"Paan si lo, dah kelas," sahut Angka menepuk bahu Keenan sembari tertawa kecil.
Ketika Eca dan teman-temannya ingin memasuki memasuki kelas dengan melihat papan kelas yang menunjukan 12-B, mereka kembali di hadang oleh tiga cewek dengan tatapan tajam menandakan tidak menyukai keberadaan mereka disekolah ini yaitu Ambya, Divka, dan Laura atau orang-orang mengenal mereka dengan sebutan si biang masalah murid kelas 12-F.
Mereka selalu mencari masalah supaya mereka selalu diperhatikan dan merasa menjadi penguasa di SMA Sukma Bangsa, Ambya cewek famous dengan kecantikannya dan menjadi wakil ketua osis tahun ini, ia selalu mengiri dengan Eca karena Eca lebih dekat dengan Angka.
Ambya menyukai Angka semenjak masuk sekolah, keberadaan Eca menjadi boomerang untuk Ambya karena tidak bisa membuat Angkasa melirik kepadanya.
Divka dan Laura cewek-cewek pengikut setia Ambya yang selalu menuruti kemauan sang ketua.
"Pasukan bodrex baru dateng nih," sapa Ambya dengan tersenyum sinis.
"Kenapa? Gak ada kerjaan yaa makanya nyambut kita?" sahut Flo yang saat ini sudah berada di depan Ambya.
"Huhu berasa famous nih gue, disambut wakil ketua osis!" ledek Gee sembari memainkan kipas mininya.
"Famous? Ngarep lo?" ketus Laura dengan nada meninggi.
"Gak percaya?" tanya Gee dengan mengejek dan memanggil siapapun yang lalu lalang untuk bertanya siapa mereka.
"Eh sini-sini dulu," Gee memanggil, salah satu adik kelas.
"Kenapa kak?"
"Gini-gini tenang aja gue gak ngelabrak lo, lo tau gak kita siapa?" tanya Gee dengan penuh semangat.
"Hmm..Bestie girl kak ada Kak Ganesha, Flo, Gee dan Reya, yang suka ngobrol sama Kak Angkasa dan teman-temannya."
"Cakep, yaudah itu aja makasih ya," jawab Gee dengan tersenyum senang melihat wajah Ambya, Divka dan Laura kikuk dan kesal.
"Gimana? masih kurang percaya kalo kita.. ," ucapan nya perlahan memelan sengaja mengejek dan membuat Ambya semakin kesal.
"Ck what ever! ngapain manusia kayak gini ditanggepin!" celetuk Reya yang langsung pergi dan menubruk bahu Ambya karena menghalangi pintu kelas mereka.
"Ups! Iya ya ngapain nanggepin yaa," ucap Ancika yang mengikuti Ghea dari belakang dibarengi dengan Manda dan Eca.
Ambya yang melihat Eca sedari tadi diam saja sembari memainkan ponselnya, membuat Eca menoleh dengan ucapannya.
"Btw osis mau makan malem bareng, kayaknya nanti gue bisa deh pulang nya minta anterin Angkasa. Lo mau ikut Ca?"
"Hah? Sori gue gak minat."
"Kayaknya gue pulang bareng Angkasa deh nanti Ca," ujar Ambya membuat Eca mendekatkan dirinya pada Ambya.
"Terus? Gue harus bilang waw sambil jungkir balik gitu?" sahut Eca dan langsung meninggalkan Ambya begitu saja.
"SIAL! Kok Eca gak cemburu sih!" celetuk Divka.
"Ya ngapain cemburu mereka juga gak pacaran kali."
"Lagian ya gue cuma sengaja manas-manasin Eca karna dia nempel terus sama Angkasa!" tambah Ambya mendengus sebal.
"Bia harus nya lo ada pergerakan dong, biar Angkasa lepas dari Eca," tegas Laura.
Ambya hanya terdiam mendengar ucapan Laura dan memutarkan kedua bola matanya kemudian melengos begitu saja meninggalkan kedua temannya.
°°°°°
Baru saja duduk di kursi masing masing, Flo pun ikut salah fokus pada luka yang terpampang jelas pada wajah Angka dan anggotanya membuat Eca menyenggol pelan.
"Sssuttttt! Lo tau kenapa sama muka Zigveorus?"
"Gak tau," jawab Eca dengan berbisik.
"Emang lo gak nanya sama Angkasa?"
"Percuma Flo," jawab wanita muda dengan rambut terurai mengeluarkan beberapa buku untuk siap mengikuti pelajaran pagi ini.
"Percuma apa?"
"Angkasa gak akan jawab."
Bel berbunyi menandakan kelas pertama pada pagi hari ini akan segera dimulai.
Bestiegirl dan Zigveorus berada dikelas yang sama, karena itulah mereka selalu merasa menyaingi satu sama lain karena kepopuleran mereka, bukan karena semata-mata populer mencari sensasi tetapi populer karena prestasi satu sama lain dan wajah yang sangat memikat adalah bonus dari kepopuleran mereka di sekolah.
Kelas hari ini adalah kelas Pak Mus salah satu guru Kimia pada kelas mereka.
Ketika Pak mus tiba-tiba melewati pintu kelas membuat keadaan suasana kelas hening seketika.
"Baik, selamat pagi semuanya."
"Pagi pak," sahut semua murid.
"Kali ini saya akan sedikit mereview materi sebelumnya dan akan menjelaskan materi yang akan di bahas hari ini," tegas Pak mus membuat Eca duduk dengan sigap karena kimia adalah mata pelajaran yang sangat ia sukai.
°°°°°°
15 Menit berlangsung
Pak mus terus mereview sampai tiba dimana ia akan melakukan sesi tanya jawab.
"Yang bisa menjawab akan saya tambahkan poin ya, kita mulai pertama jika suatu materi dibagi menjadi bagian yang lebih kecil kemudian terus dibagi lagi maka akan sampai pada suatu saat di mana didapat bagian yang sangat kecil yang tidak dapat dihancurkan atau dibagi lagi disebut apa? ada yang masih ingat materi ini?"
"Saya pak!" teriak Keenan dengan lantang.
"Iya keenan apa jawaban nya?"
"Elektron pak!" jawab Keenan dengan percaya diri.
"Salah! Yang lain?" ujar Pak mus dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, membuat Keenan terbelalak dan malu karena ia melihat ditertawai oleh Flo dan Gee.
"Saya pak," ucap Eca dengan nada datar.
"Teori atom dari democristus."
"Benar sekali Ganesha, tolong yaa di ingat kembali materi-materi sebelumnya karna kalian sudah mendekati hari ujian kelulusan."
"Ah lu gimana sih bikin malu aja, kalo gak tau diem aja," senggol Arga berbisik dari belakang.
"Ya namanya usaha."
"Ya tapi lo salah dudul," ujar Arga membuat Keenan mendengus kesal dan kembali menatap Flo yang saat ini masih menatap dirinya dengan tatapan kejam dan mengintimidasi.
'Ayo Keenan lo gak boleh kecut, di hadapan mereka. Lo anak geng motor. Zigveorus ya kali skakmat sama mereka,' batin Keenan terus berbicara sampai-sampai Angka melihat raut wajah Keenan yang tidak nyaman karena salah menjawab pertanyaan pak mus.
"Udah jangan dipaksain, gak bisa deh lo ngelawan ratunya kimia," celetuk Angka sembari menepuk bahu Keenan.
Hampir satu setengah jam pelajaran kimia berlangsung membuat beberapa murid merasa bosan, namun kebosanan mereka hilang ketika mendengar bel istirahat berbunyi. Akan tetapi Pak mus masih saja menjelaskan materi membuat salah satu murid memberitahu kalau jam mata pelajarannya telah usai.
"Maaf pak, sudah jam istirahat."
"Iya sabar, kamu toh istirahat saja cepet banget."
"Yaudah kalau begitu gini saja, salah satu ada yang bisa menjawab baru boleh istirahat."
"Materi yang baru saja saya jelaskan tadi, senyawa etena dan propena termasuk ke dalam golongan apa? ada yang bisa jawab?"
Tuk.. Tuk..Tuk..
Hening tidak bersuara hanya terdengar bunyi dentingan jam dinding berputar tepat berada di atas papan tulis.
"Ini gak ada yang mau jawab? gak ada yang mau istirahat?" tanya Pak mus dengan nada sedikit meninggi.
Pertanyaan Pak Mus hampir 2 menit tidak ada yang berani menjawab ataupun mengacungkan jari, Eca yang sedari tadi mencatat tiba-tiba menoleh kesana kemari kebingungan karena belum ada yang menjawab, padahal ia merasa pertanyaan pak Mus ajukan tadi cukuplah mudah.
Tanpa berpikir panjang sebelum istirahat selesai, Eca mengacungkan tangan nya untuk menjawab.
"Saya pak."
"Iya Ganesha?"