Chereads / Princess Nadira / Chapter 2 - Memutuskan aborsi

Chapter 2 - Memutuskan aborsi

"Nadira besok kita keklinik untuk menggugurkan kandunganmu, tapi sebelumnya kamu harus minum ini agar semakin mudah untuk menggurkannya." Ucap Natan sambil memberikan pil hitam pada Natan.

"Iya sayang nanti malam aku ninum" ucap Nadira

Ia pun bertanya tanya bagaimana Natan tau klinik yang bisa aborsi disini ? Bagaimana Natan bisa memiliki pil itu yang membantunya buat aborsi? Dari mana dia mendapatkannya ? Apa dia sudah menyiapkannya untukku ?

Saat malam tiba Nadira sudah sampai dirumah kembali.

"Apakah aku harus meminum obat ini" lirih Nadira dalam hati sambil memandangi pil kecil warna hitam ditangannya.

"Pemisi non, non Nadira" panggil bi Inah

"Iyaa bi ada apa ?? " Jawab Nadira sambil terkejut

" Maaf non Nadira sedang ngapain non, itu apa non" tanya bi Inah penasaran

" Ow ini, ini obat masuk angin, obat herbal biar aku cepat sembuh bi" ucap Nadira berbohong untuk menutupi kehamilannya

"Non maaf nona dipanggil tua besar untuk kebawah, tuan ingin bicara kepada non"

" Iya bi, ngapain bi ayah memanggi ku , emang mau ngomongin apa bi? Bi Inah tau gak" tanya Nadira sama dengan bi Inah dengan khawatir

"Hadoh non, gak tau bibi non, bi Inah gak berani tanya. Tuan terlihat sangat serius" ucap bi Inah

" Yaudah bi tolong sampaikan pada ayah sebentar lagi saya turun" ucap Nadira

Dengan perasaan penuh kekhawatiran dan ketakutan Nadira menduga duga apa yang akan bicarakan oleh ayahnya

" Haduh ayah mau ngomong serius apa ya ? Apa ayah sudah tau aku hamil dengan Natan, kalau ayah tau dari siapa ayah tau, bukankah hanya aku dan Natan saja yang tau" bisik Nadira dalam hati.

Dengan perasaan takut dan cemas Nadira terpaksa turun kebawah untuk menemui ayahnya.

Ada apa ayah" ucap Nadira dengan senyum demi menutupi rasa cemasnya seperti tak terjadi apa apa.

Nadira kamu sudah dewasa kamu harus jaga diri baik baik" ucap ayahnya dengan tatapan lurus

Nadira semakin cemas jantungnya berdegup dengan kencang, namun Nadira tetap berusaha tenang dan tak gugup didepan ayahnya.

" Ingat Nadira kamu adalah keturunan Wijayanto, keluarga pemilik teksil terbesar di Indonesia. Kamu adalah pewaris tunggal perusahaan keluarga kita. Ayah ingatkan pada kamu jangan bikin keluarga kita kecewa, karena ayah tak segan segan mencoret nama kamu pewaris perusahaan kita, selain itu kamu akan ayah usir dan tak ayah anggap menjadi anak jika sampai mencoreng nama baik keluarga. Ingat nasehat ayah Nadira hati hati todengan serius

"Ba-baik ayah aku akan menjaga amanah ayah" ucap Nadira dengan gugup

"Yasudah Nadira sekarang kamu bisa istirahat, kamu terlihat lelah sepertinya" ucap ayahnya mempersilahkan Nadira istirahat

Baik ayah Nadira memang sangat lelah sekali hari ini" tambah Nadira

Dengan perasaan lega Nadira naik menuju kamar nya dilantai dua. Dia lega karna ayahnya tak tau jika ia hamil.

Nadira " panggil ayahnya mengagetkan Nadira

"Iya ayah ada apa lagi" jawab Nadira dengan badan hampir melonjak ke atas

"Sepertinya kamu kurang sehat, kata bi Inah kamu tadi pagi muntah-muntah" tanya ayah Nadira yang melihat putrinya pucat dan lemas

Iya ayah Nadira masuk angin, beberapa hari ini Nadira begadang membuat Nadira masuk angin" jawab Nadira berbohong kepada ayahnya

Kalau begitu ayah antar kedokter" ayah Nadira hendak membawanya kedokter karna khawatir melihat putrinya pucat dan lemas

"No no , tidak ayah Nadira sudah minum obat besok sudah sembuh" Nadira mencoba menolak ayahnya takut ketahuan oleh ayah kalau ia sedang hamil

Yaudh istirahat sana" ucap Nadira

Iya ayah

Tapi Nadira ingat ultimatum ayahnya jika dia mencoreng nama baik keluarga tak akan dianggap anak dan tak akan menjadi warisan keluarganya. Dengan segala pertimbangan Nadira mengambil keputusan ingin menggugurkan kandungannya. Ia takut anak itu akan menghancurkan segalanya yang ia bangun. Sampai akhirnya Nadira memutuskan untuk menggugurkan anak dalam kandungannya.

"Baiklah aku akan menggugurkan bayi ini" ucap Nadira dalam hati

Dengan penuh keyakinan Nadira meminum pil hitam yang berikan oleh Natan tadi siang. Setelah meminum pil tersebut Nadira menelpon Natan untuk memastikan bahwa ia menyetujui rencana aborsi bayi mereka.

"Tuutt tutt " Nadira menelpon Natan

"Hallo sayang, ada apa" ucap Natan dari sebrang

" Aku hanya akan memberi tahu kamu bahwa besok kita jadi aborsi anak ini" ucap Nadira penuh keyakinan

"Kamu sudah yakin Nadira" tanya Natan mencoba menyakinkan Nadira

"Saya yakin Natan, aku tidak mau masadepanku hancur karena anak ini" ucap Nadira

"Oke, besok kita keklinik itu" ucap Natan

"Sampai jumpa bsok Natan" ucap Nadira dari jauh

"Honey,, Ayuk aku sudah kangen" suara wanita dari kamar Natan

Natan itu suara siapa, kamu sedang sama siapa" enggak Nadira aku sendirian emang suara apa

"Tadi kayak ada suara wanita" ucap Nadira

"Gak ada sayang, kamu salah dengar" ucap Natan

" Yasudah aku mau istirahat, tadi aku sudah minum pil dari kamu"

Oke sayang sampai jumpa bsok, see you"

Iya selamat malam sayang" ucap Nadira

Malam Natan"

***

Jam menunjukkan pukul 03.45 wib. Perut Nadira terasa sakit sekali seperti diremas remas. Nadira merasa pil yang ia minum sudah bereaksi.

Tut.. Tut .." Nadira mencoba menelpon Natan namun tak panggilan Nadira tak terjawab

Tut.. Tut .. " sudah dua kali Nadira menelpon Natan tapi tak kunjung diangkat.

"Aku harus bisa menahan sakit ini" Nadira bermonolog.

Nadira mencoba menahan sakit diperutnya sebisa mungkin sampai pagi menjelang agar tak seorang pun tak curiga.

Non bangun non" ucap bi Inah membangunkan Nadira buru buru

" Iya bi apa ini sudah pagi" tanya Nadira pada bi Inah. Ternyata Nadira ketiduran karena menahan sakit pada perutnya tadi.

Iya non sudah pagi, ada banyak darah di sprai non" ucap bi inah dengan tatapan khawatir.

Nadira dengan kaget ia langsung berdiri. Terlihat banyak dari diatas sprai kasurnya yang berwarna putih dan di celana nya penuh dengan darah. Ternyata tadi saat perut Nadira sakit ia mengeluarkan banyak darah dari perutnya.

Non kenapa ada darah banyak sekali non" tanya bi Inah membuyarkan lamunan Nadira

"Oh hm,, mungkin hari ini aku haid bi hari pertama makanya keluar darah banyak, dan aku tidak menyadarinya karena sedang tertidur" ucap Nadira berbohong dengan bi Inah

"Oh tapi kok banyak sekali ya non darahnya seperti orang lahiran" jawab bi Inah

"Iy iya bi aku kalau haid emang banyak saat hari pertama" ucap Nadira terbata bata sambil menyakinkan bi Inah untuk menutupi kecurigaan bi Inah

" Yasudah sana bi, saya mau bersihin darahnya dulu sama bersih bersih badan" ucap Nadira pada bi Inah

Baik non" ucap bi Inah. Sambil berjalan menuju dapur bi Inah berfikir bahwa ada yang berbeda dari Nadira. Apa lagi bi Inah juga wanita dia sudah pernah melahirkan dua anak dan satu kali keguguran dia cukup berpengalamana. Namun bi Inah mencoba menepis kecurigaannya mengingat Nadira yang ia kenal adalah anak baik dan kebanggan tuan selama ini.