Beberapa minggu telah berlalu sejak Retina Park selesai di renovasi. Jumlah pengunjung Retina Park pun perlahan-lahan meningkat. Jumlah pengunjung semakin meningkat ketika masa liburan pegawai kantoran telah dimulai. Banyak pengunjung yang membawa keluarganya ke Retina Park untuk berlibur. Namun, masa-masa itu tidak berlangsung lama. Hari ini adalah hari terakhir liburan tersebut.
Seperti biasanya, Jordan bangun pagi-pagi sekali untuk bersiap ke Retina Park. Dirinya, Arina, dan Ayana kemudian bersama-sama berangkat ke Retina Park dengan menggunakan kereta. Dan seperti biasanya pula, mereka berkumpul di ruang manajemen satu jam sebelum taman dibuka.
"Hari ini hari terakhir liburannya ya?" tanya Ayana.
"Ya. Kuharap akan ada banyak orang yang datang ke sini," jawab Jordan.
"Kau masih mengkhawatirkan itu? Bukankah jumlah pengunjung belakangan ini sudah cukup menjanjikan?" tanya Arina.
"Ya walaupun begitu, kita kan tidak boleh lupa dengan hutang Retina Park. Begitu penghitungan uang selesai, aku akan langsung membayarkan hutang taman ini ke Estella," jawab Ayana.
"Sepertinya itu terdengar bagus. Artinya taman ini akan keluar dari ancaman kebangkrutannya, kan?" tanya Arina.
"Betul sekali. Di samping itu, apa yang akan kalian lakukan setelahnya?" tanya Ayana membalas pertanyaan Arina.
"Kalau itu ... Aku hanya ikut apa yang dilakukan Jordan," jawab Arina.
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan, Jordan?" tanya Ayana pada Jordan.
"Entahlah. Aku masih belum memutuskannya," jawab Jordan.
"Aku tahu waktu kalian bekerja di sini belum lama, tetapi kalian meninggalkan kesan yang sangat baik untuk taman ini. Aku berterima kasih untuk pembenahan taman ini hingga bisa keluar dari masalahnya. Kalau kalian berkenan untuk bekerja lebih lama di sini, aku akan dengan senang hati menerimanya. Kebetulan, posisi bendahara dan sekretaris juga masih kosong karena pekerjanya mengundurkan diri," ujar Ayana.
"Terima kasih atas tawarannya. Kami juga dengan senang hati akan mempertimbangkannya," balas Jordan.
"Kalau begitu, aku mau pergi duluan ya. Hari ini aku harus bertemu dengan staf bagian tiket. Kalau kalian ingin mencariku, aku akan berada di sekitar sana," ucap Ayana.
Ayana kemudian meninggalkan ruangan manajemen.
"Apakah kamu akan menerima tawaran Ayana?" tanya Arina.
"Entah. Jangan tanyakan dulu soal hal itu. Aku belum mengetahui jawabannya," jawab Jordan.
"Baiklah," ucap Arina.
"Sekarang apa?" tanya Jordan.
"Kita lihat-lihat saja, kan sekarang kita juga tidak ada kerjaan lain," jawab Arina.
"Tentu," ucap Jordan.
Mereka pun pergi berkeliling Retina Park. Saat akan menuju ke salah satu wahana, Jordan menabrak seseorang secara tidak sengaja. Karena tabrakan tersebut, barang-barang miliknya terjatuh semua.
"Maaf. Saya tadi tidak memperhatikan sekitar," ucap Jordan.
"Ya, tidak apa apa," balas orang tersebut. Ia kemudian mengambil tas miliknya dan beberapa barang bawaan lainnya yang terjatuh kemudian kembali berjalan.
"Aneh sekali dia. Kok panas-panas begini malah pakai jaket. Aku jadi penasaran," ucap Arina.
"Hei, tidak boleh begitu. Itu kan preferensi dia," balas Jordan.
"Yah, kau benar," ucap Arina.
Ketika akan berjalan, Jordan melihat sesuatu yang terjatuh dan berkata,"Lihat, orang tadi menjatuhkan sesuatu."
Jordan pun mengambilnya.
"Apa itu?" tanya Arina.
"Hmm ... Ini sepertinya tanda pengenal, tetapi bagian depannya sudah tidak terbaca. Fotonya juga sudah copot," jawab Jordan.
"Yah kalau begitu dibuang saja. Aku ragu dia akan mencarinya lagi," ucap Arina.
"Tapi tunggu. Kalau kita lihat bagian belakangnya, terdapat logo Retina Park. Sebaiknya aku beritahukan saja kepada Ayana," balas Jordan.
"Terserah kamu deh. Kalau sudah selesai, temui aku di kafetaria. Aku mau makan dulu, sudah lapar soalnya," ujar Arina.
"Ya," balas Jordan.
Tanpa basa-basi lagi, Jordan langsung menuju ke loket masuk untuk bertemu dengan Ayana. Sesampainya di sana, Jordan melihat Ayana sedang duduk di salah satu bangku taman.
"Ada apa?" tanya Ayana.
Jordan lalu menyerahkan kartu pengenal yang ia temukan tadi sambil berkata," Tadi aku menabrak seseorang dan dia menjatuhkan ini. Apakah kamu mengetahui benda apa ini?"
"Tentu saja. Ini kartu pengenal periode lama. Sekarang sudah tak terpakai lagi. Mungkin ada pegawai lama yang masih mengunjungi tempat ini," jawab Ayana.
"Jadi ini dibuang saja?" tanya Jordan.
"Tidak perlu. Biar aku saja yang menyimpannya," jawab Ayana.
"Baiklah. Kalau begitu aku mau pergi dulu ya," ucap Jordan.
"Ya," balas Ayana.
Setelahnya, Jordan menuju ke kafetaria untuk bertemu dengan Arina. Di sana, Arina sedang duduk di salah satu meja dan menyantap makanannya.
"Arina, sedang apa?" tanya Jordan.
"Tidur ... Ya makan lah!" jawab Arina.
"Dih, ngambek," ucap Jordan.
" ... " Arina terdiam.
"Maaf deh, aku mengerti. Kamu ingin ditemani kan?" ucap Jordan.
Jordan lalu memeluk Arina dari belakang.
"Jordan, aku ingin mengatakan sesuatu padamu," ucap Arina.
"Ya?" tanya Jordan.
"Jujur, aku agak terusik kalau kamu dekat dengan Ayana, atau bahkan dengan yang lainnya," jawab Arina.
"Mengapa?" tanya Jordan.
"Karena aku cinta padamu. Aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu saat SMA," jawab Arina.
" ... " Jordan tak berkata apapun.
"Aku suka padamu karena kamu peduli dengan nasib orang lain. Disaat ada yang membutuhkan, kamu selalu berada di sisi nya, sama seperti aku pada masa itu," ujar Arina.
"Arina, aku mau kamu mengetahui suatu hal. Aku mengerti perasaanmu. Tetapi, aku tidak mau mempermainkan perasaanmu. Aku belum siap untuk semua ini," balas Jordan.
"Aku paham ... semuanya ..." ucap Arina. Ia kemudian meneteskan sedikit air mata.
"Oh ya, aku sudah memutuskan satu hal. Aku akan bekerja tetap di Retina Park. Tempat ini cocok untukku," ujar Jordan.
"Kalau begitu aku akan ikut," balas Arina.
"Ayo sekarang, habiskan makananmu dan mari kita kembali ke ruang manajemen," ajak Jordan.
"Jangan dulu," balas Arina.
"Hmm ... Ya sudah deh, kita coba naik beberapa wahana di sini yuk," ajak Jordan.
Arina lalu mengangguk tanda setuju. Mereka berdua kemudian pergi menaiki berbagai wahana di Retina Park untuk menghibur Arina. Tak terasa, beberapa jam telah berlalu. Setelah selesai berkeliling, Arina dan Jordan kembali ke ruang manajemen.
"Ayana, ada yang ingin kubicarakan," ucap Jordan.
"Ya, ada apa?" tanya Ayana.
"Mengenai tawaranmu untuk bekerja di sini, aku tertarik. Aku dan Arina akan bekerja tetap di sini," jawab Jordan.
"Wah benarkah? Terima kasih," ucap Ayana.
"Tetapi apakah dari dulu taman ini tak ada sekretaris?" tanya Jordan.
"Dulu aku sekretarisnya, tetapi jabatan itu kosong sejak Eleana pergi," jawab Ayana.
"Hmm ... Ya sudah deh. Kami mau pulang duluan ya," ucap Jordan.
"Ya, hati-hati di jalan," balas Ayana.
Arina dan Jordan kemudian keluar dari ruang manajemen dan beranjak menuju stasiun untuk naik kereta. Di kereta ...
"Bangunkan aku kalau sudah dekat ya," ucap Arina. Ia kemudian tertidur. Ia tampak tenang setelah kejadian tadi siang.
"Hmm ... Apa yang harus sekarang harus kulakukan ya?" pikir Jordan.
Catatan:
- Untuk mencoba keberuntunganmu dengan mencoba mendekati Ayana, buka "Chapter 7 (Ayana): Mentorku
- Untuk melanjutkan hubunganmu dengan Arina, buka Chapter 7 (Arina): Konfirmasi