Chapter 57 - Epilog

Bertahun-tahun telah berlalu sejak era eksplorasi angkasa dimulai. Sihir yang awalnya banyak digunakan sekarang mulai ditinggalkan. Banyak misteri alam semesta yang juga telah terpecahkan. Namun, masih ada satu misteri yang sampai saat ini belum terselesaikan, yakni Dimension Gate. Beragam rumor telah beredar seputar penelitian Dimension Gate. Ada yang mengatakan ia meninggal, ada juga yang mengatakan ia menghilang. Walaupun begitu, belum ada yang benar-benar mengetahui keberadaannya saat ini.

Lama-kelamaan, peneliti yang tertarik untuk meneliti Dimension Gate pun menjadi semakin sedikit, bahkan hampir menyentuh angka nol. Walaupun demikian, ada dua orang peneliti yang kini masih secara konstan meneliti tentang Dimension Gate, yakni Meira dan sahabatnya, Jason. Meira memulai penelitian ini untuk melanjutkan apa yang telah dikerjakan oleh kakak ibunya, Sylviane. Pada suatu titik, Meira berhasil menemukan cara untuk melewati Dimension Gate tanpa harus membukanya. Ia berhasil menemukan cara itu setelah meneliti sihir lama yang ditemukan oleh Elvina sewaktu era eksplorasi angkasa baru dimulai.

"Meira, coba lihat ini. Apakah kamu yakin ingin tetap mencoba hasil penelitian kita?" tanya Jason sambil menyerahkan selembar kertas.

"Menurutku semuanya sudah siap. Memang kemungkinan proyek ini berhasil tidak 100 persen, tetapi ini masih layak untuk dicoba. Efek samping yang ditimbulkan juga masih dapat ditoleransi," jawab Meira.

"Jadi kamu secara tidak langsung mengatakan kalau tersesat di luar angkasa ataupun menua lebih cepat itu efek yang ringan ya? Kurasa kamu perlu mengecek kesehatan otakmu," kata Jason.

"Aku sudah mengantisipasi kemungkinan terburuk, Jason. Tetapi sebelum itu, apakah kamu mengenal Suzu Mikari?" tanya Meira.

"Ya, aku pernah mendengar tentangnya. Dia adalah robot yang sering membantu ibumu belakangan ini," jawab Jason.

"Tepat sekali. Saat ini, ibuku dan dia sedang menyempurnakan penelitianku yang sebelumya, sebuah kehidupan buatan yang dapat hidup abadi. Tepatnya manusia buatan," kata Meira.

"Jadi kamu mau dia yang merawat anakmu yang baru saja lahir?" tanya Jason.

"Ya. Walaupun aku tidak mau seperti itu, tetapi aku juga tidak bisa meninggalkan penelitian ini. Sudah banyak sekali orang yang berkorban demi penelitian ini," jawab Meira.

"Baiklah kalau begitu. Apa yang bisa kulakukan adalah menghargai pilihan hidupmu," kata Jason.

"Kalau begitu langsung saja nyalakan mesinnya begitu aku masuk. Seharusnya ini tidak berjalan lama," balas Meira.

Meira kemudian masuk ke dalam sebuah ruangan kecil yang ada di laboratoriumnya. Ia kemudian mengatakan kepada Jason bahwa ia sudah siap untuk berangkat. Jason lalu menarik sebuah tuas kecil yang membuat seisi ruangan dipenuhi cahaya untuk beberapa saat. Di waktu yang sama, Meira berpindah dari ruangan tersebut ke sebuah lokasi yang ia tidak ketahui sebelumnya.

"... Ini di mana? Apakah aku masih di bumi?" kata Meira.

Tak lama setelah ia mengatakan hal itu, ada seorang perempuan yang menjawab,"Bisa ya, tetapi bisa juga tidak. Satu hal yang pasti, kamu sedang tidak berada di alam semestamu."

Meira lalu melihat ke arah orang tersebut. Dia lalu memperkenalkan dirinya,"Perkenalkan, namaku Rebecca Raphaelle."

"Ini di mana?" tanya Meira.

"Secara teknis, kamu sedang berada di sebuah taman. Tetapi, taman ini bukanlah bagian dari alam semestamu. Apakah kamu datang dari Dimension Gate?" jawab Rebecca.

"Tidak," kata Meira.

"Hmm ... Baiklah kalau begitu. Aku sarankan sebaiknya kamu kembali ke tempat asalmu. Alam semesta ini bukanlah tempat yang sesuai untukmu. Kamu akan bertambah tua lebih cepat di tempat ini," ujar Rebecca.

"Tetapi bagaimana cara aku kembali?" tanya Meira.

"Jadi kamu tidak memikirkan cara kembali ke alam semestamu saat menuju ke sini? Lucu sekali. Kamu mengingatkanku pada seseorang," jawab Rebecca.

"..." Meira tak membalas perkataan Rebecca.

"Kalau begitu, biar aku antar kamu kembali dengan sihir milikku," kata Rebecca. Ia kemudian menyuruh Meira melihat ke belakangnya. Saat Meira melakukannya, sebuah cahaya kembali bersinar dan membawa Meira kembali ke laboratoriumnya.

Berdasarkan keterangan dari Jason, Meira telah pergi dari laboratoriumnya selama kurang lebih lima belas tahun. Meira sempat kaget saat mendengarnya, namun ia mulai percaya ketika dirinya berkaca di depan cermin. Meira terlihat mulai menua dan warna rambutnya tampak mulai memutih. Walau sempat menyayangkan hal itu terjadi, Meira merasa lega karena baginya, penelitian Dimension Gate telah selesai. Di sisi lain, Meira kemudian mendaftarkan anaknya, Lavina, di sebuah akademi yang jauh dari bumi dengan tujuan agar ia tidak melakukan penelitian yang membahayakan seperti yang Meira lakukan. Namun ada satu yang ia tidak ketahui, yakni pilihannya adalah jalan menuju kepada inovasi yang lebih besar lagi.