Chereads / WARISAN EMAK TONAH / Chapter 7 - Chapter 5

Chapter 7 - Chapter 5

" Cu, Emak sepertinya sudah tidak kuat lagi , uhuk..uhuk...uhuk.."

Emak Tonah nampak begitu sayu saat mengatakan sesuatu kepada cucu nya Shafeeya.

" Hiks..hiks..Emak jangan bilang seperti itu, Fee tak punya siapa-siapa lagi selain Emak."

Shafeeya memegang tangan Emak Tonah dan menciumnya. Matanya sudah sembab melihat Nenek nya tetbaring lemah.

" Emak tidak bisa menjagamu lagi Fee, Emak titipkan sebuah wasiat dari Ibu dan Ayahmu sebelum mereka meninggal." Ucap Emak Tonah dengan memberikan sebuah amplop

" Bacalah setelah Empat puluh hari kematian Emak, jagalah warisan ini dan lakukanlah apa yang ada di wasiat ini agar kelak kamu mendapatkan warisan dari kami seutuhnya, warisan yang akan kamu pegang selama-lamanya. Warisan yang tak ternilai harganya dan warisan ini hanya kamu yang memilikinya."

" Emak, jangan bicara lagi..Emak adalah warisan dari Ibu dan Ayah yang Shafeeya miliki saat ini." Ucap Shafeeya dengan mencium kening Emak Tonah.

" uhuk..uhuk..sudah waktunya cu, berjanjilah kamu akan menjaga dan melakukan apapun untuk menjaga warisan dari kami, berjanjilah Cucuku.."

" Emak, iya Feeya berjanji Mak.."

" Aaaaaaggh.." Emak Tonah menaikkan nafasnya panjang

" Emak..jangan tanggalin Fee mak...."

Dan akhirnya Emak Tonah pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.

" Emak..Emak..Emak..." rancau Shafeeya

Blurb..

" Fee..bangun Fee...bangun..."

Samar-samar aku dengar suara orang yang sedang membangunkan diriku, lenganku terasa digoncang-goncang dan pipiku di tepuk-tepuk, dengan perlahan aku membuka mataku

" Alhamdulillah.. Akhirnya kamu sadar juga.kamu tak apa-apa Fee?"

Kini attensi Alan menatap wajahku penuh dengan kekhawatiran. Entah sejak berapa lama aku tertidur dan bermimpi Emak Tonah sudah tiada lagi. Aku usap air mataku yang tak terasa sudah membanjiri pelupuk mataku, dan Encesan Iler yang tak sengaja keluar saat aku tertidur tadi membuatku sangat malu kini.

" Fee kamu belum On ya? Minum dulu Fee." Ucap Alan dengan memberiku sebotol air putih

Aku menerima boto minum air putih itu lalu aku teguk hingga tandas.

Aku melihat di sekelilingku kok aneh ya, bukankah tadi aku beli martanak manis dan memakannya diluar? Kenapa kini aku sudah di kamar? Aku bingung, dan nyawaku belum sepenuhnya sadar. Aku mencoba mengumpulkan nyawaku kembali setelah tertidur yang entah berapa lama aku tak ingat.

Setelah nyawaku sudah terkumpul aku mencoba mengingat kembali, saat aku makan martabak manis tadi sepertinya aki tertidur karena saat itu aku sudah tak ingat apa-apa lagi.

" Kau sudah tenang?" tanya nya sembari menatapku

" Aku kenapa ada disini?" tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya

" Kamu tadi Mimpi apa Fee?" ia pun tak menjawab pertanyaanku dan bertanya hal lain

Sungguh aku kesal sekali dengan lelaki ini, kenapa dia tak menjawab pertanyaanku

" Mas ini dikamar siapa? Dan kenapa aku bisa sampai disini? Sejak kapan aku tertidur?"

Aku memberondonginya beberapa pertanyaan sehingga dia tetlihat hanya mengernyitkan dahinya

" Tenang Fee, tadi kamu tertidur di teras, aku bangunkan dan aku tunggu sampai satu jam namun kamu tak bangun juga , jadi aku bawah masuk ke kamarku." Ucapnya santai

" Kenapa harus dibawah kesini? Kenapa tidak dibawah ke kamarku saja Hufft.. " kataku marah dengan mendengus sebal

" Bagaimana aku membawah ke kamarmu sedangkan Kartu kunci ada di saku celana yang kamu pakai, tak mungkin aku meraba-raba kantong celana... tipismu itu.." ucapnya dengan sedikit memelankan nada bicaranya saat menyebut tipis.

Blush..

Duh malunya, aku kan sedang pakai babydoll yang gak terlalu tebal kainnya , aku hanya menunduk dan sedikit salah tingkah namun dia pura-pura tak memperhatikan diriku, dia lantas menjauh dan membukakan pintu kamarnya.

" Sampai kamu terlelap tidur aku tak tidur di dekatmu, aku duduk di bawah jadi kamu tak perlu khawatir Fee. Sekarang kamu sudah bangun dan sidah larut malam, aku antarkan kamu ke kamar ya." Ucapnya dengan tersenyum ke arahku

Aku pun hanya mengangguk saja.sungguh saat ini aku malu, bodohnya aku sampai bisa tertidur pulas seperti itu dan..ah apa iya dia tadi menggendongku? Sejenak aku berpikiran bagaimana caranya dia membawah ku kesini? Membopongku apa menggendongku ya? Duh malunya kalau aku sampai digendong oleh dia .

" Fee..kenapa bengong, kamu mau tidur disini?" tanyanya dengan bersedekap memandangiku yang tak beranjak dari kasurnya.

" Ah..i-iya mas, maaf aku Cuma berpikir, Mas Alan tadi membawahku kesinj dengan cara apa? "

Tanyaku seraya menundukkan kepalaku karena malu

"Dengan apa ya? Dengan kedua tanganku pastinya, ternyata kamu berat juga ya Fee, berat badanmu berapa? " ucapnya dengan nada menggoda

Blush.. Wajahku seketika merona bak kepiting rebus, aku sudah menduganya pasti dia menggendongku duh jadi malu kalau aku ini berat, padahal Berat badanku 45 kg dengan tinggi 165 seharusnya ideal seh.

" Mas Alan menggendongku? "

Dia mengangguk dan tersenyum kearahku, sepertinya dia suka melihatku yang sedikit salah tingkah. Aku mencoba biasa saja, aku lantas langsung nyelonong keluar saja menuju kamarku.

" Loh kok Mas ditinggal?"

" Gak usah diantar mas. Ini aja sudah sampai. Makasih ya Mas sudah menggendongku tadi, maaf karena membuatmu capek gara-gara aku." Ucapku dengan membuka pintu kamarku dengan key card yang sudah aku tempel tadi

" Fee..." panggilnya terpotong

" Selamat malam mas, maaf aku ngantuk aku harus tidur." Potongku dengan cepat lalu dengan cepat aku masuk kedalam kamar ku

Alan yang melihat tingkah laku Shafeeya hanya menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan omongannya yang terputus oleh Shafeeya

" Fee badan kamu idel kok. Tidak berat." Ucapnya dengan tersenyum lalu kembali kedalam kamarnya.

...

Tring..tring...

Bunyi suara Alarm jam yang aku pasang di Handphone ku terdengar cukup lama, lalu aku segera mengambil handphone ku diatas nakas. Kulihat jam yang tertera di layar Handphone ku. Pukul 4.35 shubuh, segeta aku melangkah ke kamar mandi dan mulai membersihkan diriku dengan Shower yang sudah aku stel menggunakan air panas .

Awalnya agak bingung menggunakannya namun aku yakin putaran merah itu untuk air panas dan biru itu untuk air dingin.

Setelah aku menyelesaikan ritualku segera aku ambil wudhu dan melaksanakan kewajibanku sholat Shubuh.

Puku 6 pagi terdengan ketukan pintu dan memanggil namaku. Aku yakin itu Alan karena jarak kamarnya dengan kamarku paling dekat dibandingkan dengan Dion.

." Fee apa kamu sudah siap?"

" Iya Mas, sudah ini mau keluar." Jawabku dengan membawah tas yang berisi pakaian kotor dan baju gantiku.

Aku segera keluar dan aku melihat mereka berdua yang tengah siap untuk Chek out pagi ini.

" Ayo kita harus cepat melanjutkan perjalanan, supaya cepat sampai. Kita sarapan dulu dibawah."

" Iya Mas Dion, aku sudah siap kok." Jawabku dan diangguki oleh keduanya

Kamipun menuju Restoran Hotel untuk makan pagi , Dion mengambil kunci kamar kami dan segera ke Resepsionis untuk melakukan Check Out pagi ini.

Setelah kami selesai melakukan ritual sarapan ,kamipun segera masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan jauh kami.

Bersambung..