Pada keesokan harinya, di ruang kepala sekolah Akademi Cryllis ...
"Kalian sudah mau berangkat?" tanya Kirania.
"Ya, aku mau menyelesaikan penelitian ini secepatnya agar bisa beristirahat dan berlibur," jawab Estella.
"Apakah kamu perlu tambahan orang? Aku bisa meminta bantuan orang dari pangkalan militer untuk membantumu," tanya Kirania.
"Terima kasih atas tawarannya, tetapi saat ini aku tidak membutuhkannya. Aku mau penelitian ini tetap berjalan secara rahasia," jawab Estella.
"Jadi kamu hanya akan pergi bertiga dan membawa satu kapal induk ditambah satu spaceship biasa?" tanya Kirania.
"Hahaha, spaceship biasa itulah yang sudah mengantarku ke berbagai tempat. Aku sudah mengetahui kualitasnya. Pokoknya kamu tidak usah khawatir tentang armada yang kumiliki. Jaga saja artefaknya dengan baik," jawab Estella.
"Tentu," balas Kirania.
"Kalau begitu aku pergi ya," ucap Estella.
"Ya," balas Kirania.
Estella kemudian keluar dari ruang kepala sekolah dan berjalan menuju ke tempat kapal induknya di. Di sana, ia bertemu dengan Sylviane.
"Apakah Spectator sudah kamu masukkan ke kapal induk?" tanya Estella.
"Sudah. Aku baru saja memasukannya," jawab Sylviane.
"Di mana Himeka?" tanya Estella.
"Di kapal induk. Dia sepertinya sedang sarapan," jawab Sylviane.
"Kalau begitu kita naik saja ke kapal induk. Aku akan memberitahukan detail misi kita di sana," ucap Estella.
"Baiklah," balas Sylviane.
Di ruang rapat kapal induk ...
"Sudah mau berangkat?" tanya Himeka yang sedang menyantap sarapannya.
"Ya. Tetapi tenang saja, aku mau memberi informasi terlebih dahulu," jawab Estella.
Estella lalu menyalakan layar tampilan yang berada di pojok ruangan.
"Seperti yang kita tahu, Kerajaan Tryx adalah sebuah daerah yang selama ini netral dan jarang sekali terlibat perang dengan daerah lain. Selain itu, sang ratu, Florel, memiliki hubungan baik dengan Kirania. Jadi, aku harap misi kali ini dapat berjalan dengan cepat dan tanpa masalah," kata Estella.
"Apa kamu yakin? Kurasa kamu hanya akan membawa kita ke dalam masalah baru," balas Himeka.
"Ayolah. Cobalah untuk berpikir positif," kata Estella.
"Ya. Terserah kamu saja deh," balas Himeka.
"Oh ya, aku penasaran dengan hal ini. Kapal indukmu kan cukup besar, mengapa kru kapalnya hanya kita bertiga?" tanya Estella.
"Kapal induk milikku adalah tipe otomatis. Semuanya dapat dikendalikan di panel kontrol di ruang utama," jawab Himeka.
"Wah, canggih juga ya," kata Estella.
"Ya begitulah," balas Himeka.
"Sudah siap untuk berangkat?" tanya Sylviane.
"Sudah. Nyalakan saja mesinnya. Aku telah menyiapkan koordinatnya sejak awal," jawab Himeka.
Sylviane lalu menyalakan mesin kapal induk tersebut. Mesin pun menyala dan mereka langsung berangkat menuju ke Kerajaan Tryx. Sesampainya di sistem bintang tempat Kerajaan Tryx ...
"Himeka, nyalakan pelindung kapal induknya!" kata Estella dengan nada panik.
Saat mereka masuk ke dalam orbit Kerajaan Tryx, terlihat banyak sekali spaceship yang saling kejar-kejaran dan menembaki satu sama lain.
"Ada apa ini?" tanya Sylviane kebingungan.
"Mana kutahu! Pokoknya sekarang kita harus menghindari kerusuhan ini," jawab Estella.
"Aku akan nyalakan mode tak terlihat. Itu akan mengamankan kita selama lima jam," balas Himeka
Ia kemudian menekan sebuah tombol yang bertuliskan gawat darurat.
"Baiklah. Seharusnya kita aman untuk sekarang," kata Himeka.
"Lihat itu! Itu kan kapal induk federasi. Apa yang dilakukannya di Kerajaan Tryx?" tanya Sylviane sambil menunjuk ke arah sebuah kapal induk.
"Aku tidak tahu, tetapi ini pasti merupakan hal buruk. Sekarang, coba kamu landaskan kapal induk ini di tempat yang agak jauh dari Istana Kerajaan Tryx. Biar aku yang menuju ke istana nya dengan spaceship milikku," jawab Estella.
"Kau ingin ke sana sendirian? Jangan bercanda! Itu sangat berbahaya lho. Kita tidak tahu apa yang sedang terjadi di sana. Sesuatu yang dilakukan tanpa persiapan yang matang hanya akan membawa kita kepada kegagalan," kata Sylviane.
"Kalau begitu biarkan aku ikut ke sana. Bagaimanapun juga, kita harus mendapatkan artefak itu," balas Himeka.
"Ya sudah, tetapi pastikan kamu kembali secepatnya," kata Sylviane.
"Ya. Kamu jaga saja kapal induknya. Jangan lupa menyalakan lagi mode tak terlihat setelah kami mengeluarkan spaceship dari kapal ini," balas Estella.
Setelah ketiganya sepakat, kapal induk pun melandas di daerah Kerajaan Tryx. Karena penasaran dengan keadaan dan ingin mencari tahu apa yang sedang terjadi, Himeka menyalakan penyadap frekuensi yang terpasang di kapal induk. Mereka mendapati sebuah informasi yang tidak terduga. Sang ratu, Florel, mengumumkan bahwa Kerajaan Tryx akan segera runtuh dan semua orang diharapkan mengevakuasi diri. Semakin penasaran, Himeka kemudian kembali menyadap kamera pengintai yang terletak di kerajaan Tryx. Di sana terlihat seorang perempuan yang berusia sekitar 17 tahun sedang memegang sebuah benda besar dan berjalan ke arah luar bangunan istana. Ia tampak sangat berhati-hati dan sedikit panik. Estella lalu mengungkapkan bahwa itu adalah Florel, sang ratu. Ia sedang membawa artefak yang mereka cari.
Himeka dan Estella kemudian langsung membawa spaceship miliknya, Spectator, menuju ke bangunan istana. Sesampainya di gerbang istana, mereka menemukan Florel yang sedang dikepung oleh beberapa orang yang membawa senjata tajam. Florel tampak sedikit ragu untuk bergerak. Ia hanya berdiri di tempat itu dengan memegang sebuah senjata yang tampak seperti sebuah pedang, namun dengan tambahan api yang menyala di ujungnya. Tak lama kemudian, datang seorang laki-laki yang langsung melempar granat asap dan menarik Florel pergi dari tempat tersebut.
Sesaat sebelum mereka pergi, Estella mengejar mereka dan berhasil membujuk mereka untuk ikut bersama dengannya. Semuanya kemudian kembali ke kapal induk milik Himeka. Sesampainya di sana, semuanya langsung berkumpul di ruang utama.
"Terima kasih karena telah menolong kami," ucap Florel.
"Tak apa, ratu. Kami akan dengan senang hati membantu anda," balas Estella.
"Tidak usah formal seperti itu. Panggil saja aku Florel," ujar Florel.
"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" tanya Sylviane.
"Saat ini, Kerajaan Tryx sedang berperang dengan pihak otokrasi yang baru saja tumbuh. Mereka bekerjasama dengan beberapa mantan pasukan federasi yang kemudian bergabung dengan otokrasi," jawab Florel.
"Hmm ... Separatis ya ... Apa yang membuat perang ini terjadi?" tanya Estella.
"Panjang ceritanya. Tetapi intinya, bendahara Kerajaan Tryx berkhianat tak lama setelah ibuku, Ratu Amanda Auristela meninggal beberapa tahun yang lalu. Ia menjual sebagian lahan Tryx kepada pihak luar. Keadaan semakin memburuk sejak saat itu," jawab Florel.
"Kudengar kamu sudah mengumumkan evakuasi pada seluruh penduduk kerajaanmu. Apakah itu benar?" tanya Himeka.
"Ya, itu benar. Saat ini hanya aku dan Leonardo yang tersisa. Mereka semua sudah berangkat dengan kapal induk kerajaan," jawab Florel.
"Baiklah, sebaiknya kita juga berangkat menyusul para penduduk," kata Estella.
"Semua penduduk harusnya dievakuasi ke sistem bintang Intus. Itu adalah sistem bintang tersembunyi yang tak jauh dari sini. Aku akan masukkan koordinatnya di kapal indukmu," balas Florel. Ia kemudian mengetikkan sesuatu pada panel kontrol. Beberapa saat kemudian, sebuah koordinat muncul di layar tampilan kapal induk.
Kapal induk pun berangkat ke sistem bintang Intus. Namun di tengah perjalanan, kapal induk Himeka diserang oleh pasukan tak dikenal.
"Bagaimana mereka bisa melihat kapal induk ini?" tanya Sylviane.
"Itu bukan pasukan federasi. Itu pasukan persatuan dagang. Aku kenal model spaceship itu," jawab Himeka.
"Apa yang akan kita lakukan? Kita akan tamat kalau terus-terusan diserang seperti itu," ujar Leonardo.
"Tenang saja, biar aku yang mengurusnya. Kalian lanjutkan saja perjalanan kalian," balas Himeka.
Himeka lalu pergi ke arah ruang spaceship dan membawa spaceship miliknya untuk menghalau musuh yang mengejarnya. Sementara itu, Estella dan yang lainnya tetap bergerak menuju ke sistem bintang Intus. Sementara itu, di ruang utama kapal induk ...
"Apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Estella.
"Entahlah. Sepertinya tidak ada harapan lagi kalau aku bertahan di Tryx," jawab Florel.
"Ya, dia benar. Sekarang Kerajaan Tryx sudah runtuh dan diambil alih oleh federasi," sambung Leonardo.
"Ada berapa orang yang selamat?" tanya Estella.
"Sekitar 200 orang. Seperempatnya adalah pasukan kerajaan," jawab Florel.
Di saat yang bersamaan, Himeka yang baru saja sampai masuk ke ruang utama.
"Bagaimana kalau mereka semua menjadi kru kapalku saja?" tanya Himeka.
"Apakah kamu yakin? Kapal indukmu saja hanya dapat menampung 100 orang," balas Florel.
"Tentu saja. Aku masih punya kapal induk lain yang kusimpan di daerah persatuan dagang," jawab Himeka.
"Bagaimana dengan keuangannya? Manusia juga perlu makan dan minum lho," tanya Florel.
"Pertanyaan bagus. Untuk itu, aku memiliki asisten pribadi. Dia yang mengurus semua keuanganku. Saat ini dia sedang menjalankan bisnis hotel milikku. Kalian boleh menggunakan keuntungannya untuk biaya hidup kalian," jawab Himeka.
"Apa kamu yakin? Kamu akan rugi besar jika seperti itu," tanya Florel.
"Kalian bisa menjadi pekerja di sana jika kalian mau, jadi aku tak sepenuhnya rugi. Lagipula, aku sudah tidak berminat untuk mencari kekayaan lagi," jawab Himeka.
"Terima kasih atas bantuannya," ucap Florel.
"Estella, bisa tolong sambungkan layar tampilan ke frekuensi darurat 230603?" tanya Himeka.
"Ya, sebentar," jawab Estella yang kemudian menekan beberapa tombol di pusat kendali.
Beberapa saat kemudian, layar tampilan menampilkan sebuah ruangan kerja. Di sana terlihat seseorang yang sedang duduk sambil mengerjakan sesuatu di komputernya.
"Suzu, apakah kamu sedang sibuk?" tanya Himeka.
Orang tersebut lalu melihat ke arah layar tampilan dan berkata,"Tidak juga, ada apa?"
"Bagus. Aku ingin memperkenalkan beberapa orang yang akan bekerja bersama kita," ucap Himeka.
"Perkenalkan, nama saya Florel. Saya berasal dari Kerajaan Tryx," balas Florel.
"Namaku Suzu Mikari, biasa dipanggil Suzu. Aku adalah robot asisten Himeka dan juga anggota dari tim kesehatan galaksi," ujar Suzu.
"Tunggu ... Kamu robot?" tanya Florel.
"Ya, memangnya ada apa?" balas Suzu.
"Penampilanmu sangat mirip seperti manusia. Aku belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," kata Florel.
"Aku merakitnya dengan material langka yang kutemukan selama perang galaksi, jadi mungkin tak banyak yang tahu tentang material-material yang digunakan, karena semuanya diproduksi secara terbatas dan untuk keperluan perang," balas Himeka.
"Benar sekali," kata Suzu.
"Ya sudahlah. Pokoknya aku akan mengirimkan detailnya padamu beberapa saat lagi. Pastikan kamu membacanya," balas Himeka pada Suzu.
"Ya," ucap Suzu.
Ia kemudian mematikan panggilan yang sedang berlangsung.
"Himeka, bisakah kamu mengirim artefak yang telah kita temukan kepada Kirania?" tanya Estella.
"Tentu. Aku akan mengirimkan kapal suplai secepatnya. Taruh saja artefaknya di sini," jawab Himeka.
"Tunggu ... Kita tidak kembali ke Akademi Cryllis?" tanya Sylviane.
"Tidak. Itu akan membuang-buang waktu. Kita akan langsung menuju ke Orion Terminal. Aku sudah berdiskusi dengan Kirania sebelumnya," jawab Estella.
"Siapa saja yang akan ikut?" tanya Himeka.
"Hanya tim inti saja yang akan ikut. Kau, aku, dan Sylviane. Sisanya akan ke kediaman Himeka. Aku tidak mau membahayakan orang lain dalam misi ini," jawab Estella.
"Tidak, aku akan ikut. Anggap saja ini balas budi dariku," kata Florel.
"Tidak usah, Florel. Aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padamu," balas Estella.
"Tidak apa-apa. Aku bisa menjaga diriku sendiri dengan baik," ucap Florel.
"Estella, kurasa ada baiknya kamu mengizinkannya untuk ikut. Akan lebih baik kalau kita memiliki lebih banyak anggota dalam misi ini," ujar Sylviane.
"Baiklah. Boleh-boleh saja," kata Estella.
"Kalau begitu aku akan menyiapkan keberangkatan yang lain ke kediamanku dan pengiriman suplainya. Aku akan kembali ke ruangan ini saat kita sudah siap untuk berangkat ke Orion Terminal," balas Himeka.
Himeka kemudian pergi dari ruangan rapat untuk menyiapkan pengiriman suplai dan spaceship untuk mengantar yang lain menuju ke kediamannya. Beberapa jam kemudian, ia kembali ke ruangan rapat.
"Apakah semuanya sudah siap?" tanya Himeka.
"Ya. Tetapi, kalian akan tinggal di sini untuk beberapa waktu," jawab Estella.
"Memangnya ada apa?" tanya Himeka.
"Orion Terminal adalah daerah republik yang saat ini sedang terlibat perang dengan pihak otokrasi dari beberapa tempat. Semua kapal yang masuk harus mendapat izin terlebih dahulu. Aku akan mencoba untuk mendapat aksesnya," jawab Sylviane.
"Saat selesai, kami akan mengabari kalian untuk langsung berangkat ke sana. Jangan lupa siapkan koordinatnya," kata Estella.
"Ya. hati-hati di sana," balas Himeka.
Estella dan Sylviane lalu keluar dari ruangan rapat dan membawa spaceship milik mereka, Spectator, ke Orion Terminal.