Chereads / Princess Nadira / Chapter 4 - Penghinaan Natan

Chapter 4 - Penghinaan Natan

Kamu ditemukan pingsan oleh seseorang dijalan, kemudian mereka membawamu ke rumah sakit dan menghubungi mamah" Jawab mamah dengan tatapan kosong. Mamah sepertinya sudah tau apa yang terjadi pada diriku hingga terlihat berbeda

Mamah duduk dengan mensejajarkan tatapannya pada Nadira. Sorot matanya tajam menatap anak semata wayangnya itu. " Nadira kamu hamil ?" tanya mamah dengan serius

"Mamah maafkan Nadira mah, Nadira sudah kotor, Nadira tidak menjalankan nasehat ayah dan mamah selama ini" ucap Nadira dengan derai air mata.

"Apakah kekasihmu itu tak mau bertanggung jawab" ucap mamah dengan nada lurus.

Dengan deraian air mata Nadira menatap mata mamahnya. Ia tak tau harus memulai dari mana.

"Mamah maafkan Nadira mah" ucap Nadira lirih

"Nadira kata dokter kamu keguguran karena meminum obat penggugur kandungan, dan rahim kamu harus dianggkat karena obat itu mengakibatkan kerusakan sangat parah pada rahimmu Nadira, kenapa kamu bisa lakukan hal kekeji itu Nadira, apakah kekasih kamu tak mau tanggung jawab" ucap mamah Nadira dengan penuh emosi.

Mamah Nadira tak percaya jika anak kebanggaannya mampu melakukan itu. Ia tak hanya berbuat menjijikan tapi membunuh anak dalam perutnya sampai harus mengorbankan masa depannya.

"Mamah.. Natan menghianatiku mah" ucap Nadira sambil terisak

Dia harus tanggung jawab atas dirimu Nadira, siapa laki laki yang mau menikahi wanita tak mempunyai rahim"

"Ucapan mamah seperti geledek disiang hari. Aku baru tersadar aku tak punya rahim dan selama aku tak akan bisa hamil dan mempunyai anak. Tuhan kenapa tak adil padaku. Aku mencintai dia dengan sepenuhnya dan dia meninggalkan aku sendiri dalam keadaan kotor dan terhina seperti ini" Nadira bermonolog dalam hatinya

Jawab Nadira" terikan mamah membutakan lamunan Nadira

Kamu jangan melamun seperti itu, katakan Nadira mamah harus bagaimana?" ucap mamah penuh keputus asaan

"Mamah Natan menghianatiku mah, dia sudah tidur bersama wanita lain mah" ucap Nadira dengan tangis kesenggukan

"Nadira kamu kenapa bisa mengambil keputusan menggugurkan anak ini Nadira" tanya mamah kembali pada Nadira sambil menahan emosi.

"Aku takut sama ayah mah, aku takut ayah kecewa dan mengusirku pergi dari rumah kalau tau aku hamil mah. Nama baik ayah akan hancur jika semua orang tau mah dan Natan belum siap jadi ayah mah, hingga kita memutuskan untuk aborsi" papar Nadira pada mamahnya

Seperti ada beban berat yang menumpuk dipundak mamahnya saat ini. Tapi ia harus kuat dan sabar karena ia adalah seorang ibu.

Mamah apakah ayah sudah tau keadaan aku mah" tanya Nadira pada mamahnya

"Belum Nadira, ayah lagi di Amerika ada pertemuan rekan bisnisnya disana" ucap mamah Nadira

"Mamah tolong rahasiakan pada ayah mah, jangan sampai ayah tau. Jika ayah tau aku akan ditendang dari keluarga mah" ucap Nadira memohon pada mamahnya

" Mamah Nadira berjanji tak akan mengulangi kesalahan ini, Nadira akan melupakan Natan dan pergi dari hidupnya , tapi Nadira mohon jangan katakan semua ini pada ayah mah" Nadira bersujud dikaki mamahnya sambil memohon

"Sudah Nadira, kalau itu mau kamu. Mamah akan menutupi semua ini, tapi janji pada mamah kamu tak akan mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya. Karena jika itu terjadi mamah tak akan memaafkan kamu" ucap mamah sambil mengangkat tubuh Nadira keatas dan memeluknya.

***

"Triinggh... Triingg.. " handphone Nadira berbunyi terlihat nama Natan memanggil disana

[Nadira sayang, maaf Nadira aku bisa jelaskan semuanya aku tak mau berpisah]

Setelah membaca chat dari Natan, Nadira menutup kembali handphone nya. Rasa sakit yang Nadira rasakan tak akan sembuh dengan kata kata maaf, Natan telah menghancur hidupnya dan masa depannya. Tak akan mungkin lagi memaafkan laki laki yang penghianat itu.

***

Keesokan harinya Natan datang kerumah Nadira untuk meminta maaf kepada Nadira. Namun, Nadira tak mau memaafkan Natan kembali.

"Bi Inah maaf nona Nadira nya ada" suara Natan samar samar terdengar dari kamar Nadira

"Ada den Natan, nona Nadira sedang istirahat dikamar. Sebentar ya den saya panggilkan" ucap bi Inah

"Iyaa bi, tolong sampaikan saya nunggu dibawah" ucap Natan

Sebelum bi Inah memanggil Nadira, Nadira sudah berjalan hendak akan turun ke bawah menemui Natan. Nadira sudah tak sabar ingin menyelesaikan masalahnya dengan Natan.

" Nadira sayang kamu sudah kesini, apa kamu sudah menunggu kedatanganku" ucap Natan dengan percaya diri sambil mendekati Nadira

"Jangan dekat dekat dengan ku, tak sudi aku berdekatan dengan penghianat sepeti kamu" ucap Nadira dengan bengis

" Maafkan aku Nadira, aku akan perbaiki semuanya, aku tak akan menghianatmu lagi" ucap Natan memohon pada Nadira

"Rasaku sudah mati, aku tak akan memaafkan kamu, laki laki menjijikan. Laki laki penghianat, laki laki tak bertanggung jawab pergi kamu dari rumah dan hidupku. Tahukah kamu Natan kamu hanya sampah yang aku pungut dari jalanan, kamu makan saya yang menanggung, kostan saya yang bayar tapi kau berhianat dari aku, dasar

laki laki menjijikan" ucap Nadira mengeluarkan segala emosinya

"Cukup, berhenti kamu berbicara. Kamu tak kalah menjijikannya dibanding aku. Perempuan terhormat macam apa kamu, perempuan yang mau diajak tidur sama laki laki yang bukan suaminya, kamu itu hanya wanita murahan, dan mau menggugurkan anaknya sendiri. Aku tak mau bertanggung jawab karena aku yakin itu bukan anakku, kamu mau tidur dengan ku bisa jadi kamu juga mau tidur dengan laki laki lain, jangan sok suci" ucap Natan yang tersulut emosinya

"Pergi kamu dari rumahku Natan,aku tak butuh laki laki macam kamu" ucap Nadira

"Aku akan pergi tapi ingat kamu akan menyesal Nadira"

Natan dengan cepat ia melangkahkan kakinya keluar dari rumah Nadira, Natan sangat kesal sekali ditolak oleh Nadira. Disisi lain dia juga merasa lega karena tak dituntut tanggung jawab atas anak itu. Sebaliknya Natan Nadira sangat terpukul oleh ucapan Natan. Teringat jelas bagaimana dulu Natan mengejar ngejar dia hingga dia memberikan segalanya.

"Nadira, aku menyukaimu" ucap Natan kali itu pada Nadira ditengah tengah lapangan yang disaksikan orang banyak. Wanita mana yang tak suka diperlakukan seperti itu. Saat itu ia merasa sangat istimewa. Hari harinya dikampus dulu mereka lewati bersama. Nadira dan Natan bak Romeo dan Juliet di cerita dongeng, semua orang mengatakan mereka adalah pasangan yang serasi. Yang satu adalah wanita cantik dengan segudang prestasi dan satunya adalah laki laki tampan yang aktif di bidang sosial dan aktivis kampus. Kelihaiannya saat menyapaikan orasi tak seorang mahasiswa bisa mengalahkan. Itu dulu, itu kemarin Natan yang memberikan sejuta kebahagiaan dan hari ini dia menorehkan luka, tak hanya luka tapi juga menghancurkan masa depannya sebagai wanita.