Chapter 22 - Chapter 16: Keluarga

...

Suasana yang tak asing terlihat oleh Lyla. Ia melihat suasana yang tampak ramai disekitarnya, yakni suasana keramaian SMA Lyla dahulu.

"Ini di sekolah kan?" pikir Lyla

Lyla kemudian mencoba mengambil telepon genggam miliknya. Ia kemudian berpikir,"Ini kan ponsel lamaku sewaktu SMA. Bagaimana bisa ada di sini?"

"Hei Lyla! Kamu sedang melakukan apa?" tanya Emma

"Tidak apa-apa, hanya sepertinya aku kehilangan sesuatu." jawab Lyla

"Aneh sekali, sikap Doni juga mirip-mirip denganmu saat aku bertemu dengannya tadi. Ya sudahlah, bukan urusanku." ucap Emma

"Dimana Doni sekarang?" tanya Lyla

"Di kelas." jawab Emma

"12B kan?" tanya Lyla

"Ya." jawab Emma

"Kalau begitu terima kasih. Aku duluan ya." balas Lyla sambil berlari menuju ke kelas

Saat sampai di dalam kelas, Lyla langsung menghampiri Doni dan mengajaknya ke luar ruangan.

"Ada apa ini?" tanya Doni

"Kamu tidak ingat apapun tentang mesin waktu?" tanya Lyla

"Tentu aku ingat. Tapi, aku tidak mau terlalu memikirkannya. Yang penting kita semua selamat kan?" balas Doni

"Semua? Dimana Elvina?" tanya Lyla

"Siapa itu Elvina? Apakah kamu terlalu banyak makan hari ini? Kok kamu tidak fokus sih hari ini." balas Doni

"Hah?" ucap Lyla spontan

"Aku duluan ya, nikmati saja masa muda yang diulang, kesempatan tak datang berkali-kali lho." balas Doni sambil berjalan menuju kelas.

"Ya.." ucap Lyla

"Ada apa dengannya?" pikir Lyla

Lyla kemudian menuju ke kelasnya. Saat ia melewati sebuah cermin, ia melihat dirinya sendiri yang kembali terlihat seperti gadis SMA sambil berpikir,"Hebat juga ya, sampai detailnya pun berubah."

Saat sampai di kelas, pelajaran berlangsung seperti biasa dan selesai pada sore harinya. Lyla kemudian pulang bersama dengan Doni. Dalam perjalanan...

"Ada apa? Kok terlihat sedang ada masalah?" tanya Lyla

"Sedikit mengganggu saja sih, ada beberapa hal yang berubah." balas Doni

"Jika dipikir pikir, ada benarnya juga sih. Pertama, aku tidak jadi pindah sekolah. Kau juga tidak terlibat perlombaan apapun." ucap Lyla

"Oh ya, sekarang tanggal berapa?" tanya Doni

"1 Maret." jawab Lyla

"Kalau begitu, festival warna akan diadakan beberapa hari lagi ya." ucap Doni

"Tujuh hari lagi, kan?" tanya Lyla

"Ya, festivalnya tanggal 8 Maret." jawab Doni

"Ikut berpartisipasi?" tanya Lyla

"Entahlah, belum ada ide." jawab Doni

"Bagaimana kalau kita ajukan acara band?" tanya Lyla

"Aku tak jago bermain musik lho." jawab Doni

"Tak apa, kau bisa bermain drum kan?" tanya Lyla

"Bisa." jawab Doni

"Baguslah. Kita hanya perlu mencari gitaris." ucap Lyla

"Biarkan aku pikir-pikir terlebih dahulu." balas Doni

"Kutunggu jawabanmu nanti saat makan malam ya." ucap Lyla

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya mereka sampai di rumah. Mereka menyapa ibunya dan langsung menuju kamar masing-masing. Di kamar Lyla...

"Nyamannya bisa beristirahat di tempat ini lagi." pikir Lyla

"Kira-kira, bagaimana ya isi pikiran Doni tentang Elvina? Tidak, seharusnya aku bertanya-tanya tentang keberadaan Elvina. Jika dia tidak sampai dengan selamat, maka..." pikir Lyla lagi

Tak lama kemudian...

"Aku pulang!" sahut seseorang dari depan rumah

"Siapa itu?" pikir Lyla

Lyla kemudian dengan cepat menuju ke pintu masuk.

"Chyvelle...?" ucap Lyla kaget

"Ada apa, kok kaget begitu?" tanya Chyvelle

"Kamu masih hidup?" tanya Lyla tanpa sadar

"Hah? Apa maksudnya? Sudahlah, aku mau pergi lagi sebentar ke tempat fotokopi. Tolong taruh tasku di ruang tamu ya." jawab Chyvelle

"Ya." balas Lyla

Lyla kemudian menaruh tas milik Chyvelle di kursi ruang tamu. Lyla kemudian kembali ke kamarnya sambil memikirkan sesuatu.

"Elvina menghilang, Chyvelle masih hidup, artinya masa lalu berubah. Jangan-jangan peristiwa tahun lalu." pikir Lyla

Satu tahun yang lalu...

"Hei Lyla, kapan kamu mau memperkenalkanku ke teman dekatmu atau apalah itu." ucap Elvina

"Yah, sebentar lagi deh. Aku kan tidak bisa terlalu dekat dengannya, aku hanya temannya." balas Elvina

"Kamu kan tahu sebulan lagi aku akan pindah sekolah karena pekerjaan ayah." ucap Elvina lagi

"Ya aku tahu. Secepatnya deh. Disamping itu, ibunya Doni sudah berencana mengadopsiku. Nanti kuberitahukan padanya deh sebagai hadiah. Apakah itu wajar?" balas Lyla

"Yah mengingat kedua orangtuamu sudah meninggal, hal itu sepertinya wajar." jawab Elvina

"Entah kenapa, tiba-tiba firasatku tidak enak." ucap Elvina lagi

"Hey lihat itu. Bukankah itu adik kandung Doni?" ucap Lyla

"Hmmm... Tunggu, ini lampu merah lho. Mengapa ia seenaknya menyebrang?" ucap Lyla lagi

"Kita lihat dulu saja, lagipula jalan disini kan sepi." balas Elvina

Lyla dan Elvina kemudian membiarkan Chyvelle menyebrang saat lampu merah, namun siapa sangka, sebuah truk yang supirnya ugal-ugalan tiba-tiba datang. Lyla spontan berteriak, "Awas!"

Namun semuanya terlambat, nyawa Chyvelle tak tertolong karena pendarahan luar biasa. Parahnya lagi, Doni tak bisa menerima kepergian adiknya sehingga mengalami kerusakan otak ringan. Ia tak lagi mengingat Lyla, sampai akhirnya Lyla diadopsi dan mencoba mendekati Doni dengan cara yang berbeda agar terlihat seperti adiknya, Chyvelle.

"Jangan-jangan..." pikir Lyla

"Ah, itu dia. Semua catatan kejadian penting kutulis di buku harianku. Aku harus menemukannya." pikir Lyla lagi

Lyla langsung mencari buku harian milikya di lemari buku kamarnya. Setelah sekitar 15 menit, ia menemukan buku harian miliknya.

...

...

...

"Apa-apaan ini. Ini sungguhan, kan?" pikir Lyla

Dalam buku tersebut, tertulis catatan mengenai kejadian setahun yang lalu. Menurut buku tersebut, Elvina meninggal akibat menolong Chyvelle sebelum akhirnya tertabrak truk.

"Kenyataan memang berubah ya." pikir Lyla

Ia kemudian tidur sejenak di kamarnya. Ia tak menyadari bahwa seiring berjalannya waktu, ingatannya membaur dengan suasana saat itu dan lambat laun akan menerima begitu saja bahwa Elvina benar-benar telah tiada tanpa mempertanyakan keberadaan atau kenyataannya. Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore, tepatnya waktu makan malam.

"Semuanya, makan malam sudah siap!" teriak ibu dari dapur

Mendengar teriakan ibu, Lyla pun terbangun dan segera menuju ruang makan. Di ruang makan, semua anggota keluarga sudah berkumpul.

"Selamat makan." ucap Doni, Lyla, dan Chyvelle

"Bagaimana hasil Ujian Tengah Semester kalian?" tanya ibu

"Cukup bagus kok. Semuanya diatas 70." balas Chyvelle

"Sama. Aku juga begitu." ucap Doni

"Kalau nilaiku paling tidak sudah pas rata-rata. Aku tidak belajar di beberapa ulangan karena sakit." ucap Lyla

"Baguslah kalau begitu. Artinya seminggu ini kalian bebas ya." balas ibu

"Ya hanya masuk saja sih, karena ada remedial-remedial ujian yang jelek." ucap Lyla

Tiba-tiba Chyvelle bertanya," Bagaimana dengan festival minggu depan, apakah sudah ada rencana?"

"Belum sih, hanya saran untuk membuat band." balas Lyla

"Sepertinya seru, aku ikutan deh. Tapi aku nyaris tidak bisa bermain musik. Apakah boleh?" tanya Chyvelle

"Tentu, setahuku kemampuan vokalmu bagus, kan?" balas Doni

"Aku juga ikut deh." ucap Doni lagi

"Kalau begitu sudah sepakat ya. Doni drummer, aku gitaris, dan Chyvelle singer nya." balas Lyla

"Kalau begitu kita mulai latihannya besok." balas Chyvelle

Setelah selesai makan, mereka kembali ke kamar masing-masing dan beristirahat. Saat menjelang tengah malam...