Semua staf langsung menuju ke tempat istirahat yang telah disediakan oleh pihak Blok Riset Semesta. Seluruh persiapan juga akan dilakukan oleh pihak Blok Riset Semesta.
(Hari Kelima, Hari Terakhir)
Sekitar pukul lima pagi, Elvina bangun dan segera menuju tempat pemantauan untuk melihat perkembangan rencananya. Disana, Arnette, Ellya, Zoe, dan Doni sudah bekerja di depan komputernya masing-masing.
"Selamat pagi semua. Bagaimana dengan rencana kita?" tanya Elvina
"Semua unit telah diberangkatkan via jalur udara." jawab Arnette
"Jam berapa sekarang?" tanya Zoe kepada Ellya
"Di Jepang menunjukkan pukul lima pagi, maka di Suriah menunjukkan pukul sebelas malam kemarin hari." jawab Ellya
"Bailah, terus arahkan semua unit ke lokasi penyerangan." ucap Elvina
Elvina kemudian menghampiri Doni yang sedang melihat ke arah layar monitor komputernya.
"Bisa ikut aku sebentar?" tanya Elvina
"Ke mana?" tanya Doni
"Ke kantin sebentar. Ada yang ingin kubicarakan denganmu." jawab Elvina
"Tentu." ucap Doni
Doni dan Elvina kemudian pergi ke kantin dan membeli makanan lalu duduk di tempat duduk di dekat jendela.
"Kalau dilihat-lihat, pemandangan di sini indah juga ya." ucap Elvina
"Ya. Kita bisa melihat laut dan juga langit dari kantin ini." balas Doni
"Oh ya, aku ingin membahas tentang kita. Apakah boleh?" tanya Elvina
"Ya, mengapa tidak?" jawab Doni
"Begini. Aku mau tanya suatu hal. Apakah kamu menyukai Lyla?" tanya Elvina
Doni agak kebingungan dengan pertanyaan Elvina. Ia pun menjawab,"Ya, aku menyukainya."
"Apakah kamu menganggap Lyla sebagai wanita atau hanya sebagai teman?" tanya Elvina
"Ya sulit juga menjelaskannya. Intinya, aku memang menyukai Lyla sejak dahulu. Namun, sekarang aku agak bimbang." jawab Doni
Air mata mengalir dari wajah Elvina. Doni menyadarinya dan berkata,"Kenapa menangis, apa ada yang salah?"
"Tidak. Mungkin kamu salah lihat." ucap Elvina
"Di samping itu, bagaimana kalau kamu bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki kesalahanmu?" tanya Elvina
"Aku sih mau saja melakukannya, tetapi aku tidak yakin yang lain akan setuju. Ada apa bertanya seperti itu?" jawab Doni
"Aku membuat sebuah ciptaan yang dapat mengembalikkan kita ke masa-masa SMA dahulu." ucap Elvina
"Wah, boleh dicoba tuh. Bagaimana cara kerjanya?" tanya Doni
"Alat yang kuciptakan ini memindah paksa kesadaran kita di masa lalu. Jadi, tubuh kita disini lenyap dan kesadaran kita pindah ke masa lalu. Namun ada masalah yang aku khawatirkan." jawab Elvina
"Apa itu?" tanya Doni
"Untuk membawa kita bertiga, diperlukan kristal bahan bakar sebanyak tiga buah. Namun, aku hanya memiliki kristal tersebut sebanyak dua setengah buah." jawab Elvina
"Apa efeknya?" tanya Doni
"Salah satu dari kita bertiga hanya memiliki kesempatan sukses sebanyak 50%. Tapi tenang saja, aku yang akan mengambil risiko tersebut. Apakah kau mau kembali ke masa lalu?" jawab Elvina dengan pertanyaan
"Aku..." ucap Doni
"...mau melakukannya. Terima kasih atas tawaranmu." ucap Doni lagi
"Kalau begitu aku ingin menyampaikan satu hal lagi. Aku mencintaimu,Doni." balas Elvina
"..." Doni terdiam
Tiba-tiba, ponsel milik Elvina berbunyi yang menandakan ada telepon masuk. Elvina pun mengangkat telepon masuk tersebut.
"Halo, ini Arnette. Penyerangan sudah dimulai. Datanglah kemari. Oh ya, Lyla juga sudah sampai." ucap Arnette
"Ya, aku segera kesana." jawab Elvina
Telepon dimatikan
"Mari kita kesana." ucap Elvina kepada Doni
Doni dan Elvina kembali ke ruang pemantauan. Tampak disana ada beberapa orang staf yang ikut menonton.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Elvina
"Markas musuh sudah hampir berhasil dimasuki." jawab Ellya
"Wah sepertinya seru." ucap Elvina
Semuanya kemudian ikut menonton sampai sekitar tiga puluh menit. Elvina kemudian berhenti menonton setelahnya dan memulai pembicaraan.