Hari ketiga dilaksanakannya Masa Orientasi Siswa, guru pengajar mata pelajaran Seni dan Kebudayaan menyuruh seluruh siswa-siswi baru dari jurusan Farmasi dan Multimedia untuk memasuki ruangan perpusatakaan.
"anak-anak, mari kita masuk ke ruang perpustakaan. Saya yang akan masuk ke ruang perpustakaan terlebih dahulu dan nanti kalian semua akan menyusul" ucap guru pengajar mata pelajaran Seni dan Kebudayaan kepada siswa-siswi baru yang berada di ruang kelas ketika sedang meinkmati jam istirahat.
"baik Bu" sahut seluruh siswa-siswi baru.
Setelah jam istirahat usai, maka siswa-siswi baru segera pergi meninggalkan ruang kelas dan berjalan menuju ke ruang perpustakaan dengan membawa buku dan alat tulis masing-masing. Dengan membawa perlengkapan tulis, mereka mengira jika guru pengajar akan memberikan materi, namun guru pengajar hanya mengajak mereka untuk saling mengobrol santai.
"Saya akan bertanya kepada kalian semua tentang cita-cita dari kalian masing-masing" ucap guru pengajar Seni dan Kebudayaan.
Seluruh siswa-siswi baru ditanya, mulai duduk dari barisan kanan hingga ke barisan kiri, kini giliran Ana yang sedang ditanya.
"Ana, apa cita-cita kamu di masa depan?" tanya oleh guru pengajar.
"ha! Akukah?" sahut Ana yang tersadar dari lelapan lamunanya.
"iya kamu, siapa lagi" ucap Ira
"emmm... gak tau belum mikirin mau jadi apa" sahut Ana dengan sorotan matanya melirik ke sisi kiri dan kanan. Lagi-lagi ia berbohong seolah belum memiliki cita-cita untuk masa depan, karena ia masih merasa ragu dan malu untuk mengungkapkannya. Semua teman-temannya menoleh ke arah dia dan menatap penuh keheranan, karena seluruh temannya dapat menjawab sedangkan ia sendiri bahkan tidak mau memberikan jawaban yang sesungguhnya. Setelah acara MOS hari ketiga selesai, maka seluruh peserta MOS/siswa-siswi baru bergegas pulang ke rumahnya masing-masing.