan oleh Ira sembari tersenyum-senyum.

"sebaiknya, kalian jangan pada menikah dulu setelah lulus sekolah. Menikah itu harus siap menjalankan hal-hal berat, tiap hari harus mengurus dan memperhatikan anak dan kalian tidak bisa leluasa untuk bepergian kemanapun, apalagi kalau anaknya cerewet dan malah bikin kepala menjadi semakin pusing. Lebih baik habiskan masa-masa muda kalian dulu, kalian bisa bermain kemanapun tanpa ada yang mengganggu. Gunakanlah waktu muda kalian sebaik mungkin, lakukanlah suatu hal produktif dan berguna. Kalian itu masih muda, harusnya lebih kreatif, bukan malah sebaliknya pikirannya sebatas ingin menikah setelah lulus sekolah. Banyak anak yang seusia kalian telah menikah mudah tetapi ujungnya malah bercerai" ujaran nasihat yang dilontarkan oleh Bu Mira.

"apa alasannya utamanya banyak orang bercerai karena menikah muda, Bu" tanya Nia.

"karna anak seusia kalian ini, belum terlalu matang dan mengerti cara membina rumah tangga dengan baik" jawab Bu Mira.

"hanya Nia saja Bu, yang ingin menikah" gurau Ira. "Aku curiga, Nia telah ada yang melamar lebih dulu" lanjut tuturnya.

Melihat Asih yang sedang duduktermenung, Ira melai membuat renacana untuk bergurau dan membuat ulah kepadanya. "kalau Asih secara pribadi, bagaimana? Mungkin dia berencana akan menikah juga sepertinya" ledek si Ira kepada Asih, hingga sontak membuat Ira, Ana, Nia, Indi, Yuli, Nita, Silvi, Zahra tertawa terbahak-bahak. Keluguan Asih menjadi sasaran empuk bagi teman-teman sekelasnya untuk tak henti-henti terus meledeknya.

"ngawur saja, jangan terlalu sok tau ya kamu" sahut Asih kepada Ira.

"Aku hanya bercanda Asih, gitu saja kamu mau menangis" ledek Ira kepada Asih.

"siapa yang menangis, aku tidak menangis hanya saja merasa kesal akibat perkataanmu" sahut Asih.

Tanpa lama-lama, Bu Mira angkat bicara untuk melerai perdebatan antara Asih dengan Ira. "sudah, jangan berdebat kembali. Kalian harus diam dan jangan saling meledek" tutur Bu Mira. Asih dan Ira, akhirnya mengakhiri perdebetannya.