"Judes sama calon ipar Bang Pati," sahut Pati sembari tersenyum tipis.
"Apa sih Bang Pati, gakpapa kok."
"Bohong, biasanya cewek kalo bilang gakpapa, pasti ada apa-apa."
"Ayo jujur," tambah Pati membuat Eca menoleh dan menghela napas panjang.
Kemudian Eca secara tiba-tiba tersenyum lebar di hadapan Pati dan mendekatkan wajahnya rapat-rapat.
"Ih ni anak kenapa sih? ditanya malah nyengir."
"Ck liat muka Eca, kalo Eca senyum emang jelek ya?" tanya Eca yang masih menyengir kuda dihadapan Pati.
"Ihh.. Serem, beneran."
"BANG PATI!! ECA SERIUS TAUUU," teriak Eca membuat Pati tertawa geli melihat ekspresi Eca yang terlihat sebal dengan jawaban nya.
"Enggak kok, Eca cantik. Eca enggak senyum pun kelihatan cantik."
"Kenapa emangnya? Tumben banget nanyanya random," tanya Pati menatap serius adik perempuan nya.
"Soalnya ada yang gak suka kalo Eca senyum huffftt."
"Siapa? Wah matanya rabun kali tuh, liat nih cewek cantik gini kok gak suka senyumannya."
"Abang aja tersepona liatt Ecaa," goda Pati membuat Eca menjitak keningnya.
CTAKKK!
"Astagfirullah di puji malah di jitak."
"Udah ah Eca masih mau nugas abis itu tidur, Bang Pati keluar ya," sahut Eca mendorong pelan Pati supaya segera beranjak dari kasurnya.
"Yaudah jangan begadang ya!" pinta Pati yang langsung menutup pintu kamar Eca.
°°°°°°
BRUK BRUKKK BRAKKKKK!
"Gue gak akan segan segan habisin orang-orang yang ganggu tempat Zigveorus!"
"BANGSAT!"
"Angkasa, gimana kalau cewek yang paling lo jaga itu tau.. Kalo lo adalah seorang pembunuh?" ucap seorang laki laki dengan tatapan tajam menatap Angka, luka lebam pada sudut bibirnya yang kini menyeringai membuat Angka langsung kembali memukulinya lagi.
Melihat ketuanya hilang kendali, beberapa anggota inti Zigveorus langsung menarik tubuh laki-laki yang kini mengobarkan segala emosi nya pada seseorang yang saat ini sudah tersungkur di tepi jalan.
"JANGAN PERNAH BAWA ATAU NYEBUT GANESHA! ANJING!"
BUKKKK BUKKKKK!
"Angkasa.. Angka! Lo tenang, Lo bisa bikin dia mati, semua akan jadi kacau," ucap seseorang dari arah samping, ia terus menerus menahan bahu Angka untuk tidak terpancing emosi.
"Gua gak bisa terima kalau sudah menyangkut Eca!"
"Kalau lo kayak gini, mereka jadi tahu apa kelemahan lo," bisiknya sekali lagi membuat pergerakan Angka terhenti dan menatap wajah khawatir anggotanya tersebut.
"Arghhh! Cabut!" teriak Angka seraya membalikan tubuhnya kembali menaiki motornya.
"Urusan kita belum selesai," ujar anggota Zigveorus pada seseorang yang kini masih tersenyum sinis melihat kepergian Zigveorus.
Langkah kaki terbata-bata dengan membersihkan jaket yang bertuliskan Arions gang, "CUIH!"
"Cari tahu segala hal tentang Ganesha.. ."
"Baik bosss!" teriak salah satunya.
°°°°°
Pukul enam lewat Eca sudah bersiap untuk segera berangkat ke sekolah, ia menatap cermin dan memandang dirinya sembari tersenyum.
"Enggak jelek ah senyumnya Eca," gumam Eca yang langsung turun ke arah meja makan meminum segelas susu dan mengambil sepotong roti.
"Bang Pati anter ya, Ca?"
Belum sempat menjawab pertanyaan dari Pati, pesan masuk dari ponsel Eca berbunyi.
°°°°°
Message
Angkasa (06:21)
Aku udah di depan Ca.
Eca (06:22)
Oke.
°°°°°
"Gak perlu, Udah di jemput."
"Hm pasti sama Angka,"
"Ma, Bang. Eca berangkat," ujar Eca menyodorkan tangan nya untuk salam.
"Hati-hati ya Ca."
°°°°°
"Pagi Eca," sapa Angka dengan wajah datarnya.
"Pagi Ka, kita berangkat mepet banget nih telat gak ya?" tanya Eca yang kini kembali fokus pada pipi laki laki tersebut, luka lebam sedikit bengkak membuat Eca terdiam.
"Enggak kok, masih ada waktu."
"Kok bengong?"
"Ah, enggak," jawab Eca dengan singkat tak ingin menanyakan berulang kali kejadian yang sama pada wajah Angka setiap kali ingin berangkat sekolah, karena Angka pasti tak akan jujur kepadanya.
"Ayo naik," ujar Angka yang langsung dibarengi dengan Eca menaiki motornya.
"Udah?" tanya Angka kembali.
"Udah."
"Yaudah turun," ledek Angka membuat Eca menepuk bahunya dan tertawa kecil.
"Ih Angkasa!" teriak Eca.
Melihat Eca tertawa gemas membuat Angka tersenyum di balik helm yang ia pakai saat ini.
°°°°°°
SMA Sukma Bangsa
Suara motor Zigveorus mulai terdengar dari radius 1 meter menuju gerbang SMA Sukma Bangsa membuat Flo, Gee, dan Reya menoleh dan mendengus sebal, lantaran setiap pagi Zigveorus selalu mencuri perhatian rakyat sekolah dengan style yang tidak main-main ketika mereka datang.
Aura geng motor Zigveorus dan sisi ketampanan mereka benar-benar terpancarkan ketika memasuki gerbang sekolah.
5 motor hitam legam memasuki secara satu persatu dengan jaket hitam dengan logo Zigveorus di sisi kanan yang menandakan mereka anggota inti Zigveorus.
Namun, Flo melihat Hari ini hanya ada 4 motor yang masuk secara berbarengan.
Flo berpikir siapa yang berangkat secara terpisah, satu persatu helm mereka terbuka dengan elegant nan mempesona membuat Rakyat khususnya wanita SMA Sukma Bangsa terbuai dengan kehadiran mereka.
Teman teman dari Eca terus memperhatikan mereka, sampai Zigveorus menghampiri tepat berada di hadapan mereka.
"Ketua geng motor lo kemana?" sapa Flo dengan tertawa sinis melihat hanya ada Keenan, Arga, Satiyen, dan Adnan di hadapannya.
Mereka adalah anggota inti dari Zigveorus yang dibentuk oleh Keenan dan Angkasa pada 2 tahun yang lalu.
Keenan Cowok supel dari ketua tim basket cowok yang selalu beradu mulut dengan Flo, hidupnya selalu bebas tanpa aturan banyak orang-orang yang engga menyapa karena wajah nya yang terlalu tegas membuat orang-orang berpikir ia sombong.
Kedua Arga cowok dewasa, perfeksionis yang hidup nya penuh aturan berbanding terbalik dengan Keenan
Ketiga Satiyen cowok mysophobia, ia cenderung mudah jijik atau enggan jika melihat hal-hal yang bersifat kotor, hidup nya selalu berteman dengan hand sanitizer, masa lalu nya membuat dirinya harus menjadi orang yang paling bersih di kehidupan nya.
Keempat Adnan cowok dingin sebelas dua belas dengan ketua geng motornya yaitu Angkasa.
"Eca.. ," kejut Flo melihat Eca dengan Angka yang baru saja memasuki lorong sekolahnya.
"Hai ada apa nih.. Kok ngumpul?" tanya Eca dengan tersenyum semringah.
"Siniiii," tarik Gee memegang lengan Eca membuatnya sudah berada di depan Zigveorus.
"Denger ya peringkat mingguan kelas anggota lo masih dibawah kita, jadi inget aja taruhannya apa. Oke?" tegas Flo menatap Keenan.
"Tenang aja masih ada 2 minggu Zigveorus naik peringkat mingguan kelas. Taruhan nya bakal jatuh ke tangan kita," sahut Keenan sembari tersenyum.
"Ya.. We'll see later," ujar Flo tersenyum sinis sembari menepuk bahu Keenan dan langsung pergi melewati Zigveorus dibarengi dengan Gee, Reya dan..
Eca masih saja berdiri mematung di depan Zigveorus "Lo gak ikutin mereka?" tanya Keenan dengan sedikit membungkuk kan badan nya.
"Oiya, ya.. Kok gue gak ikut mereka ya?" gumamnya sembari berjalan pelan meninggalkan Zigveorus.
"Wah, Ganesha bikin gue gemes Ka. Lo gak mau pacarin? Kalo gak mau gue yang maju?"