Chereads / Lintas Angkasa / Chapter 2 - BAB 2 : Circle Ganesha?

Chapter 2 - BAB 2 : Circle Ganesha?

A- aa.. iya aku salah, tapi kamu kenapa marah-marah sih Ka," Eca merengut, dengan memanyunkan wajahnya.

"Enggak Ca, aku cuma gak mau kamu kenapa-kenapa, hanya karena masalah ini."

"Bayangin kalo kamu beneran nabrak gerobak terus jatuh, diliat banyak orang. Siapa yang malu? Kamu juga kan?"

"Huft.. ."

"Terus? Kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Eca mengalihkan pembicaraan nya.

"Oiya ya Eca hampir lupa! kan dimana ada Eca disitu juga ada Angka hehe," tambah nya dengan nada menggombal.

Membuat Angka memutarkan kedua bola matanya melihat Eca menggoda dirinya. Seperti biasa.

"Selalu deh, mengalihkan pembicaraan."

"Ini tempat umum, aku kesini karena pingin berkumpul sama anggota Zigveorus," sahutnya memelankan suaranya.

"Jangan bilang, di cafe seribu cerita?"

"Kenapa bisa tahu?"

"Aku juga mau kesana, mau kumpul sama Flo, Gee dan Reya," ucap Eca yang tangan nya saat ini masih di genggam oleh Angka.

"Kalau begitu, kita masuk bareng."

°°°°°

Angka masih terus memegang tangannya, membuat mata Eca selalu menatap jari jemari nya bersentuhan dengan telapak tangan Angka yang dua kali lipat lebih besar dari tangannya, Selangkah demi selangkah secara tidak sadar dirinya sudah berada di dalam cafe seribu cerita.

"Dimana teman-teman kamu?" tanya Angkamenoleh ke arah Eca yang masih saja melamun salah tingkah.

"Hei, kenapa melamun?!" panggil laki laki tersebut membuat lamunan Eca buyar begitu saja.

"Hmm.. Ada disana," sahutnya seraya memajukan tangannya menunjukan pojok sebelah kanan, melihat ketiga temannya sudah berada di sudut cafe tersebut.

"Yaudah aku kesana ya, Ka."

•••••

Eca melangkah mendekati tempat yang ingin ia tuju dan sesekali menoleh ke arah Angka yang saat ini sudah bersama anggota geng motornya.

Dari kejauhan ketiga teman Eca sudah memperhatikan dirinya sejak ia masuk bersama teman laki-lakinya, langkah Eca yang semakin dekat membuat kedua teman nya Flo dan Gee tersenyum menandakan mereka ingin menggoda wanita yang kini menunjukan ekspresi senang tak tertahankan.

"Aduh duh bareng siapa tuh? Ekhem," sapa Flo menyambut kedatangan Eca.

"Jadi ceritanya berangkat bareng Angkasa?" tanya Gee dengan nada berbisik karena jarak mereka dengan Zigveorus cukup dekat.

"Enggak kok enggak, tadi gue diantar sama Bang Pati, terus secara enggak sengaja ketemu Angka di depan."

"Bang Pati?" tanya Gee dengan mata penuh semangat.

"Abang lo kenapa gak sekalian masuk aja si, Ca?" ujar Gee dengan nada manjanya.

"Ck! dia harus dinas, Jangan bercanda deh masa di suruh ikutan," sahut Eca yang saat ini matanya tertuju pada Reya yang sedari tadi sibuk memainkan ponselnya, karena tidak menyambut kehadirannya barusan.

"HEY! Yang benar saja, teman lo baru datang ini," celetuk wanita berpakai cardigan hijau tosca yang tiba-tiba saja menyenggol lengan salah satu temannya, membuat wanita tersebut menoleh ke arah Eca dengan tatapan tajam dan dingin.

"Ya terus?"

"Ya di sambut kek, excited gitu loh," sahut Eca dengan terkekeh kecil.

"Artis kali lo, minta di sambut. Yang ada gue sambit mau?" ketus Reya membuat keadaan menjadi hening karena ucapan nya.

Flo, Gee, dan Reya adalah teman Eca semenjak masuk dari SMA.

Flo atau Flora wanita tomboi dengan rambut sebahu, percaya diri, serta tidak takut tantangan apapun.

Gee wanita manja yang selalu membawa kipas mini nya dan menjadi pusat perhatian semua orang karena kecantikannya.

Terakhir Reya! Wanita judes, jutek, dan dingin kalau berbicara. Reya satu-satunya wanita yang jarang berbicara di antara kami berempat karena sifat nya yang misterius. Selain sikap buruknya, Reya juga memiliki sikap positifnya yaitu dewasa.

Sejujurnya mereka berempat selalu menjadi pusat perhatian di sekolahnya membuat beberapa geng disekolah tersebut merasa iri dan dengki dengan kehadiran mereka, karena mereka juga sering memberikan prestasi.

Flo ketua tim basket yang selalu membawa tim nya perlombaan tingkat nasional, Gee dengan kepintaran matematikanya, Reya dengan suara merdunya, dan Gane dengan kepintaran fisika kimia nya.

Geng motor dari Angka Zigveorus juga menjadi salah satu musuh dari mereka dalam persoalan peringkat kelas.

Walaupun Zigveorus tidak seirama, tidak membuat hubungan Eca dan Angka memburuk, walaupun menurut Eca hubungannya dengan Angka mulai merenggang karena laki laki dingin tersebut belakangan ini sering bersama geng motornya.

"Ca? Lo kenapa gak pacaran aja sih sama Angkasa?" tanya Gee membuat Eca terdiam sejenak.

"Enggak, Gue cuma temenan aja sama Angka."

"Kenapa?"

"Masa harus gue duluan yang mulai? Yang benar aja Gee." tambah Eca memanyunkan bibirnya.

"Jaman sekarang ngilangin gengsi hal yang wajar, daripada tanpa status sampai sekarang," sahut Gee.

"Ada status kok, Kita temenan."

"Aduh Caaa makanya jangan kimia mulu yang di pikirin, beda yaa berteman sama berpacaran. Lo harus bisa bedain," ucap Gee yang saat ini gemas pada pernyataan Eca dengan wajah polosnya.

"Sekarang gini deh, Lo temenan sama Angkasa. Lo deket sama dia, Tapi kalo sewaktu-waktu Angkasa punya pacar. Lo gimana?"

"Lo yakin tetep bisa berteman dekat sama dia?"

Pertanyaan Gee kini seakan akan membuat Eca kembali memikirkan kebersamaan dirinya dengan Angka, 'Gee benar, gimana kalo itu benar terjadi? Kalo Angka punya pacar nantinya.. ,' batin nya terus menerus bersuara hingga suara ketukan meja membuyarkan matanya menatap Angka.

TOK TOK TOK

"Malah bengong," celetuk Gee.

"Yakin lo? Gak mau jadi pacarnya Angka? Semua orang juga tau Ca kalau lo berkeinginan punya hubungan lebih dari sekedar teman sama Angkasa," celetuk Flo dengan sedikit mengkerutkan keningnya.

"Gue juga gak ngerti kenapa Angkasa gak peka selama ini," ujar Flo yang kini ikut berpartisipasi membicarakan topik yang sama.

"Mending lo minta kepastian dari Angkasa."

"Gak ada salahnya, harus lo coba Ca."

Tarikan tangan Eca kesana kemari, kedua temannya terus memastikan kalau Eca sudah sepatutnya mempertanyakan hubungan nya seperti apa kepada laki laki yang menjadi ketua geng motor tersebut.

"Lo suka kan sama Angkasa?" pertanyaan Gee membuat Eca memikirkan setiap katanya, memang benar dirinya sudah menyukai Angka semenjak masuk SMA, namun ia juga tidak bisa bilang begitu saja kepada Angka karena takut pertemanan yang mereka bangun rusak begitu saja.

Eca hanya tersenyum untuk merespon pertanyaan Gee tadi.

'Iya gue suka, Gue akan tetap nunggu dia. Sampai Angka siap nyatain perasaan, Gue yakin Angka juga ngerasain hal yang sama,' batin Eca terus berbicara sembari matanya tertuju ke arah Angka.

"Malah melihat ke orangnya," celetuk Reya yang akhirnya mengeluarkan suaranya untuk pembicaraan tak penting baginya.

"Kalian gak ada topik lain? Seperti Bang Pati aja selalu membicarakan Angka."

"Ya, emang lo bosen? Gak seneng bahas Angkasa terus?" ledek Flo membuat Eca tertawa kecil.

"Ganti topik, ganti topik," ujar Gee yang saat ini kedua alisnya terangkat dan menatap Reya.

"Kenapa ngeliat gue?"

"Gimana udah terima cintanya Arga?"