Chereads / Nanairo no Tenmondai / 七色 の 天文台 [Re-Published] / Chapter 27 - Spinoff: My Dream My Story

Chapter 27 - Spinoff: My Dream My Story

Setengah tahun sebelum laboratorium Xephir didirikan...

"Pengumuman ini ditujukan kepada Celine dari staf riset biologi. Dimohon segera menuju ke ruang uji." ucap seseorang via interkom

"Ya, saya segera kesana." balas Celine

Celine lalu segera berlari menuju ruang uji yang berada di lantai terbawah gedung penelitian pemerintah. Sesampainya disana...

"Ada apa memanggil saya kemari?" tanya Celine kepada Annie, salah satu staf yang ada di ruangan tersebut.

"Aku memanggilmu kesini karena alat yang telah kau buat sudah selesai kupersiapkan." jawab Annie

"Apakah mau dicoba sekarang?" tanya Annie lagi

"Boleh. Sebentar ya, aku mau menaruh jas lab di ruanganku dulu." jawab Celine

Celine kembali ke ruangannya untuk menaruh jas lab miliknya. Ia juga mengabari adiknya, Yuna, bahwa ia tidak ikut makan malam. Lalu, ia kembali ke ruang uji untuk mencoba mesin yang ia ciptakan, yaitu XP-01.

Alat ini dirancang untuk menjelajah masa lalu dan mimpi seseorang tanpa membawa tubuh, melainkan hanya kesadarannya saja.

"Apakah kamu sudah siap?" tanya Annie

"Sudah." jawab Celine

"Baiklah. Pemindahan kesadaran akan dimulai dalam tiga...dua...satu..." ucap Annie sambil menyambungkan kabel ke stop kontak dan menarik tuas

Cahaya putih menyelimuti penglihatan Celine. Tanpa ia sadari, ia kembali ke masa lalu di saat ia masih kecil.

"Hmmm, kira-kira ini dimana ya?" pikir Celine

Ia melihat sekelilingnya, dan menemukan selembar poster yang tertempel di tiang listrik. Setelah diamati, ternyata Celine kembali ke masa-masa ia saat masih SMA. Tiba-tiba...

"Selamat siang. Sedang lihat iklan ini ya? Makanan ini memang sedang populer sekali." ucap seseorang yang menghampiri Celine

Celine menoleh ke belakang untuk melihat orang yang menyapanya, tetapi ternyata orang itu adalah dirinya sendiri di masa lampau.

"!!!" Celine terkejut

Rasa sakit luar biasa menimpa Celine saat itu juga. Alat yang ia gunakan mengalami malfungsi. Celine pun tak bisa kembali ke tubuhnya di ruang uji. Sementara itu di lab...

"Wah gawat ini. Aku harus segera mencari solusi." pikir Annie sambil berusaha mengatur kembali alat tersebut walaupun pada akhirnya gagal.

Empat bulan kemudian...

Yuna, adik Celine, melanjutkan pekerjaan kakaknya di laboratorium atas undangan pemerintah. Yuna mendapatkan peningkatan kemampuan Celine. Sebuah implan telah ditanamkan agar kemampuan penjelajahannya stabil. Sebuah sistem AI yang dinamakan Gamma menjadi penuntun sekaligus sumber tenaga saat menjelajah masa lalu dan kesadaran. Namun, ia tidak diberitahu apa yang terjadi dengan Celine. Tepat pada hari ini, ia memperingati empat bulan menghilangnya Celine. Malam harinya, ia melanjutkan penjelajahan masa lalu di ruang uji, namun sebuah keanehan terjadi.

"Ada apa ini? Mengapa semuanya putih? Biasanya tidak seperti ini." pikir Yuna

"Sepertinya kita sedang dipindah paksa oleh seseorang." ucap Gamma

Tiba-tiba, muncul seseorang di depan Yuna.

"Halo. Sudah empat bulan ya kita tak bertemu."

"Kak Celine? Sedang apa kamu disini? Apa yang terjadi denganmu?" tanya Yuna

"Bagaimana menjelaskannya ya? Begini, aku dulu pernah membuat mesin untuk menjelajah masa lalu dan kesadaran seseorang. Tetapi saat uji coba mesin tersebut, karena suatu hal, stabilizer mesinku rusak. Sepengetahuanku, tubuhku sekarang sedang ada di ruang pembekuan agar tidak rusak. Saat ini aku hanya bisa menjelajah kesadaran seseorang secara terbatas. Aku juga sebenarnya tak tahu kesadaran asliku ada di mana." jawab Celine

"Apakah ada cara untuk membawamu kembali?" tanya Yuna

"Mungkin ada. Tapi aku tak tahu bagaimana." jawab Celine

"Lalu di mana Annie? Dia kan dulu pernah menjadi staf di tempatmu bekerja." tanya Yuna

"Terakhir kali aku menjelajah kesadarannya, ia sedang mencari peneliti di luar negeri. Tetapi, aku tak tahu kelanjutannya karena kemampuanku semakin lama semakin berkurang." jawab Celine

"Kalau begitu, akan aku coba cari solusinya." ucap Yuna

"Terima kasih. Kamu memang adik yang baik." balas Celine

"Sekarang kamu akan menghilang lagi?" tanya Yuna

"Maaf Yuna, aku tak bisa berbuat banyak." jawab Celine

Celine kemudian menghilang dan Yuna bangun kembali di ruang uji. Ia pun kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah...

"Loh kok tidak terkunci." pikir Yuna sambil masuk ke dalam rumahnya. Di dalam, ada dua orang yang telah menunggu.

"Selamat malam Yuna, maaf kedatanganku yang tiba-tiba ini."

"Annie? Apa kedatanganmu terkait solusi masalah kak Celine?" tanya Yuna

"Ya." jawab Annie

"Perkenalkan, ini Elvina. Ia bekerja untuk pemerintah di negara-negara timur sana. Ia juga merupakan seorang peneliti, sama seperti kakakmu." ucap Annie lagi

"Salam kenal. Nama saya Elvina." balas Elvina

"Baiklah, langsung saja ke intinya. Aku mau kakakku kembali secepatnya ." ujar Yuna

"Aku bisa melakukannya. Tetapi aku perlu memastikan. Apakah kamu bisa bertarung?" tanya Elvina

"Kurasa bisa, jika memang kemampuan beladiri yang kupelajari belum pudar. Tapi ada apa?" tanya Yuna

"Kemampuanmu akan sangat berguna dalam alat yang kubuat, yakni Trax. Alat ini dahulu kubuat saat sedang tak ada proyek. Sistemnya berkaitan dengan kesadaran. Alat ini menarik paksa kesadaran seseorang ke sebuah medan atau area. Tetapi kelemahannya adalah kamu perlu sampel darah dan DNA milikmu dan kakakmu. Selain itu, aku tidak tahu ke mana kesadaranmu akan terbawa. Aku hanya bisa melihat lokasimu jika kamu sudah masuk ke area tersebut." jelas Elvina

"Penemuan yang aneh. Tetapi baiklah, aku siap melakukan apapun asalkan kakakku kembali." balas Yuna

"Persiapkan mental dan fisikmu. Lusa nanti aku akan menjemputmu." ucap Elvina

"Kalau begitu kami pamit undur diri." ucap Annie

Annie dan Elvina kemudian meninggalkan rumah Yuna. Sementara itu, Yuna mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk misi yang akan dijalankannya. Dua hari kemudian, Elvina menjemput Yuna dan membawanya ke sebuah laboratorium.

"Selamat datang di laboratorium pemerintah Jepang. Di sinilah tempat aku bekerja." ucap Elvina

Mereka berdua kemudian menuju sebuah ruangan besar yang terdapat tempat berbaring yang disertai monitor besar dan berbagai peralatan aneh yang belum pernah Yuna lihat sebelumnya.

"Berbaringlah disitu. Kalau sudah siap akan kuberitahu." ucap Elvina

Elvina lalu mempersiapkan semua peralatan dan menyuntikkan anestesi ke tangan Yuna. Tubuh Celine yang sebelumnya sudah dibekukan pun dipersiapkan di ruangan tersebut. Darah dan DNA milik Yuna dan Celine diletakkan di sebuah tabung yang dipasangkan ke sebuah mesin.

"Sudah siap?" tanya Elvina

"Ya." jawab Yuna

Elvina kemudian memencet tombol merah yang terdapat pada alat yang digunakan Yuna. Dalam sekejap, kesadaran Yuna dibawa ke sebuah area yang dimonitor oleh Elvina.

"Ini Elvina. Apakah kau bisa mendengarku?" tanya Elvina

"Ya." balas Yuna via interkom

"Kamu dan kakakmu sepertinya masuk ke tahun 270 SM, tepatnya di sebuah medan perang. Kakakmu ada di sebuah menara tinggi di dekat laut. Apa kau melihatnya?" ucap Elvina

"Ya, aku melihat menaranya." balas Yuna

"Menyusuplah kesana. Hati-hati dengan orang asing." ucap Elvina

"Ya, baiklah." balas Yuna

"Kalau begitu interkom akan kumatikan agar penyusupanmu tidak ketahuan." ujar Elvina sambil mematikan interkom

Elvina lalu duduk di kursi yang ada di ruangan tersebut. Sementara itu, Yuna berusaha untuk menyusup ke menara sesuai arah tujuan. Saat akan masuk ke dalam menara...

"Kau yang disitu, berhenti!"

"!!!" Yuna terkejut

Seseorang dengan mrmakai zirah lengkap menghampiri Yuna.

"Ada perlu apa kamu disini? Bangunan ini sedang ditutup karena ada pasukan musuh yang berada di atas."

"Tapi aku harus kesana, kakakku dalan bahaya." ucap Yuna

"Tidak boleh!" balas orang tersebut

"Minggir!" teriak Yuna sambil mendorong orang tersebut, tetapi orang tersebut berhasil menangkap Yuna

"Kau tak boleh masuk, berbahaya!" ucap orang tersebut

Tiba-tiba, seorang perempuan bergaun merah menghampiri Yuna entah dari mana.

"Perkenalkan, nama saya Alice Kurkz. Apa yang dia katakan itu benar. Sebaiknya kau beritahu dulu tujuanmu datang kemari. Kau sepertinya bukan berasal dari era ini, kan?" ucapnya

"Aku perlu untuk membawa kakakku kembali. Dia ada di lantai paling atas menara ini." ucap Yuna

"Ini sulit. Di atas, ada seorang penyusup berbahaya yang sedang bersembunyi." balas Alice

"Aku mohon. Apapun akan aku rela korbankan." ujar Yuna

"Aku bisa melihat tekad kuatmu mengalir. Baiklah, aku akan membantumu untuk membawa kakakmu. Tapi ingat, begitu kau sampai disana, tarik kakakmu dan loncatlah melalui jendela. Kau akan mendarat di laut." jelas Alice

"Baiklah." ucap Yuna

"Oh ya, perkenalkan ini Anthony, pengawalku." ujar Alice

"Salam kenal. Maaf atas perlakuanku yang kasar tadi." sambung Anthony

"Ayo kita secepatnya ke sana." ucap Alice lagi

Yuna, Anthony, dan Alice kemudian menuju ke lantai paling atas menara tersebut. Sepanjang perjalanan, mereka membasmi semua prajurit musuh. Ternyata, Alice adalah seorang penyihir dan Anthony adalah seorang kesatria, jadi dengan mudahnya mereka sampai ke lantai paling atas menara. Namun sebelum masuk ke ruangan paling atas menara, sebuah percakapan kecil terjadi.

"Kita sudah sampai. Tolong hati-hati." tutur Alice

"Sebenarnya siapa penyusup yang berbahaya itu? Sepertinya kalian sangat berhati-hati." tanya Yuna

"Dia saudara kembarku. Kami berdua belajar ilmu sihir sejak masih kecil. Namun, ia percaya bahwa sihir hanya digunakan untuk membunuh. Karena itu aku sangat berhati-hati. Dia orang yang berbahaya." jawab Alice

"Sebaiknya kita semua cepat masuk atau dia akan menyadari kedatangan kita." ucap Anthony

Ketiganya pun masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan, mereka melihat Celine yang tak sadarkan diri di dekat jendela dan seseorang yang berdiri melihat ke luar jendela. Dia kemudian menoleh ke belakang.

"Kalian punya nyali juga datang kemari." ucap si penyihir

"Diamlah, dasar parasit!" bentak Alice sambil mengeluarkan bola api dari tangannya yang kemudian ditangkis oleh perisai es si penyihir

Si penyihir kemudian melempar perisai es miliknya ke arah Yuna. Alice kemudian menggunakan sihir api untuk membakar perisai tersebut.

"Keterlaluan kau Sena! Penyihir tak seharusnya melukai orang tak berdosa!" teriak Alice

"Sihir ada untuk membunuh." balas Sena

Alice kemudian menciptakan pedang api di tangannya kemudian menyerang Sena bersamaan dengan Anthony yang juga ikut menyerang Sena dengan pedangnya. Namun kedua serangan tersebut ditahan oleh Sena dengan perisai sihirnya. Yuna tanpa pikir panjang langsung menyerang Sena dengan tangan kosong dan hanya bermodalkan kemampuan beladiri. Namun, Sena dengan mudahnya menahan serangan Yuna.

"Kalian pikir kalian dapat dengan mudah mengalahkan aku? Jangan mimpi!" ucap Sena penuh dengan kemarahan

Sena kemudian menggunakan sihir es yang dicampur dengan angin untuk memukul mundur Alice, Anthony, dan Yuna.

"Begitu sihirku sempurna, akan kubasmi semua penyihir di dunia ini sehingga tak ada lagi sihir sama sekali." ucap Sena

Alice kemudian memberikan sinyal pada Yuna untuk membawa Celine turun. Alice kemudian mengalihkan perhatian Sena dengan sihir angin. Sementara itu, Yuna membawa Celine dan loncat dari jendela. Sesaat setelah meloncat...

"Elvina, tarik kami kembali!" perintah Yuna

Elvina kemudian memencet tombol yang kemudian mematikan alat yang sedang digunakan Yuna dan Celine.

Setelah lima menit tak sadarkan diri di lab, Yuna dan Celine akhirnya bangun. Elvina kemudian memberi mereka berdua air putih.

"Ini, minum dulu agar tak kekurangan cairan." ucap Elvina

"Terima kasih." balas Yuna dan Celine

"Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana kalian bisa membawa kesadaranku kembali?" tanya Celine kebingungan

"Aku menggunakan penemuanku untuk menarik paksa kesadaranmu. Aku sarankan kau melakukan pengecekan otak rutin untuk seminggu ini." jawab Elvina

"Terima kasih Elvina. Aku berhutang budi padamu." ujar Elvina

"Oh ya aku hampir lupa. Aku ingin menawarkan pekerjaan kepada kalian. Dalam beberapa bulan, lab milikku akan selesai dibangun. Maukah kalian ikut menjadi anggota lab tersebut?" sambung Elvina

"Tentu." jawab Yuna dan Celine

Yuna dan Celine pada akhirnya mulai bekerja sebagai peneliti di laboratorium Xephir saat selesai dibangun. Mereka pun membentuk tim sendiri yang dinamakan Blok Riset Semesta.