Sejuta Mimpi Calon Sang Pemimpin

🇮🇩LaSya_Nn
  • 21
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 14.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Satu

Ana dikenal sebagai gadis desa yang lugu dan pendiam, namun siapa sangka karena dibalik sifatnya yang pendiam, dia bisa bersikap tegas dalam menghadapi sesuatu yang dipandang serius. Gadis tersebut punya banyak cita-cita yang didambakannya, menjadi orang sukses dan pemimpin yang tegas dengan punya banyak aset merupakan impiannya, itu karena dia ingin menghilangkan keterpurukan ekonomi yang melanda keluarganya, selain ingin menjadi pemimpin yang memiliki sikap tegas, ia juga ingin menjadi berwibawa dan memiliki sifat rendah hati. Dia merasa tak suka jika melihat pemimpin yang sering berikap secara sewenang-wenang merendahkan, dan bahkan hingga menjatuhkan harga diri orang lain maupun bawahannya. Saat masih menduduki bangku sekolah dasar ia pernah bercita-cita menjadi pilot. Ketika sedang nongkrong disuatu tempat bersama teman kecilnya dulu, dia pernah bercerita kepada teman-temannya bahwa profesi sebagai pilot itu sangatlah keren, alasannya karna pandai dan lihai mengemudikan burung besi yang beratnya mencapai beberapa ton, bahkan bisa keliling ke beberapa daerah hingga ke luar negeri.

Sore hari ketika sedang duduk diatas bak tossa sambil membawa ember plastik dan kaleng roti bekas serta memegang sebilah kayu sebagai pemukul untuk dimainkan sebagai alat musik, Ana beserta keempat temannya yakni Rafa, Alan, Arul, dan Andan berbincang-bincang membahas tentang banyak hal. Setelah pada sibuk saling berbincang-bincang membahas suatu hal, lalu suasana berubah menjadi hening sejenak karena mereka sedang kehabisan bahan pembicaraan. Bunyi pesawat yang lewat di udara terdengar agak keras dan memecah keheningan yang ada.

"woy!!, lihat ke atas tuh ada pesawat" ucap Rafa dengan berteriak sambil menengadahkan kepalanya ke atas dan menunjuk pesawat yang sedang terbang.

"iya, kelihatan besar juga pesawatnya padahal terbangnya tinggi banget" sahut oleh Arul.

Ana berbincang dengan teman-temannya dengan memberi kode dibalik maksud yang tersembunyi bahwa ia akan menunjukkan kepada teman-temannya jika ia juga ingin menjadi pilot.

"tau gak, pilot itu profesi yang sangat keren loh. Pesawat yang segitu besarnya aja mampu dikendalikan" tutur Ana , "kalian ada yang pengen jadi pilot gak?" lanjutnya bertanya kepada teman-temannya.

"pengen sih, tapi takut nanti pesawatnya jatuh" jawab Rafa.

Sontak Arul menyahut "kalau jadi pilot, aku juga bakal mau sih, karena bisa nerbangin pesawat dan jalan-jalan di udara naik pesawat, terus gitu dapat gaji yang banyak juga. Ya pokoknya aku bisa kemana-mana naik pesawat, apalagi kalau punya pesawat sendiri wuiihh!!, pasti enak tuh. Hehehe".

"yang pasti kalau udah jadi pilot itu dah keren amat" sahut Ana.

Yang sebenarnya Ana ingin mengatakan secara langsung jika ia ingin menjadi pilot, tapi ia masih merasa ragu mengatakan hal itu, karena ia pasti akan merasa malu dan khawatir jika akan diejek oleh teman-temannya, asumsi ia jika teman-temannya akan berpikir bahwa perempuan tidak bisa mengendarai pesawat. Seusainya, tanpa disangka dan tanpa ada aba-aba apapun, tiba-tiba Ana mengatakan hal yang sebenarnya dia inginkan karena sudah tak tahan lagi memendamnya dengan sekujur tubuhya bergemetaran saat berbicara. Tetapi, suara bising mesin sepeda motor membuat temannya tidak mendengar apa yang dia katakan. Sia-sia saja Ana mengatakan hal itu jika temannya tidak mendengarnya.

"Aku juga ingin kok jadi pilot kok" bincangnya dengan wajah yang terlihat tegang dan badan gemetaran.

Breeemmmm. Itu adalah suara kencang sepeda motor lewat dari tempatnya nongkrong.

"apa An, Aku kurang denger nih. Isshh!, tuh motor bikin berisik aja" sahut Andan dengan kesal

Ana menjawab dengan agak gagap namun dia mengalihkan omongannya "oh eng...enggak. In...ini kalian gak ada yang ingin pulang?, udah mau petang nih, Aku balik duluan aja ya, khawatir nanti dicariin sama Ibu", "dah kalian semua pulang deh. Bakal dimarahin mamanya loh kalau pulang malem-malem" lanjutnya berbicara.

"Iya, Anaaa. Iyaaa" sahut oleh Andan dengan nada lembut.

Lalu Ana beranjak turun dari bak tossa, "yaudah deh. Daadaah" tuturnya sembari melambaikan tangannya

"hati-hati, kalau ada semut minggir" gurau Andan hingga teman yang lain pun tertawa terbahak-bahak.