Chapter 53 - Chapter 5: Penjagaan

Di saat yang bersamaan dengan keberangkatan Estella dari Orion Terminal ...

"Himeka, apakah kamu lihat Sylviane dan Estella?" tanya Florel.

"Mereka akan pergi ke suatu tempat untuk menyelesaikan sesuatu. Untuk misi kali ini, aku yang akan mengurusnya," jawab Himeka.

"Oh baiklah. Apakah kamu sudah tahu lokasi artefaknya?" tanya Florel.

"Ya. Berdasarkan catatan republik yang diberikan oleh Maya, artefaknya berada di Kerajaan Artellanis," jawab Himeka.

"Kerajaan Artellanis ya ... Jadi ingat masa lalu," kata Florel.

"Kenapa?" tanya Himeka.

"Ratu Ria, pemimpin kerajaan tersebut, adalah sahabatku," jawab Florel.

"Berarti misi kali ini akan sangat mudah yah," kata Himeka.

"Tidak juga. Meskipun aku mengenalnya secara pribadi, belum tentu kita bisa mendapatkan artefkanya begitu saja. Dia adalah orang yang membedakan urusan pribadi dan urusan kerajaan," balas Florel.

"Hmm ... Kuharap kali ini tidak ada masalah," kata Himeka.

"Ya. Kuharap juga begitu," balas Florel.

Himeka lalu masuk ke ruang kendali kapal induk untuk menyalakan mesin. Saat sampai di ruang kendali, Leonardo menghampirinya.

"Kamu sedang sakit?" tanya Leonardo.

"Tidak. Memangnya kenapa?" jawab Himeka.

"Itu kamu memakai chip di lehermu. Kamu yakin tidak sedang sakit?" balas Leonardo.

"Tidak. Kamu tunggu di sini sebentar ya," kata Himeka.

"Ya," balas Leonardo.

Dengan wajah serius, Himeka keluar dari ruang kendali menuju ke ruang kamar pribadinya. Di sana, Himeka melepas chip yang terpasang di lehernya dan menghubungi Suzu. Dalam hitungan detik, tampilan Hologram pun menyala dan Suzu terlihat sedang duduk di ruang kerjanya.

"Ada apa?" tanya Suzu.

Himeka lalu menunjukkan yang ia baru saja ambil dan berkata,"Bisakah kamu tolong identifikasi benda ini?"

"Sebentar ... Itu adalah chip otak tipe terdahulu. Biasanya digunakan untuk pengobatan dengan mengontrol kinerja otak," kata Suzu.

"Apakah kamu tahu siapa yang memproduksinya?" tanya Himeka.

" ... Persatuan dagang," jawab Suzu.

"Cih, lagi-lagi kumpulan orang gila itu. Mau apa lagi mereka?," kata Himeka.

"Entahlah. Pokoknya berhati-hatilah. Biasanya chip itu juga mereka pakai untuk melihat pergerakan musuh," balas Suzu yang kemudian mematikan tampilan hologram.

"Kuharap aku tidak melakukan hal bodoh karena chip ini," kata Himeka yang kemudian melempar dan menginjak chip tersebut sampai hancur.

Di sisi lain ...

"Apakah kamu sudah siap berangkat?" tanya Leonardo.

"Ya, tentu saja. Tapi, di mana Himeka?" balas Florel.

"Dia tadi sepertinya ada urusan sebentar, tetapi dia masih nerada di kapal induk ini," ujar Leonardo.

"Kalau begitu langsung saja pergi dan landaskan kapal indukya di Artellanis. Kamu sudah tahu lokasinya, kan?" balas Florel.

"Baiklah," kata Leonardo.

Beberapa saat kemudian, Himeka kembali ke ruang kendali.

"Apakah masih jauh?" tanya Himeka.

"Seharusnya sebentar lagi kita sampai. Istirahat saja dulu," jawab Leonardo.

Karena merasa malas untuk berdiam terlalu lama di ruang kendali, Himeka berniat untuk kembali ke ruang kamar pribadinya. Namun, niat itu ia urungkan karena tak lama setelah ia selesai berbicara dengan Leonardo, terdengar bunyi saling adu tembak antara 2 spaceship. Salah satu spaceship mengontak kapal induk Himeka dengan niat untuk meminta bantuan karena ia dikejar oleh pasukan otokrasi. Karena tidak tega, Himeka pun keluar dari kapal induknya dengan mengendarai spaceship miliknya dengan tujuan menyelamatkan si pengontak kapal induk. Ia kemudian berhasil menghentikan pasukan otokrasi tersebut setelah beberapa menit adu tembak. Keduanya lalu kembali ke dalam kapal induk milik Himeka.

Orang tersebut lalu memperkenalkan diri. Namanya adalah Caleyn. Ia merupakan seorang penasihat kerajaan Artellanis, tempat tujuan Himeka dan yang lainnya. Sebagai tanda terima kasih, Caleyn mengantarkan Himeka dan yang lainnya menuju ke istana Artellanis. Di sana, mereka disambut oleh Ratu Ria. Ria yang kebetulan mengenal Florel pun langsung menyuruhnya dan yang lainnya untuk masuk. Semuanya kemudian saling menyapa dan mengobrol di ruang rapat. Himeka menjelaskan tentang maksud kedatangannya ke sana dan tentang Dimension Gate. Setelah mendengar tujuan Himeka, Ria dengan senang hati memberikan artefak yang Himeka cari. Florel lalu menanyakan tentang lokasi artefak terakhir. Ria mengatakan bahwa artefak tersebut ada di sebuah planet di Galaksi Tundra. Namun saat akan dimintai akses menuju ke tempat tersebut, jawaban Ria sedikit tidak terduga.

"Tidak. Pemerintah Artellanis saat ini tidak memperbolehkan siapapun pergi ke Galaksi Tundra," kata Ria.

"Mengapa?" tanya Florel.

"Sebelumnya bisa minta semua temanmu keluar?" tanya Ria.

"Memangnya ada apa? Apakah sangat penting?" tanya Florel.

"Tidak juga. Aku hanya ingin sedikit ... Privasi," jawab Ria.

"Himeka, Caleyn, bisakah kalian tunggu di luar sebentar?" tanya Florel.

"Baiklah," jawab Himeka.

Ketiganya lalu keluar dari ruang rapat istana.

"Florel, saat ini Galaksi Tundra sedang dikuasai oleh para perompak. Aku tidak bisa menjamin keselamatan kalian jika tetap pergi ke sana. Aku sudah mengirim banyak pasukan ke sana, tetapi tak satupun dari mereka berhasil kembali ke Artellanis," ujar Ria.

"Kok bisa?" tanya Florel.

"Aku juga masih belum tahu. Tetapi kalau menurutku, para perompak tersebut memiliki dukungan dari pemerintah. Kemungkinannya hanya satu, yakni persatuan dagang," jawab Ria.

"Untuk apa persatuan dagang berusaha menguasai Galaksi Tundra? Kan tidak ada gunanya," kata Florel.

"Sepertinya kamu perlu belajar tentang lalu lintas perdagangan galaksi lebih banyak lagi. Florel, Galaksi Tundra adalah rute pengiriman kargo tercepat yang ada saat ini. Jika tidak melalui tempat itu, maka seseorang harus memutar lewat rute yang sangat jauh. Ini membuat Galaksi Tundra menjadi salah satu tempat yang vital," balas Ria.

"Kalau memang vital, mengapa tidak diambil alih saja?" tanya Florel.

"Perang itu butuh banyak sumber daya, Florel. Lagipula, Artellanis tidak terlibat langsung dengan rute perdagangan sekitaran Galaksi Tundra. Jadi, tidak ada alasan untuk mengambil alih tempat tersebut," jawab Ria.

"Tidak terlibat?" tanya Florel.

"Pendapatan utama kerajaan ini berasal dari pertanian, bukan industri suku cadang kapal. Ya memang terdengar kuno, tetapi itu bisa membuat kerajaan ini bertahan," jawab Ria.

"Kalau begitu izinkan aku untuk ke sana," kata Florel.

"Tidak bisa, Florel. Terlalu berbahaya," balas Ria.

"Ayolah, Ria. Kurasa kamu sudah tahu tentang situasi kerajaanku. Misi ini adalah satu-satunya harapanku saat ini," ucap Florel.

" ... " Ria terdiam.

"Kumohon, anggaplah ini sebagai bantuan kepada sahabat. Aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi saat ini," ucap Florel.

"Baiklah, aku akan memberikan izin masuk ke area Galaksi Tundra. Tetapi aku mau kamu menjaga diri baik-baik. Jangan lakukan hal yang membahayakan dirimu," balas Ria.

"Terima kasih, Ria," kata Florel.

"Kalau begitu, berangkatlah ke Fortalia sekarang. Tempat itu kuberikan pada kalian beserta seluruh fasilitasnya. Planet tersebut memang kecil dan tak berpenghuni, tetapi cukup baik untuk bercocok tanam dan juga sebagai pangkalan militer kecil," balas Ria.

"Terima kasih banyak. Kalau begitu, aku akan berangkat sekarang," ucap Florel.

"Hati-hati," kata Ria.

Florel lalu keluar dari ruangan tersebut dan bertemu dengan Himeka dan yang lainnya. Florel lalu mengatakan kepada mereka bahwa Ria telah memberi izin untuk masuk ke Galaksi Tundra dan juga untuk mendirikan markas kecil di Fortalia, sebuah planet yang tak jauh dari Artellanis. Mendengar kabar baik tersebut, Himeka dan yang lainnya menjadi sangat antusias untuk segera berangkat ke sana. Mereka langsung pergi ke Fortalia bersama dengan beberapa orang kru dari kerajaan Tryx yang diajak oleh Florel. Sesampainya di Fortalia, Himeka langsung melihat-lihat sekitar dan menemukan sebuah pangkalan militer kecil berisikan beberapa kapal induk yang sudah terlihat sedikit usang.

"Tempat ini bagus juga. Kurasa tidak banyak yang akan datang ke tempat ini," ujar Caleyn.

"Walaupun begitu, kita harus tetap berhati-hati. Kita tidak akan tahu apa yang akan kita hadapi," balas Florel.

"Semuanya, aku memiliki sebuah ide. Bagaimana kalau aku akan pergi sendiri ke Galaksi Tundra untuk melihat situasi dan mengirimkan sinyal kepada kalian jika semuanya aman," ujar Himeka.

"Kamu yakin?" tanya Caleyn.

"Ya. Bagaimanapun juga, aku memiliki sedikit relasi dengan persatuan dagang. Aku yakin apabila aku tertangkap pun mereka akan memberikan keringanan," jawab Himeka.

"Ya sudah. Tetapi, jaga dirimu baik-baik," kata Florel.

"Sampai jumpa lagi," kata Himeka.

Ia kemudian kembali ke kapal induk dan membawa spaceship pribadinya ke Galaksi Tundra.