Chereads / Lintas Angkasa / Chapter 8 - BAB 8 : Rapat Osis

Chapter 8 - BAB 8 : Rapat Osis

"Senyawa Hidrokarbon pak," sahut Eca dengan santai karena ia tahu jawaban nya memang sudah benar kemudian ia melanjutkan mencatat materi nya lagi.

"Betul, yasudah pelajaran bapak cukup sampai disini, jangann lupa tugas dikumpulkan hari kamis," ujar Pak Mus yang langsung meninggalkan kelas.

Membuat napas para murid dalam kelas tersebut menghela dengan lega, karena mereka berpikir pelajaran kimia Pak Mus sungguh menyesakkan dada dan terlalu membosankan. tetapi tidak untuk Eca yang sangat menyukai kimia dan fisika.

"Btw, makasih yaa Sha udah jawab kalo gak ada lo bisa-bisa kita gak istirahat," ucap salah satu murid cowok yang bernama Danis menghampiri tempat duduk Eca.

"Oh, sama sama dan."

"By the way, lo mau nitip? Gue mau ke kantin nih."

"Eh gak perlu, gak usah," tolak Eca dengan tersenyum.

"Oh yaudah kalo gitu gue ke kantin," ujar Danis yang saat ini menatap seseorang yang sudah berdiri di belakang Eca.

Eca yang melihat kepergian Danis dengan tatapan ketakutan membuat Eca menengok kebelakang dan sudah melihat Angka tepat berdiri di belakang kursinya.

"Nanti ajarin gue kimia ya Ca," ucap Angka sembari melengos begitu saja tanpa mendengar jawaban Eca.

Eca hanya menimpal dengan senyuman kecilnya melihat punggung Angka yang kian lama semakin menjauh dan menghilang bersama geng motor nya Zigveorus.

°°°°°°

Masih dalam ruang kelas bestiegirl tidak berniat untuk pergi ke kantin sekolah hari ini entah apa yang mereka lakukan, mereka hanya sibuk dengan kesibukan nya masing-masing.

Eca yang masih sibuk dengan catatan kimianya, Reya Gee yang sibuk memainkan ponselnya, dan Flo masih sibuk melamun memikirkan pertandingan tim basketnya yang akan lomba ke tingkat kota.

"Guys, kayak nya hari ini gue gak bisa ikut kumpul dulu deh, biasa lah latihan basket," ujar Flo membuat Eca menoleh.

"Oh iya lo tinggal seminggu lagi ya lomba?"

Flo hanya membalas dengan anggukan membuat Gee berpikir bestiegirl haruslah hadir dalam lomba pertandingan untuk menyemangati Flo.

"Yaudah, nanti kita ikut nonton liat lo latihan cik, gimana?" tanya Eca.

"Boleh," sahut Flo dengan singkat.

"Btw, tempatnya umum kan cik? Kalo umum kita nanti dateng." tutur Gee sembari tangannya bergerak memainkan pulpen yang ia pegang sedari tadi.

"Kayak nya sih umum, tapi kan lomba gue di jam sekolah?" sahut Flo membuat Manda tersenyum kekeh.

"Kok lo malah nyengir sih?" tanya Eca penasaran apa yang ada dalam pikiran Gee saat ini.

"Gue punya ide, nanti bakal gue kasih tau. Dan gue harap peringkat kelas mingguan kita tetep berada di atas. Oke?"

"Pasti lah," sahut Eca menoleh ke arah Gee, membuat Gee tersenyum kepadanya menandakan Reya mengerti apa permintaan darinya.

°°°°°°

Jam istirahat hanya tinggal 15 menit lagi, tetapi Eca dan keempat temannya belum sama sekali keluar kelas untuk membeli makanan.

"Ahhh hari ini gaktau kenapa ya gue males banget keluar," teriak Gee sembari meregangkan tubuhnya yang sedari tadi meringkuk di kursinya.

"Iya sama," sahut Eca yang saat ini mengganti posisi nya duduk kearah samping menghadap Reya dan Flo.

Namun beberapa menit kemudian Zigveorus datang secara bersamaan menandakan jam istirahat akan usai.

"Tumben banget ciwi-ciwi yang ini gak keluar kelas, puasa lo pada?" ujar Keenan membuat Flo memutarkan kedua bola matanya.

"Iya biasa nya juga mejeng di kantin buk Ani," celetuk Arga dengan nada sedikit tertawa.

"Mejeng? Sori ya kita bukan Bia dan pengikutnya," ketus Flo dengan nada datar.

Melihat Reya tidak merespon ucapan nya, Arga langsung mendekatinya alih-alih untuk mengambil perhatian.

"Rey? Nanti ajarin gue kimia ya?"

Lagi-lagi usaha Arga pun tidak membuahkan hasil untuk menarik perhatian Reya yang sedari tadi memainkan ponselnya.

"Ck, udah lagian cewek judes kayak dia lo demenin," tegas Adnan dengan raut wajah datar kemudian mendorong Arga untuk kembali ke tempat duduknya.

Mendengar ucapan Adnan, mata Reya jelas bukan lagi tertuju pada ponselnya. tetapi pernyataan Adnan lah terngiang-ngiang di kepalanya membuat Reya mendengus kesal.

"Udah jangan di dengerin, Adnan emang dingin ucapannya gak bisa di jaga," ujar Eca yang ternyata sudah memperhatikan nya sedari tadi.

"Ca? Lo belum makan kan? Nih gue beli susu, biar perut lo gak kosong banget," ucap Angka yang saat ini tepat berada di depan mejanya sembari menyodorkan sebotol susu coklat untuknya.

Eca hanya melongo mendapati perhatian lebih lagi dari sang leader Zigveorus, ia menoleh ke kanan dan ke kiri karena beberapa orang di sekitarnya termasuk Flo dan Gee memperhatikan dirinya dan Angka yang masih berdiri tak bergerak sebelum Eca mengeluarkan suara.

"Ah, makasih Ka," ucap Eca mengambil susu tersebut dan menaruh di kolong mejanya.

Melihat Eca terlalu gugup dengan perlakuan nya, tanpa berbicara lagi Angka berjalan melengos begitu saja tanpa senyuman. Ya! Raut wajahnya persis seperti Adnan tadi mengarah pada Reya.

'Dasar kulkas! Huh! Nggak leadernya, enggak anggotanya sama aja,' batin Eca terus berbicara kemudian buyar begitu saja ketika Gee menyenggol nya dari belakang.

"Angkasa punya kembaran gak sih?"

"Hah? Nggak lah!" sahut Eca.

"Melting sih gue kalo di gituin, cuma ekspresinya itu loh yang bikin sebel. Gak ada senyum-senyumnya!" ujar Gee dengan berbisik.

°°°°°°

Pukul 15:00

Bestiegirl masih di taman sekolah sedang berkumpul seperti biasa membicarakan hal apapun yang mereka bicarakan hingga tertawa lepas.

Melihat dari Eca dari kejauhan sedang tersenyum lebar membuat Angka terdiam sejenak memperhatikan wanita yang selama ini ia jaga. Langkah nya mulai bergerak mendekati Eca, membuat Eca tersadar leader Zigveorus lagi-lagi menghampiri nya.

"Caa?" panggil Angka yang saat ini sudah tepat berada di hadapannya.

"Eh Angka, Mau pulang?" sahut Eca dengan ekspresi semringah melihat kedatangan Angka.

"Hmm.. Sori nih Ca, gue gak bisa nganter lo pulang. Ada rapat osis sama makan bersama. Terus juga nanti gue langsung ke markas Zigveorus," ucap Angka membuat Eca mengangguk pelan dan kembali tersenyum.

"Ohh gitu, yaudah gakpapa nanti Eca minta pesen taksi online aja, lagian Eca mau nemenin Flo latihan basket dulu sama mereka."

"Yaudah kalo gitu, tapi pulangnya kenapa gak minta jemput Bang Pati aja?" pinta Angka.

Enggak bisa lah, setau Eca Bang Pati hari ini dinas pagi. Udah gakpapa tenang aja Ka," ujar Eca sembari tersenyum membuat Angka memutarkan kedua bola matanya dengan ekspresi kebingungan.

"Beneran nih?"

"Iya, Angka."

°°°°°°

Melihat Angka sedang berbicara pada Eca, Ambya langsung tersenyum kekeh dan berlari menghampiri Angka.

"Angkasa? Gue boleh bareng ke tempat makan yang osis udah resev?" tanya Ambya seraya tiba-tiba saja langsung menggandeng lengan Angka.

Tidak mendapat jawaban dari Angka, Lagi-lagi Ambya merengek membuat Flo dan Gee menghela napas melihat tingkah nya.

"Gue gak ada barengan nya nih Ka, boleh ya?" ujar Ambya.

"Kan bisa sama yang lain," celetuk Flo dengan nada kesal.

"Kan bisa naik taksi online," ketus Gee yang sengaja mengikuti perkataan Ancika.

"Berisik!" ujar Ambya membuat Angka menganggukan kepalanya dan mengizinkan dirinya untuk pergi bersamanya.