Sepulangnya Natan dari rumah Nadira, Nadira langsung masuk kekamar mengurung diri. Didalam kamar ia melempar segala yang ada didepan matanya. Vas bunga, buku-buku atas meja, menarik seprai dan memecahkan kaca rias miliknya.
Duarrr " suara kaca pecah terdengar sampai luar.
Karena mendengar suara pecahan kaca dari kamar Nadira mbok Inah segera naik keatas untuk melihat apa yang terjadi. Takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada Nadira.
"Tok tok.. non, non Nadira kenapa, buka non" panggil bi Inah sambil mengetuk pintu kamar Nadira namun tak ada jawaban dari Nadira
"Non buka non" ucap bi Inah makin khawatir
"Haduh gimana ini, aku harus menelpon nyonya, takut terjadi apa apa sama nona Nadira" ucap bi Inah sambil bergegas mengambil handphone miliknya.
Sesampainya didapur bi Inah langsung menelpon majikannya.
"Tuuut... Tuuttt" satu kali panggilan bi Inah tak terjawab. Ia mencoba menelpon majikannya sampai lima kali tapi tak ada hasil.
Mungkin nyonya sedang ada kerjaan dikantor sampai tak bisa mengangkat telpon. Mamah Nadira memang terkenal sangat profesional saat berkerja. Ketika ia ada dikantor ia jarang sekali memengang handphone jika tak ada kepentingan.
"Nyonya menjawab telpon, gimana ini saya khawatir terjadi sesuatu pada non Nadira dikamarnya" gumam bi Inah
***
Setelah melempar kaca sampai pecah Nadira berdiri didepan kaca tersebut, ia menatap wajahnya yang bengkak karena menangis dan rambut yang berantakan. "Segalanya jika sudah hancur tak akan pernah kembali semperti semula" ucap Nadira berbisik dengan tatapan tajam. Seperti Natan yang menghancurkan hidup Nadira.
Setelah itu ia merasa sangat penat ingin ia pergi kesuatu tempat yang bisa membuat ia tenang. Nadira memutuskan untuk pergi di Bar. Sampainya dibar Nadira melihat banyak orang berjoget bahagia bersama pasangannya. Tapi dia hanya datang sendiri. Kekasihnya yang dulu selalu menemaninya kini telah pergi bersama wanita lain. Kini Nadira sendiri dalam keramaian pun ia merasa sepi.
Nadira menenggak satu persatu gelas berisi Vodka. Ia mengganggap ini akan mengurangi beban hidupnya. Kini otaknya sudah terpengaruhi oleh alkohol.
"Sayang lagi ngapain disini, kok sendirian, boleh aku temani?" ucap seorang laki laki yang tak dikenal padanya
Nadira mendongakkan kepalanya pada laki laki itu. Laki laki yang terlihat tampan seperti Natan.
"Kamu siapa" ucap Nadira
" Aku akan menemanimu disini agar kau tak sendiri" ucap laki laki dengan tersenyum
"Apa kamu tak bersama perempuan lain" ucap Nadira sambil meminum vodka nya lagi
"Aku tak mau diduakan" ucap Nadira kembali sambil menahan kepalanya yang mulai berat. Ucapan Nadira mulai melantur karena terpengaruh oleh minuman beralkohol.
"Tidak sayang aku tak akan menduakanmu, aku akan bikin malammu menyenangkan bak tuan putri" ucap laki laki misterius itu
"Bolehkah aku minum Vodka lagi" ucap Nadira
"Boleh sayang, minumlah sepuasanya sampai kamu melayang. Hilangkan segala penat aku akan menemanimu" ucap laki laki itu.
Nadira hanya menuruti semua perintah laki laki itu. Ia terus menerus minum Vodka sambil menceritakan semua beban hidupnya. Sampai akhirnya Nadira tak sadarkan diri dan dibawa laki laki itu bersama kedua temannya disalah satu hotel.
***
[Tuan Arga wijayanto puteri anda dalam genggaman saya]
Ayah Nadira yang sedang di Amerika mendapatkan pesan singkat dari seseorang yang tak ia kenal dengan menyertakan foto putrinya yang sedang tidur dikamar hotel. Darah tuan Arga lamgsung mendidih melihat pesan tersebut.
[Siapa kamu, aku tak akan mengampunimu jika terjadi apa apa dengan putriku]
Tuan Arga membalas pesan tersebut dengan keadaan khawatir. Namun tak ada balasan lagi dari seorang misterius yang mengirimkan pesan padamya. Sebagai seorang pengusaha tuan Arga memang memiliki banyak musuh. Namun ia tak menyangka kalau putrinya yang tak tahu apa apa menjadi korbannya. Dalam keadaan khawatir tuan Arga menelpon seorang suruhannya untuk mencari putrinya itu.
"Tolong cari putriku, bawa ia pulang kerumah" ucap tuan Arga pada pesuruhnya.
Baik tuan aku akan membawa putrimu pulang" ucap laki laki diseberang telepon.
Setelah menelpon pesuruhnya tuan Arga menelpon mamah Nadira untuk memberitahukan jika putri mereka dalam bahaya.
"Hallo mah" ucap tuan Arga dari seberang
"Iya ayah ada apa " jawab mamah Nadira
"Nadira dimana mah" tanya tuan Arga untuk memastikan Nadira ada dirumah atau tidak. Dengan terburu buru mamah Nadira menghampiri kamar putrinya itu
"Tok tok sayang" ucap mamah Nadira dengan tenang namun tak ada jawaban dari kamarnya. Kedua kalinya ia memanggil kembali
"Tok tok sayang, kamu didalam " ucap mamah Nadira semakin khawatir dan penasaran namun tak ada jawabannya.
"Oh mungkin ia sedang tertidur hingga tak mendengar panggilanku" mamah Nadira bergumam.
Beberapa kali mengetuk pintu tak ada jawaban mamah Nadira berinisiatif untuk mengambil kunci serep kamar putrinya. Ia masih berfikir positif putrinya sedang tidur didalam karena ini tengah malam. Hari ini mamah Nadira begitu lelah berkerja sampai ia tak menyadari jika putrinya tak pulang hingga larut malam.
Setelah mendapatkan kunci serep kamar Nadira, mamahnya langsung masuk kekamar dan dikejutkan dengan keadaan kamar yang berantakan dan pecahan kaca yang berserahakan. Melihat keadaan kamar Nadira yang berantakan menandakan Nadira sedang tak baik baik saja. " Namun kemana perginya Nadira, apa iya diculik oleh seseorang?" Ucap mamah Nadira dalam hati
Mamah Nadira mencoba bertanya pada bi Inah yang masih istirahat didalam kamar.
"Tok.. tok.. bi Inah , bi inaaa bangun bi " mamah Nadira mencoba memanggil dan membangunkan bi Inah yang sedang tidur
"Iya nyonya ada apa" jawab bi Inah
"Bi Inah tadi melihat Nadira pergi bi, atau Nadira berpamitan mau pergi kemana sama bi Inah" tanya mamah Nadira sama bi Inah
"Haduh nyonya, maaf saya tadi lupa mau bilang sama nyonya kalau nona Nadira ngamuk dikamarnya" ucap bi Inah ketakutan
"Ngamuk gimana bi" tanya mamah Nadira dengan serius
"Iya, nona Nadira memecahkan kaca dari kamarnya, bi Inah dengar dari bawah nyonya, karena bi Inah khawatir tadi siang bi Inah coba menelpon nyonya, tapi sampai tiga kali panggilan tak terjawab oleh nyonya. Setelah kaca pecah itu nona Nadira sudah dandan cantik dan pergi keluar, ta tapi nyonya non Nadira tak berkata apa apa, atau pamitan mau pergi kemana ia diam aja nyonya. Bi Inah pikir non Nadira baik baik saja dan karena bi Inah kelelahan bi Inah ketiduran sampai lupa mau cerita pada nyonya" papar bi Inah yang mulai khawatir juga
"Baiklah bi tak apa" jawab mamah Nadira singkat
"Bi Inah tolong jangan kamu ceritakan ini pada tuan, besok pagi sebelum tuan datang bereskan kamar Nadira, dan ganti kacanya yang baru" ucap mamah Nadira kembali
Setelah mendengar penjelasan dari bi Inah, mamah Nadira menelpon kembali suaminya yang sejak tadi sudah menunggu kabar dari rumah. Namun, ia mengurungkan niatnya untuk menceritakan semua pada suaminya, takut suaminya curiga kenapa Nadira bisa mengamuk dirumah, sampai kamar nya berantakan dan memecahkan kaca.